Epilog

201 32 31
                                    

⚔️ SEHUN ⚔️


Cukup berawan disini, walau matahari masih terlihat tinggi disana.

Mirip sabit yang separuhnya bersembunyi dibalik awan, menciptakan lengkungan warna diudara.

Kerajaan Midas yang masih dipimpin oleh ayahku berkilauan disuatu tempat dibelakangku.

Tampaknya ayahku masih cukup sehat untuk dapat berkuasa beberapa tahun kedepan, sebelum digantikan oleh adikku, Soojung. Menunggunya hingga dia matang untuk menjadi pemimpin.

Petualangan singkat namun dipenuhi cerita itu sepertinya telah mengajarkannya sesuatu.

Dan Ya, Ratu Laut barulah yang telah mengibarkan revolusi dengan perempuan sebagai pemimpin.

Aku memandang lurus, meski tujuan kami sekarang sudah sangat dekat, rasanya sama saja dengan satu dunia jauhnya.

"Tidak lama lagi" ucap kai berkacak pinggang

"Kau sekarang begitu menyukai 'mereka' ya?" eunji menaikkan sebelah alisnya

"Ada sesuatu pada mereka yang begitu memikat" kai tersenyum sambil melirikku

"Sebaiknya kau simpan kata-kata itu, aku tak suka mendengarnya darimu, setiap kata terasa vulgar" seperti biasa, eunji menampilkan wajah tidak sukanya

Aku hanya bisa tersenyum sambil menggeleng.

"Jangan salah, kata-kataku ini malah yang dibutuhkan ratu laut sekarang" bela kai, tentu saja aku langsung menimpalinya

"Jangan bawa-bawa pacarku. Kemampuan delegasimu memang cukup bagus, tapi untuk hal lain aku setuju dengan eunji"

"Omong-omong soal pacar dewimu, apa kapan kau akan melamarnya?" tanya eunji

"Aku menunggu waktu yang tepat. Kami masih memiliki banyak waktu, kami sudah berkomitmen. Lagi pula status tak penting. Cukup dengan perasaan aku memilikinya dan dia memilikku" aku meraba cangkang kerang yang menjuntai dibalik kerah bajuku

"Puitis, tapi dengan banyaknya pangeran tampan yang berkeliaran disekitar pacarmu, apa kau tidak takut?"

Aku menatapnya tajam, "Diamlah kai, sebelum aku melemparmu dari papan kapal ini sekarang juga"

Aku lalu mengeluarkan kompas dari saku. Jarumnya berputar-putar liar ke segala arah, dengan artian kami sudah dekat.

Dekat dengan lokasi tempat kebenaran dan tipuan berbaur bersama layaknya teman lama.

Sahn melaju membelah air, dan aku berjalan ke pinggir kapal, sementara dongma mengarahkannya sedikit ke kiri.

Dibawah, para pemandu mengikuti kapal dengan mudah. Sirip mereka tampak bagaikan pelangi yang mengiris air, bergejolak bagaikan anak panah.

Kelebatan buram, perpaduan dan gradasi menciptakan perisai warna disekeliling kapalku.

Sejumlah siren memisahkan diri dari kerumunan dan menuju haluan kapal, memimpin jalan. Sebenarnya tak perlu, karena kita sudah hafal, akibat sering berkunjung.

Sang Kutukan Pangeran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang