Prolog (Ch. 0)

382 37 10
                                    

⚜️ JIYEON⚜️


Aku memiliki satu jantung bagi setiap tahun aku hidup. Hingga saat ini, ada tujuh belas jantung tersembunyi dalam pasir dikamarku.

Jantung adalah kekuatan. Dan kekuatan merupakan hal yang paling didambakan bangsaku selain lautan.

Dan kami bangsa siren merayu dan membunuh untuk mendapatkan itu.

Terkadang aku selalu memeriksa jantung-jantung itu, sekadar memastikan mereka masih ada disana.

Aku telah mendengar banyak hal: cerita tentang jantung hilang dan para perempuan terpancung harpun didasar lautan sebagai hukuman atas pengkhianatan.

Mereka dibiarkan menderita hingga darah menjadi garam dan mereka larut menjadi buih laut. Mereka adalah para perempuan yang mengambil simpanan dari kerabatnya.


🧜👑

Rambutku tergerai menuruni punggung, campuran warna ungu dan abu terang bagai rembulan seperti mata kiri ku, dan hanya kiri.

Sebab mata kanan setiap siren sewarna laut tempat kami dilahirkan. Untukku, itu berarti lautan Diavolos, dengan air sewarna biru sapphire. Dan dalam lautan itulah berdiri kerajaan laut Keto, yang diambil dari nama dewi kita, keto.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa siren itu cantik, tapi keturunan Keto merupakan kerabat kerajaan yang memiliki kejelitaan tersendiri.

Keanggunan yang ditempa dalam air laut dan keningratan. Kami memiliki bulu mata lentik dan bibir semerah darah pelaut. Heran juga kami bahkan membutuhkan lagu untuk mencuri hati.

"Mana yang mau kau ambil, sepupu?" tanya Jieun dalam bahasa Psariin.
*Bahasa penduduk laut

Dia duduk dibatu sampingku dan memandangi kapal di kejauhan. Sisiknya hijau gelap dan memiliki panjang rambut biru mint sedada, yang ditutupi jalinan rumput laut jingga.

"Kau konyol," kataku kepadanya. "Kau sudah tahu kan yang mana."

Kapal itu berlayar pelan mengarungi perairan tenang Adékaros, salah satu dari banyak kerajaan manusia yang aku bersumpah akan menyingkirkan pangerannya.

"Sayang sekali," ujar Jieun. "Waktu ku intai, dia terlihat mirip malaikat. Wajahnya cantik sekali."

"Jantungnya pasti lebih cantik." sahutku membalas

Jieun merekahkan senyum liar. "Sudah lama sekali sejak pembunuhan terakhirmu, Jiyeon"

Jieun tak berhenti menggoda. "Kau yakin masih mahir?"

"Setahun tidak bisa dibilang lama sekali." balasku dan jieun hanya tersenyum miring sambil menaikan sebelah alisnya

Aku mendesah. "Kalau begitu, katakan siapa mereka, supaya aku bisa membunuh mereka dan mengakhiri obrolan ini."

Cengiran Jieun nakal. Jenis yang dia tunjukkan hanya pada momen ketika aku paling menakutkan, sebab itulah sifat yang seharusnya paling bernilai bagi para siren.

Kekejian kami dihargai. Persahabatan dan kekeluargaan diajarkan sebagai hal asing seperti daratan. Kesetiaan hanya ditujukan bagi Ratu Laut.

Sang Kutukan Pangeran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang