⚜️JIYEON⚜️
Aku menunggu kematian itu datang.
Ada kemungkinan ketika aku mati, aku akan kembali ke wujud sirenku.
Jasad Kutukan Pangeran yang perkasa terperangkap dalam kapal bajak laut.
Mungkin, kapal yang tenggelam.
Mungkin juga, ditempat tak ada seorang pun yang bisa menemukanku.
Atau bisa jadi, aku sudah larut menjadi lautan itu sendiri, tanpa meninggalkan apa-apa.
Ibuku bahkan akan berlagak berduka atas kepergian ahli waris takhtanya.
Aku merasa agak terlalu mengasihani diri sendiri saat xu dante menghambur masuk lewat pintu.
Matanya mengamati kabin dingin dan kosong itu, kemudian dia menarik papan dari sebuah rak dinding.
Lalu paku berkaratnya terlepas oleh sentakan itu.
Celananya bernoda merah ditempat pisau sehun tadi menghunjam.
Dari robekannya, aku bisa melihat benang hitam tebal silang-menyilang untuk menyatukan kulitnya kembali.
Pekerjaan yang diburu-buru, tapi kelihatannya berhasil. Sehun pasti tidak mengenai pembuluh arterinya.
Buku-buku jari dante berwana merah akibat lecet dan tergores.
Ketika dia berderap melintasi ruangan, langkahnya pincang.
Dia melihat pada tiang yang patah, tempat sehun sebelumnya berada, lalu menggeram, dan menendang serpihan kayu.
Aku mencoba tak berjengit saat serpihan itu tersapu ke arahku
"Dimana dia?!" bentak dante
Aku menyilangkan kaki dan menurunkan bahu tak peduli, "Kau harus lebih spesifik lagi"
Dalam dua langkah, dante menyebrangi ruangan dan melingkarkan tangan kasarnya di leherku.
Dia menarikku berdiri dan menggeram.
"Katakan kepadaku dimana dia" desis dante, "Atau akan kupatahkan leher kecil cantikmu ini"
Bobot tangannya di leherku mengingatkanku pada cekikan ibuku.
Aku ingin batuk dan menyembur, tapi sepertinya tak ada cukup udara.
Ada kemurkaan tak terkendali di nadiku, mendorong dan menarik organ dalamku sehingga yang tersisa hanya kebencian mendalam.
Aku balas menyeringai, "Kau kelihatan gusar" kataku
Dante melepas tangan dari leherku, "Mereka mencabik-cabik kapalku!"
Dia meradang, "Begitu aku menemukan bajingan itu, tak ada istilah untuk apa yang akan kulakukan. Dia sudah menyatakan perang"
"Kau duluan yang menyatakan perang saat kau menyerang seorang Pangeran Midas dan menawannya." kataku
"Kalau menurutmu ini buruk, bayangkan kekuatan penuh pasukan emas yang dikerahkan untuk memburumu"
Dante menyipit.
Akupun melanjutkan, "Hmm, apa sebutan untuk seseorang yang menyerang anggota kerajaan? Ah, benar" senyumku begitu tipis sehingga bisa mengiris daging,
"Pengkhianat Kemanusiaan." kataku, "Hukumannya masih ditenggelamkan, kan?"
Wajah dante berubah menjadi kosong setelah mendengar itu.
Walau hukuman itu terakhir dilaksanakan jauh sebelum aku lahir, tapi siren masih menuturkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Kutukan Pangeran [END]
FanfictionBukankah setiap putri layak mendapatkan seorang pangeran? Masalahnya, Jiyeon, Sang putri menginginkan banyak pangeran. Pangeran, untuk diambil jantungnya. Sebagai siren, Jiyeon yakin bahwa semakin banyak jantung manusia yang dikumpulkan, dia akan s...