Ch. 9

83 22 7
                                    

⚜️ JIYEON ⚜️


Aku melakukan kesalahan. Diawali dengan seorang pangeran, seperti dalam kebanyakan cerita. Setelah merasakan detak jantungnya dibawah jemariku, aku tak bisa melupakannya.

Maka aku mengawasi dari laut, menunggunya muncul kembali. Tapi sudah berhari-hari dia tak terlihat, dan begitu muncul, dia tak pernah mendekati lautan tanpa selegiun pengawal disisinya.

Terkadang, dia ditemani dengan awak kapalnya. Mereka mengikuti Pangeran kemanapun, bergerak saat dia bergerak, diam dan penuh perhatian setiap dia berbicara. Jenis kesetiaan yang tak bisa dibeli.

Mereka bahkan rela terjun ke laut menyusulnya dan mengorbankan nyawa untuk dia, pikirku

Maka, bukannya menyerang, aku malah memperhatikan dan mendengarkan mereka.

Mereka membicarakan cerita-cerita, tentang kristal yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia. Mata kedua Keto, legenda yang diburu ibuku sejak dia berkuasa.

Para manusia itu berbicara mengenai perjalanan menuju kerajaan es untuk mencarinya, dan aku tahu itulah peluang terbaikku.

Aku hanya perlu membututi mereka ke laut salju, perairan yang terlalu dingin bagi manusia mana pun untuk bertahan hidup, tapi tidak bagi siren.

Aku memiliki rencana. Tetapi kesalahanku adalah berpikir ibuku tidak punya.

Sementara aku mengawasi sang Pangeran. Ratu laut mengawasiku. Dan ketika aku meninggalkan dermaga Midas untuk mencari makanan, ibuku mengumumkan kehadirannya.

Bau pemagisan menguar tajam. Sederetan tubuh hiu dan gurita berserakan di air, yang merupakan jejak untuk ku ikuti. Aku berenang menembus bangkai binatang.

"Aku heran kau datang" komentar Ratu Laut

Ibuku tampak anggun, melayang ditengah lingkaran karkas. Sisa-sisa bangkai menetes-netes dari simbol dikulitnya, dan tentakel berayun mematikan di sisi tubuhnya.

Rahangku menegang "Aku bisa menjelaskan"

"Aku yakin kau punya banyak penjelasan dalam kepala kecil manismu" sahut Ratu, "Tentu saja, aku tidak tertarik mendengarnya"

"Ibu" tanganku mengepal, "Aku meninggalkan kerajaan karena satu alasan"

Bayangan sang pangeran emas melintasi benakku. Seandainya aku tak ragu-ragu dipantai dan tak terlalu sibuk menghirup aroma manis kulitnya.

Aku hanya perlu mempersembahkan jantungnya, dan Ratu Laut akan memberiku pengampunan.

"Kau menyelamatkan manusia" Suaranya sesenyap malam

Aku menggeleng, "Itu tidak benar"

Tentakel Ratu menghantam dasar lautan, dan gelombang besar pasir menerpaku, menjatuhkanku. Aku menahan batuk saat pasir masuk ke tenggorokan.

"Kau menghinaku dengan kebohonganmu" dia meradang, "Kau menyelamatkan manusia dan bukan sekadar manusia, tapi yang akan membunuh kita. Apa itu karena kau hidup untuk menentangku?" tanyanya

Dan kemudian, dia menampilkan seringai jijik, "Atau mungkin kau sudah melemah. Gadis kecil konyol, terpikat oleh seorang pangeran. Katakan, apa senyumnya yang memikatmu? Apa itu menghidupkan kembali jantungmu dan membuat mu mencintainya?"

Sang Kutukan Pangeran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang