Ch. 37

75 25 20
                                    

⚔️ SEHUN ⚔️


Setelah diantarkan ke kamar para tamu dan diberikan cukup makanan, aku dikawal menuju Balairung.

Atas permintaan Raja Yunho, aku sendirian, tapi ada tujuh pengawal yang berjalan dibelakangku, sementara pelayan istana menunjukkan jalan.

Akhirnya aku tiba didepan pintu yang lumayan megah.

Pintu itu terbuka dengan dramatis. Menampakkan lima bersaudara keluarga Pagos, mereka mengamatiku dari singgasana mereka.

Tak butuh lama, perbincangan pun dimulai. Kami berbicara cukup intens.

"Adikku memberikanmu sebuah peta yang berharga bagi kerajaan kami. Kuharap kita juga mendapat sesuatu yang nilainya setara" ucap Pangeran Donghae

"Tentu saja kalian akan mendapatkannya" jawabku, lalu mengeluarkan sebuah kalung dari saku

Aku membiarkan liontinnya menggantung di udara, untaian biru indah yang menari-nari dari kalungnya. Dan masih ada bercak darah Jiyeon disana.

Tangan Raja Yunho mengepal erat dikursi singgasananya.

"Sungguh benda luar biasa yang kau tunjukan pada kami dengan begitu santai" katanya, "Dimana kau menemukannya?"

"Dileher seseorang yang terkenal dengan keahlian mencurinya"

"Dante" geram Raja Yunho, "Xaprar, gerombolan pencuri terkutuknya. Seharusnya aku sudah tau apapun yang hilang pasti bisa sampai ke tangannya"

"Sekarang bukan ditangannya" ujarku, menggenggam kalung itu, "Tapi ditanganku"

Pangeran Lay memajukan tubuhnya sambil menggeram, "Kau sebaiknya menyerahkan itu"

"Tenang, Dik" ujar Raja, "Aku yakin memang itu rencananya"

"Tentu saja" sahutku, "Setelah tawaran yang tepat diajukan"

Raja Yunho bangkit, "Kau ingin izin masuk ke gunung kami supaya bisa menemukan Kristal Keto" ucapnya, "Kemudian apa?"

"Kemudian aku akan mengembalikan kalung berharga ini pada kalian setelah aku selesai menggunakannya, kristalnya juga." ucapku

"Bukankah, ini kesempatan bagus bagi Pagos untuk membuat sejarah, sebagai kerajaan yang membantu dalam menghancurkan siren selamanya"

"Keluarga kalian akan diingat sebagai legenda" hasutku

"Legenda?" Tawa tajam Raja mengiris udara, "Apa yang menghalangiku untuk mengambilnya darimu sekarang juga?"

"Begitu Kristal Keto dibebaskan, Ratu Laut akan tahu" kataku padanya, "Dan kau hebat dalam banyak hal, Yang Mulia, tapi membunuh siren bukan salah satunya. Kalau Ratu mati, itu harus ditanganku."

"Izinkan aku mendaki gunung dan bersama kita bisa menciptakan sejarah" bujukku

"Ini perjalanan berbahaya" kata Raja, "Bahkan dengan rute sakral kami"

"Apa kata ayahmu nanti kalau aku membahayakan putranya bahkan putrinya? Meskipun itu demi sesuatu semulia menyelamatkan dunia"

"Lagi pula" Raja mengangguk ke adiknya, "Setelah berpergian jauh selama bertahun-tahun, heeyeon akhirnya pulang. Aku jadi penasaran apa dia melakukannya hanya karena dia meyakini misimu?"

Heeyeon tersenyum samar, "Tentu saja, tidak"

"Aku datang karena ingin menjadi orang pertama yang melihatnya. Aku ingin hadir ketika Kristal Keto akhirnya ditemukan" ucap heeyeon pada sang kakak

Rahangku menegang, dan aku menggertakan gigi, memikirkan bahwa seorang putri pembunuh mengikutiku mendaki Gunung Awan

"Menurutku itu tidak aman" kataku, "Seperti kata Raja tadi, itu perjalanan berbahaya"

Sang Kutukan Pangeran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang