🛡️Author POV🛡️
Sehun membiarkan Jiyeon berjalan didepan. Lebih tepatnya membiarkannya menentukan jalan untuknya sendiri
Mereka mulai memasuki kota. Dan begitu saja mereka dihantam oleh aroma roti gula dan pepermint.
Kios-kios pedagang berderet dijalanan batu yang berkelok.
Digerbang, seorang pedagang membungkuk diatas tong cokelat kental dan mengaduknya dengan sendok yang hampir setingginya.
Sedangkan, para pembeli menjilat cokelat hangat dari jemari dan meneteskan lelehan ice pada kemeja satin mereka.
Dan pemandangan itu sangat menarik perhatian jiyeon. Tentu saja, baru kali ini dia memasuki kota manusia dan dia mengagumi kelimpahannya.
Kelimpahan atas aroma dan cita rasa. Seperti terhipnotis, jiyeon tidak bisa mengendalikan ekspresinya untuk tidak berantusias dengan rasa penasaran.
"Disaat seperti ini, dia tidak terlihat berbahaya sama sekali" komentar eunji yang berjalan dibelakang, merasakan kebinaran kekanakan pada ekspresi jiyeon
"Menurutku dia terlalu cantik untuk terlihat berbahaya" sahut Dongma menyetujui
Jiyeon yang masih bisa mendengar percakapan mereka langsung memberikan tajam pada Dongma.
Dongma pun bingung, padahal dia memberikan pujian bukan hinaan.
"Justru itu, gadis cantik itu penuh tipu daya, tipe seperti itu yang berbahaya" timpal kai, yang anehnya malah mendapat seringai singkat dari jiyeon
"Pikirkan kembali saat dia menerjang siren itu dengan tangan kosong, seakan dia sangat mematikan daripada siren itu sendiri" lanjut kai saat jiyeon sudah tidak lagi menoleh padanya
"Soal itu, aku mengapresiasinya atas tindakan dia digeladak." kata Eunji, "Berani dan sembrono. Setidaknya lebih cepat dari reflekmu"
"Kalau maksudmu itu, aku beritahu, dia tidak menolong kapten." kata kai,
"Entah dendam pribadi apa yang dia miliki dengan siren sehingga jadi seagresif itu" lanjutnya
"Kurasa agresif sudah menjadi sifat lahirnya" sahut sehun dibelakang mereka
"Benar. Kalian ingat, apa yang dia katakan saat menolak untuk digeledah oleh penjaga?" tanya kai
"Sentuh aku" ujar sehun, "Akan kupatahkan setiap jarimu" mengulang apa yang jiyeon katakan saat itu
Lantas mereka tertawa, entah karena interpretasi sehun yang mirip, atau mengingat sikap jiyeon yang sangat berbeda dengan gadis biasanya.
Ibarat anjing chihuahua betina yang menyalak.
Kai mendesah, "Aku tak kaget kalau ternyata dia seorang Putri yang otaknya telah dicuci"
"Manis sekali kau menganggapnya mirip seorang putri" komentar sehun, "Akan kupastikan untuk menyampaikan itu padanya nanti"
Sedangkan dongma terus mengamati jiyeon yang seakan tengah melihat dunia baru, "Sepertinya dia terlalu lama dikapal"
Eunji mengangguki persis saat jiyeon tersandung, "Kakinya masih beradaptasi dengan daratan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Kutukan Pangeran [END]
FanfictionBukankah setiap putri layak mendapatkan seorang pangeran? Masalahnya, Jiyeon, Sang putri menginginkan banyak pangeran. Pangeran, untuk diambil jantungnya. Sebagai siren, Jiyeon yakin bahwa semakin banyak jantung manusia yang dikumpulkan, dia akan s...