Keannu 3 - Gusar

4.3K 359 27
                                    

Keannu menghembuskan napasnya dengan berat. Apa yang baru saja dia lakukan mengakibatkan denyutan nyeri di dadanya. Dia baru saja mengabaikan malaikatnya. Ya lord! Demi apapun di dunia! Semua penghuni surga dan neraka tahu betapa, Keannu tidak ingin melakukannya. Keannu terpaksa. Dia mengepalkan jemarinya saat dia mengabaikan gadis yang dia sayangi itu.

Keannu bersandar pada dinding terdekat sesaat setelah dia melewati gadis yang disayangi itu. Keannu memejamkan matanya erat. Bahkan matanya sudah mulai memanas.

'Maafkan aku, princess. Aku terpaksa,'

Keannu beranjak dan segera memasuki kelasnya. Dia mengikuti ujian dengan lancar dan tenang. Seusai ujian, Keannu pergi ke atap sekolah. Tempat favoritnya untuk melihat dan menatapi, gadis kesayangannya itu.

Keannu melihat gadis itu nampak murung. Wajahnya tidak seceria biasanya. Bibir yang selalu tersenyum itu kini tengah membentuk garis melengkung ke bawah. Keannu meremas kemeja seragamnya.

"Jangan Alesha! Jangan memasang wajah itu!" Ujarnya.

Keannu memejamkan matanya membiarkan setetes airmatanya jatuh.

"Maafkan aku, Alesha. Maaf tapi, jangan membenciku! Aku mohon. Jangan membenciku!"

Badan Keannu merosot turun. Dia berjongkok dan menangis disana. Rasanya sangat menyakitkan. Berada di dekat orang yang kau sukai namun kau harus menjaga jarak dengannya dan menjadi penyebab dia berwajah sedih.

"Maafkan aku..."

..........

"Kak, boleh bicara sebentar?" Lagi, Alesha menyapanya.

Keannu kembali mengepalkan tangannya dan beranjak dari kantin. Atap sekolah menjadi tempat favoritnya belakangan ini. Dia duduk di balik pintu. Kepalanya menengadah ke atas. Dia memejamkan matanya dan airmatanya mengalir dari sudut matanya.

"Maafkan aku. Aku membuatmu mengeluarkan ekspresi itu. Aku minta maaf,"

Keannu menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit. Dia bahkan memukul dadanya sendiri dengan kencang. Sakit dari pukulannya tidak lah bisa menghilangkan rasa sakit dari denyutan di rongga dadanya.

"Aaarrrrgggh!" Teriak Keannu.

Dia benar-benar menyesali kedatangannya ke Jakarta. Dia tidak seharusnya memilih Jakarta sebagai tempatnya menetap. Dia menyesal sudah menaruh hati pada Alesha. Dia menyesal membuat gadis itu berada dalam incaran kakeknya.

"Seharusnya aku tidak melibatkanmu, maafkan aku..." gumam Keannu.

Beruntungnya dia, dia hanya mengikuti ujian akhir saja. Setelah selesai ujian, dia dan teman-temannya dibebaskan untuk pulang atau tetap di sekolah. Keannu menghabiskan setengah hari di atas atap. Dia menunggu saat Alesha akan pulang.

"Jangan berwajah seperti itu, princess! Aku bukan orang yang pantas kamu sedihkan," gumamnya saat lagi-lagi melihat wajah murung Alesha dari atas atap sekolahnya.

Kening Keannu berkerut saat dia melihat seseorang keluar dari mobil yang menjemput Alesha. Sosok pria berbadan tegap dan tinggi itu tersenyum pada Alesha dan berhasil membawa senyum bagi gadis itu.

"Siapa dia?"

Keannu mengepalkan tangannya saat Alesha memeluk pria itu. Alesha bahkan membiarkan dirinya digendongnya oleh pria itu ke dalam mobilnya.

"Sepertinya aku pernah melihatnya," gumam Keannu.

Mata Keannu melebar saat tatapan tajam dari pria yang menjemput Alesha itu terarah ke arahnya. Tidak ada yang pernah menyadari keberadaannya tapi, pria itu tahu Keannu ada di atas. Dia menatap tajam ke atas atap sekolah.

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang