Prom Nite

4.4K 344 6
                                    

Dijodohkan. Satu kata yang berhasil membuat seorang Alesha berubah derastis. Semua orang menyadari Alesha berubah akan tetapi, mereka tidak tahu apa penyebab Alesha berubah.

"Sha,"

"Hm?"

"Ada yang mau ketemu sama lo,"

Alesha menoleh ke arah yang ditunjuk oleh ketua kelasnya. Dia menghela kecil saat tahu orang itu adalah wakil ketua osis. Alesha menghampiri orang itu.

"Kenapa kak?" Tanya Alesha langsung.

"Umm... ada rapat nanti pulang. Sekalian mendengarkan pendapat dari kakak kelas soal acara prom,"

"Oh,"

Alesha menatap pria di depannya dengan tatapan datarnya.

"Ada lagi?"

"Hah? Ng-nggak,"

"Kenapa nggak balik ke kelas?"

Pria itu meneguk ludahnya. Alesha benar-benar berubah. Sebelumnya dia dan pria di angkatannya melihat Alesha sebagai perempuan lembut dan ramah pada siapa pun. Tapi, dalam semalam semua berubah. Bahkan saat anak itu masuk dalam anggota pengurus prom nite dulu, Alesha sangat ramah pada siapapun. Tapi, saat ini Alesha begitu dingin dan tertutup.

Alesha berbalik. Dia duduk di mejanya. Membaca buku pelajaran menjadi kegiatannya selama di sekolah. Dia jarang berbincang. Sudah seminggu Alesha terus begitu. Saat bell pulang berbunyi, Alesha berjalan beriringan dengan Naira dan Yuki ke ruang aula. Rapatnya memang ada di ruang osis.

"Permisi," ujar Naira.

Mereka bertiga masuk dan Alesha langsung duduk di seberang Keannu. Yuki memilih kursi di sebelah Keannu.

"Jadi, begini... katanya, kakak membawa permintaan dan saran dari kakak kelas?" Tanya ketua osis.

Keannu mengangguk. Dia mengeluarkan kertas-kertas di tasnya dan meletakannya di meja. Dia tersenyum kecil saat melihat tangan Yuki mengambil itu. Alesha hanya menatap dengan datar. Seperti tidak lagi memiliki perasaan apapun. Saat Yuki menyerahkan itu padanya Alesha menerimanya dan membaca semuanya.

"Kita hanya bisa menggunakan dan mengabulkan tiga buah saja permintaan dari kakak-kakak kelas. Tolong sampaikan pada mereka," ujar Alesha.

"Apa saja?"

Alesha menatap lurus ke arah Keannu. Dia berdiri dan menyodorkan sebuah kertas dengan tulisan tangannya ke arah Keannu.

"Hanya itu saja. Yang lain tidak bisa diterima,"

"Oh. Okey,"

Baru Keannu mau berujar, Alesha sudah mengambil tas miliknya dan berdiri.

"Tugas saya sudah selesai. Saya duluan,"

Alesha langsung beranjak tanpa mendegar jawaban mereka semua.

"Alesha, nanti sisanya saya kabari melalui Whatsapp," ujar ketua osis.

"Tidak usah. Nanti saya tanya Naira saja,"

Naira hanya mengangguk. Dia paham jelas alasan Alesha berubah. Alesha sudah bercerita padanya. Semuanya. Naira hanya bisa menatap sendu ke arah Alesha. Sahabat satu-satunya yang dia miliki benar-benar menutup semua perasaannya. Penyebabnya adalah orang di seberangnya saat ini dan juga orang yang datang untuk menjodohkan Alesha.

Alesha memang bercerita kalau orang tua yang datang itu memaksa ayahnya agar Alesha menerima lamaran orang itu. Dengan sangat terpaksa Alesha menerimanya. Meski ayahnya mengatakan tidak tapi, mereka mengatakan akan melukai sang ayah jika Alesha menolak. Maka dari itu, Alesha menerimanya.

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang