⚔️ SEHUN⚔️
Pesta tidak semenyenangkan itu bagiku. Karena ada yang lebih menyenangkan, yaitu disini. Tempat ini, Golden Goose, sebuah bar yang sering aku datangi saat berada di Midas.
Aku juga kenal dengan pemiliknya, dia bernama Hani. Seorang imigran wanita, dengan lipstik merah gelap menghiasi bibirnya. Kebanyakan orang menebak dia dari negeri Pagos, yang merupakan negeri bersalju.
Seringnya aku kesini, membuatnya menjadi tau banyak tentang rahasia ku. Tapi sebanyak apapun itu, aku yang lebih tau banyak tentangnya. Jauh lebih buruk.
Malam ini, orang-orang terdekatku duduk memutari meja ditengah, memperhatikan orang asing didepan bercerita pada kami. Sebuah cerita, entah itu dusta atau tidak.
Aku mengeluarkan jam saku dari jaket untuk memeriksa waktu. Itu salah satu hadiah dari ayahku. Dan dibalik tutupnya, didepan permukaan jam, ada kompas.
Bukan kompas sebenarnya, karena kompas itu tidak memiliki empat penjuru melainkan hanya dua. Tapi itu bukan untuk petunjuk arah, aku menggunakannya untuk menguji kebenaran.
Utara untuk kebenaran dan Selatan untuk kebohongan, dengan ruang diantaranya mengindikasikan salah satu dari kedua kemungkinan.
"Informasiku solid" kata orang asing itu setelah selesai bercerita
Dia salah satu dari banyak orang yang mendekatiku, menjamin informasi untuk memburu Kutukan Pangeran yang tak terkalahkan.
Aku menyebarkan berita setelah pesta bahwa aku tidak akan berhenti sampai menemukannya, dan petunjuk apapun yang mengarahkan padanya akan diberi imbalan besar.
Mayoritas informasi yang kudapat tak berguna. Deskripsi siren dengan rambut menyala-nyala, lalu obrolan tentang matanya dan lautan tempatnya sering terlihat.
Sebagian bahkan mengklaim mengetahui lokasi kerajaan bahwa laut Keto, yang dengan cepat dideteksi kompasku sebagai kebohongan.
Lagipula, aku sudah tau dimana kerajaan itu, yaitu Laut Diavolos. Satu-satunya masalah adalah aku tidak tau dimana letak Laut Diavolos, begitu juga orang lain.
Namun, laki-laki ini membangkitkan keingintahuanku. Cukup besar, sehingga sewaktu Hani mengumumkan akan tutup dan mengisyaratkan agar semua orang pergi, aku mengangguk padanya dan dia mengunci pintu.
Sekarang hanya ada aku, awak kapalku, dan orang asing ini.
"Aku serius, Tuan Pangeran." ucapnya, "Kristal itu senyata aku"
Aku menatapnya mengamati, "Ceritakan lagi, lebih banyak" kataku
"Kristal Keto akan membawa perdamaian dan keadilan ke dunia kita." balas lelaki itu
Seulas senyum menarik bibirku, "Benarkah?"
"Itu akan menyelamatkan kita semua dari api." jawabnya
"Lalu, bagaimana cara kerjanya?" tanyaku, "Apa kita memegangnya erat-erat dan berharap pada bintang? Atau barangkali menyelipkannya dibawah bantal dan menukarnya kepada para peri untuk keberuntungan?"
Ucapan cemoohku menimbulkan kekehan diantara kami, tapi ditengah itu terdengar suara lirih menakutkan, "Dengan membunuh Ratu Laut"
Aku berhenti tertawa. Dan menjadi serius, "Katakan lagi"
Dia menelan ludah, "Kristal itu dibuat untuk mendatangkan keadilan ke dunia kita dengan menghancurkan Ratu Laut" dia menjelaskan
"Dibuat oleh siapa?" tanyaku
"Oleh keluarga-keluarga asli" jawabnya, "Mereka penyihir terbesar zaman itu, dan bersama-sama menyepakati wilayah-wilayah dunia, masing-masing mengambil satu sudut supaya mereka bisa berdamai dan tidak pernah menjadi korban perang perbatasan."
"Ya" ucapku tak sabar, "Kita semua tau tentang keluarga-keluarga asli, itu dongeng anak-anak"
"Itu bukan dongeng!" Laki-laki itu menghantam tinju ke meja, "Yang tidak pernah dikisahkan cerita-cerita itu adalah mereka menciptakan perdamaian didaratan, tapi dilaut.. peperangan terus berkecamuk."
Dia melanjutkan "Ada seorang dewi yang memerintah lautan, menyebarkan kejahatannya ke sepenjuru perairan. Kemudian, dia melahirkan anak-anak menjadi iblis. Makhluk-makhluk mengerikan yang suaranya membawa kematian bagi manusia"
"Siren" sahutku
Orang asing itu mengangguk, "Mereka bisa bertransformasi, hidup di darat dan dilaut. Dibawah pemerintahan Dewi Keto, mereka meneror umat manusia, maka seratus penyihir menyatukan kekuatan dan menyatakan perang terhadap lautan"
"Setelah satu dekade sarat kematian, akhirnya mereka berhasil membunuh Keto dan melemahkan monster-monster ciptaannya. Dari jasad Keto, mereka menciptakan relikui yang bisa menghancurkan kaum siren selamanya" tuturnya panjang lebar
"Kalau itu benar" kataku, "Kenapa mereka tidak memakainya?"
"Karena kaum Siren juga membuat sebutir kristal dari jasad Keto, kristal itu memberi ratu baru mereka kekuatan untuk mengendalikan bangsanya dan dia berjanji untuk mencegah mereka membuat masalah"
"Sang Ratu bahkan mengambil kemampuan siren untuk berjalan didarat sebagai bukti niat baiknya. Tanpa kemampuan itu, siren bukan ancaman cukup besar. Maka mereka diampuni dan menjalin traktat." tuturnya lagi
"Daratan milik manusia dan lautan milik para iblis. Jika salah satu pihak melanggar wilayah masing-masing, mereka boleh diserang. Kristal itu disembunyikan untuk mengantisipasi hari ketika seratus kerajaan tidak lagi menghormati kesepakatan itu."
Disekelilingku, awak kapalku tertawa mengejek, tapi aku hampir tak bisa mendengar mereka ditengah bunyi denyut nadiku begitu aku menunduk menatap kompas.
Utara.
Tegas, jarum penunjuknya tak bergerak maupun berayun. Aku mengguncangnya dengan tak percaya. Jarum petunjuk itu tetap ditempatnya.
Utara.
Kebenaran.
Aku ragu, jelas tidak mempercayai cerita orang asing itu, tapi kompas tidak pernah salah. Mungkin inilah sekarang kesempatanku untuk akhirnya membunuh si monster.
"Dimana kristalnya?" tanyaku
Suaraku meningkahi tawa awak kapalku, dan mereka menatapku seakan aku akhirnya jadi sinting.
Laki-laki itu meneguk minumannya, menemui tatapanku sambil tersenyum, "imbalannya?"
"Tenang saja, aku akan memberimu imbalan yang besar" sahutku
"Letaknya.. di satu-satunya lokasi yang mereka yakin tak akan pernah bisa dicapai oleh Ratu Laut" kata orang itu "Sejauh mungkin dari lautan. Titik tertinggi di dunia"
Jantungku mencelus. Titik tertinggi di dunia. Terlalu dingin untuk didatangi siapapun dan tetap hidup untuk menceritakannya.
"Gunung Awan di Pagos" ucap laki-laki itu
Dan bersamaan dengan itu, harapan pun menggelincir sirna.
🤴⚔️
Tetapi, aku bukanlah orang yang mudah menyerah. Aku pergi ke perpustakaan kastil dan mencari-cari informasi.
Dan yang kudapat seperti yang diduga. Gunung Awan sudah seperti tempat bunuh diri, kau akan mati jika pergi ke sana. Dinginnya dapat membunuhmu.
Tidak, tidak kecuali keluarga kerajaan Pagos. Mereka memiliki daya tahan terhadap udara dingin. Bahkan ada tradisi, yang mewajibkan mereka mendaki gunung sebagai pembuktian untuk anggota kerajaan.
Itu info yang positif, tapi masalahnya aku bukan Pangeran Pagos, percuma saja.
Aku harus memikirkan cara lain, apapun itu. Agar bisa membalas kematian El, aku akan menemukan jalan untuk bisa membunuh Kutukan Pangeran dan Ratu Laut. Maka, kedamaian dunia juga dapat tercipta.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Kutukan Pangeran [END]
FanfictionBukankah setiap putri layak mendapatkan seorang pangeran? Masalahnya, Jiyeon, Sang putri menginginkan banyak pangeran. Pangeran, untuk diambil jantungnya. Sebagai siren, Jiyeon yakin bahwa semakin banyak jantung manusia yang dikumpulkan, dia akan s...