Kakak Disini

6K 365 27
                                    

"Sha, jangan bercanda lagi! Ayo makan!"

Keannu menggenggam lembut pergelangan tangan Alesha sambil menarik gadis itu untuk duduk di sebelahnya. Saat ini mereka sedang ada di kantin kampus dan sedang menghabiskan waktu kosong bersama.

"Jadi, bagaimana kemarin? Papi bilang apa?"

Keannu membersihkan sudut bibir Alesha dengan tisu di tangannya. Dia tersenyum kecil. Benar, dia memang baru menemui Alvaro kemarin. Dia menjelaskan semua seluk beluk perkara dan untungnya, Alvaro lebih pengertian. Alvaro hampir sama dengan Arsen.

"Hn... jadi, calon mertua Alesha itu orangtua kamu, begitu?"

"Iya, om,"

"Ya, kalau begitu mah. Terserah bagaimana baiknya saja. Saya tidak mau mengambil keputusan terlalu banyak. Intinya, asal Alesha suka dan mau ya sudah,"

Keannu kembali tersenyum dan itu membuat Alesha seram sendiri. Dia takut kekasihnya ini berubah jadi gila atau lebih parah lagi "terserempet" mahkluk halus.

"Kak..." Alesha memanggil Keannu.

Tidak ada respon dan akhirnya Alesha mengguncangkan bahu Keannu dengan kuat.

"Kenapa?" Tanya Keannu.

"Kakak tuh yang kenapa! Tiba-tiba senyam-senyum sendiri. Aku takut kakak kesambet mahkluk halus!"

Keannu terbahak. Dia tidak menyangka kekasihnya akan selucu ini. Keannu mengusap punggung tangan Alesha dan terkekeh kecil.

"Aku sehat. Jasmani dan rohani. Hanya sedang mengingat percakapan dengan papi saja,"

"Apa tadi?"

"Apanya?"

"Kakak manggil papi apa?"

"Papi,"

"Sejak kapan?"

"Sejak papi kamu yang mengizinkan,"

Mulut Alesha terngaga. Dia terlalu terkejut. Sampai kedatangan Natasha dan Maura membuatnya merapatkan mulutnya.

"Hai calon kakak ipar," sapa Keannu pada Natasha.

"Dasar!" Natasha menggerutu.

Keannu sendiri hanya terkekeh. Dia membiarkan Alesha menghabiskan makan siangnya.

"Apa mereka masih mengganggumu?" Tanya Keannu.

"Mereka? Siapa?"

Keannu jadi gemas sendiri. Masa Alesha bisa lupa siapa pelaku pembully-nya?

"Orang yang membully-mu, sayang. Siapa lagi?"

"Oh, entahlah. Mereka... lihat saja itu!"

Keannu menatap ke arah yang ditunjuk Alesha. Memang gerombolan perempuan itu sedang berbisik-bisik. Entah apa lagi yang akan mereka rencanakan. Keannu menghela kecil dan memilih kembali menatap Alesha yang sudah kembali sibuk dengan makanannya.

"Oh iya," Alesha tiba-tiba berujar.

"Kenapa?"

"Kenapa Sha?"

Jawaban dari Maura dan Natasha yang hampir berbarengan itu membuat Alesha tersenyum.

"Aku ada tugas. Susah banget, siapa yang mau bantuin aku kerjain?" Tanya Alesha.

Natasha langsung angkat tangan. Jujur saja, untuk mengurus tugasnya saja dia mulai kewalahan.

"Tugasku juga banyak. Belum lagi kerja di kantor kakakmu itu,"

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang