Dijodohkan?

4.5K 362 26
                                    

Alesha membalik badannya dengan cepat. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan kedua orang yang sedang dia hindari. Keannu dan Yuki. Alesha memilih berjalan menjauh.

"Ah!" Suara Yuki yang nampak terkejut membuat Keannu terkejut juga.

"Doushite? (Kenapa?)"

"Ano... ano hito wa soko desu (itu... dia di sana),"

"Kinishinaide! (jangan hiraukan dia!)"

Yuki mengangguk. Dia kembali melanjutkan perbincangan dengan Keannu.

"Watashi wa roujin ga kita to kiita, (aku dengar lelaki tua itu datang,)"

"Oujisan? (Kakek?)"

Yuki mengangguk. Keannu mendecak kesal. Dia baru mau berujar jika saja, bell sekolah tidak berbunyi.

"Mata ne, (sampai jumpa,)" ujar Keannu sambil mengecup puncak kepala Yuki.

Beberapa siswa melihat itu. Mereka yakin, Keannu memiliki hubungan dengan Yuki. Sementara Alesha, mereka sudah menyusun rencana untuk membully-nya.

"Alesha?" Panggil Yuki saat melihat Alesha baru duduk di kursinya.

"Hai,"

Alesha tersenyum saat Yuki tersenyum padanya. Dari jarak sedekat itu Yuki bisa melihat mata Alesha yang bengkak. Juga kulit anak itu yang agak pucat.

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa,"

"Yakin?"

Alesha mengangguk. Saat jam pelajaran dimulai Alesha terfokus pada pelajaran. Begitu dia menemukan jam kosong, dia mengobrol singkat dengan Yuki dan memilih mengerjakan tugas yang ditinggalkan oleh sang guru untuk mereka.

"Jadi?" Pertanyaan dari Naira membuat Alesha menghela.

"Mereka datang lagi. Tadi malam,"

"Lalu?"

"Mereka mengatakan hal yang sama lagi. Tentang putranya dan tentang aku yang katanya cocok menjadi menantu mereka,"

"Ayahmu?"

"Papi sudah menolak. Tapi, mereka terus saja memaksa. Aku tidak tahu harus berbuat apa,"

"Alesha..."

Alesha menghela berat. Dua menundukkan kepalanya dan menulis lagi tugasnya.

"Mungkin..." ujar Alesha membuat Naira menoleh.

"Mungkin lebih baik aku setuju saja,"

"Alesha!" Naira memanggil sahabatnya itu dengan suara yang lumayan.

"Dengar. 'Dia' tidak mungkin lagi aku gapai. Terlebih setelah ini dia akan lulus. Tidak ada harapan lagi,"

"Alesha, jangan bicara begitu!"

"Tapi, itu kenyataannya. Mungkin kalau ada sosok baru di sebelahku, aku biaa melupakan dia?"

"Kamu yakin ingin melupakan dia?"

"Meski aku tidak ingin, aku harus melakukannya, kan?"

Naira terdiam.

"Dia sudah punya orang yang dia sayangi. Apa kamu tidak lihat setiap hari mereka selalu menunjukkan kemesraan di depan kita?"

"Tapi,"

"Mereka cocok bersama. Aku tidak mau sampai perasaanku ini ketahuan oleh-nya dan mereka bertengkar nantinya. Jadi, aku rasa aku mengalah saja,"

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang