Somewhere at Osaka, Japan,
"Kau harus melakukan itu!"
"Aku tidak mau!"
Suara yang sama-sama saling berteriak itu membuat semua orang di dalam mansion terdiam takut dan khawatir. Penyebabnya adalah pasangan kakek dan cucu yang sedang beradu argumen yang entah sudah berapa kali terjadi.
"Keannu!"
"Terserah grandpa! Aku tetap tidak mau melakukannya!"
Pemuda itu memilih berbalik dan menyudahi perdebatan mereka. Dia malas meladeni keinginan kakeknya dan juga malas menjadi bahan tontonan seisi mansion yang tidak hanya kakek, nenek, ayah, ibu, dan adik-adiknya. Tapi, juga paman-kakek, bibi-nenek, paman, bibi, dan sepupu-sepupunya.
Brak!
"Kean!"
Suara berat lainnya memanggil pemuda itu dengan terkejut. Pria itu berlari menghampiri sang pemuda dengan cepat.
"Dad! Apa yang kau sudah gila?!" Bentak orang itu.
Tanpa mendengar ucapan ayahnya, dia menggendong pemuda itu menuju ke kamarnya.
"Kean, bangun nak," gumam pria itu.
Dia adalah Nickolash Russelldy. Pengusaha property yang cukup terkenal di Jepang. Dia memang tidak berdarah jepang asli. Dia memiliki keturunan inggris dalam silsilah keluarganya. Keluarganya? Mengingat kata itu membuat Nickolash tersenyum miris. Mansion itu tidak lagi seperti dulu. Dulu mansion itu diisi dengan kehangatan dan juga ketenangan. Kini, mansion itu selalu penuh dengan keributan yang berasal dari ayahnya, Daniel Russelldy dan putranya, Katsuoka Keannu Russelldy.
Nick mengambil kotak obat di kamar anak itu. Dia mengobati memar di kening putranya. Entah sudah berapa kali, putranya terhantam ke dinding oleh Daniel.
"Kean," panggil Nick menggumam.
Keannu adalah anak laki-laki pertama di keluarga Russelldy. Jelas saja, sang kakek menginginkan Keannu untuk meneruskan pekerjaan keluarganya. Keannu menolak. Dia tidak mau melakukan pekerjaan itu. Nick tahu alasan putranya enggan melakukan hal itu. Dia juga paham dengan pemikiran putranya. Akan tetapi, sang kakek berkeras diri dan menginginkan Keannu ikut andil. Daniel tidak mau adik-adik Keannu mengikuti Keannu dan menolak pekerjaan itu. Itulah yang selalu menjadi penyebab awal argumen itu.
"Hhh! Kean, menurutlah sedikit pada kakekmu itu. Kenapa kamu senang sekali membuat aku dan ibumu khawatir dan takut?" Gumam Nick.
...................
"Jadi bagaimana? Kau sudah berubah pikiran?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Daniel.
Semua orang di ruang keluarga itu tahu, perkataan itu akan menjadi pembuka dari adu argumen berikutnya. Mereka ingin menghentikannya. Akan tetapi, mereka tahu bagaimana kerasnya Daniel.
"Kenapa diam?" Tanya Daniel.
Keannu hanya menatap ke arah kakeknya dengan tatapan datarnya. Sungguh! Kepalanya masih pusing setelah sang kakek memukulnya dan menyebabkan kepalanya mencium dinding di sebelahnya tadi siang. Dan kini, kakeknya sudah mulai mengajaknya berdebat lagi.
Keannu berdiri. Dia memilih mencium pipi ibu, nenek dan adik kecilnya.
"Aku ke kamar dulu. Selamat malam," ujarnya.
Bukan Daniel namanya kalau dia berhenti. Daniel menahan tangan Keannu dan memaksa anak itu berhenti.
"Grandpa, bisakah untuk sekali ini saja. Berhenti mengajukan pertanyaan itu? Kepalaku masih sakit, grandpa," pinta Keannu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #4] KeaSha
RomanceSequel ke 4 dari From Me To You Mengejar cinta sampai mendapatkannya. Gila? Ya. Bagi kalian hal itu pasti gila. Siapa sangka? Gadis yang selalu menjadi tuan putri di rumahnya harus rela menahan cibiran dan hinaan sebagai akibat dari usahanya mengeja...