"Alesha!" Panggilan itu membangunkannya dari tidur cantiknya.
Alesha membuka matanya, bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah pintu. Dia membuka pintu dengan mata masih setengah terpejam.
"Ya, pi?"
"Bangun sayang. Ini sudah jam 6 kamu harus berangkat ke sekolah, kan?"
Alesha mengangguk. Dia tersenyum saat merasakan tangan ayahnya mengusap puncak kepalanya dengan sayang. Alesha segera bersiap. Membersihkan badannya, memakai seragam dan menata rambutnya. Tentu saja dia tidak lupa merapikan tempat tidurnya sendiri. Setelah semua selesai, Alesha turun ke bawah dengan tas sekolah di bahunya.
"Pagi papi, kakak,"
"Pagi, sayang,"
"Pagi juga,"
"Pagi,"
Alesha memakan sarapannya dengan tenang. Selesai memakan sarapannya Alesha segera bersiap.
"Papi, Alesha berangkat,"
"Tidak bareng papi saja?"
"Tidak usah deh..." ujar Alesha sambil mencium pipi ayahnya.
Lalu, Alesha menghampiri sosok yang menurutnya sangat mirip dengan sang ayah hanya versi lebih muda. Kakaknya.
"Kak Arsen, Alesha berangkat dulu, ya,"
"Hati-hati di jalan. Kalau dia mengebut, beritahu kakak. Biar kakak jitak nanti kepalanya,"
Alesha tertawa. Dia mencium pipi kakak termudanya. Lalu, beralih pada orang yang memiliki paras serupa dengan kakaknya tadi. Kakak keduanya.
"Kak, ayo berangkat. Nanti Alesha telat,"
Pria itu tersenyum dan mengangguk. Dia berdiri dan merapikan jasnya.
"Pi, Arsen aku berangkat duluan," pamit pria itu.
"Hati-hati di jalan Arman," ujar sang ayah.
"Nanti siang aku ke kantor kakak ya," ujar Arsen.
Alesha dan kakak keduanya berjalan dengan santai menuju ke pintu utama rumah mereka. Dia mengerutkan keningnya saat sang kakak mengulurkan tangannya.
"Apaan?" Tanya Alesha.
Kakaknya justru hanya diam dan mengambil tas milik Alesha. Alesha langsung tersenyum dan mengalungkan tangannya di lengan sang kakak.
"Jadi, bagaimana masa orientasinya kemarin?" Tanya sang kakak saat mobil milik kakaknya itu audah melaju membelah jalanan ibu kota.
"Ya begitulah. Kemarin itu Alesha sempat jatuh. Lalu, terkilir. Pas juga hari itu kak Arsen pulang. Jadi, sisanya kakak tahu sendiri," ujar Alesha.
Sang kakak hanya mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap puncak kepalanya dengan sayang.
"Kalau kak Ardan tahu, bisa-bisa dia datang ke sekolahmu,"
"Sayangnya, kak Ardan sedang tidak ada disini, kak. Karena salah kita,"
Sang kakak menghela kecil membenarkan ucapan adik bungsunya.
"Kak Arman apa kabar?"
"Baik,"
"Ish!"
"Kenapa?"
"Singkat banget jawabnya! Alesha bingung jadinya,"
Alesha melihat sang kakak terbahak keras dan itu membuatnya ikut tersenyum. Alesha tahu watak kakak-kakaknya. Tidak sulit baginya melihat perbedaan mereka. Oh, sekedar informasi saja, Alesha memiliki tiga kakak laki-laki dan mereka bertiga adalah kembar identik. Meski demikian, Alesha bisa melihat perbedaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #4] KeaSha
RomanceSequel ke 4 dari From Me To You Mengejar cinta sampai mendapatkannya. Gila? Ya. Bagi kalian hal itu pasti gila. Siapa sangka? Gadis yang selalu menjadi tuan putri di rumahnya harus rela menahan cibiran dan hinaan sebagai akibat dari usahanya mengeja...