⚜️ JIYEON⚜️
Kami terus berjalan, dan berbelok memasuki gang, disana terdapat seorang laki-laki menunggu kami.Aku tak yakin dengan tujuan kami sekarang.
Setelah sehun memberinya sekantong koin. Cengiran lebar menggelincir diwajah orang asing itu. Lalu dia menempelkan telapak tangan didinding batu abu-abu.
Dinding itu bergeser ke bawah tangannya, tersibak seperti tirai.
Dia memberi sehun kunci dan mengisyaratkan agar kami masuk. Setelah kami didalam, dinding menutup dibelakang, dan tak menyisakan apapun kecuali bayangan ditengah-tengah kami.
Cahaya obor berkelip-kelip ketika seberkas angin berhembus lewat pintu batu.
Kami berimpitan di kaki sebuah tangga pada ruangan sempit itu. Aku memegangi cangkang kerang, menyadari ini ruang terkecil yang ku masuki.
"Apa ini?" tanyaku
Sehun menoleh sekilas ke balik bahu, "Tangga" jawabnya dan mulai menaikinya.
Aku tidak sudi membuang-buang napas untuk membalas. Saat mendongak, aku menatap anak tangga melingkar yang tak berujung. Aku curiga aku perlu menghematnya untuk itu.
Aku tidak bisa membayangkan mendaki Gunung Awan di Pagos akan jauh lebih berat daripada ini.
Aku membisu selagi kami menaiki tangga, bertanya-tanya apa kami akan tiba di puncak sebelum kakiku menyerah.
Tetapi persis ketika aku merasa tak mampu melangkah lagi, sehun berhenti dan pintu ek besar muncul ditengah cahaya remang-remang.
"Ini dramatis" komentarku, menggeserkan tubuh kesebelahnya,
"Apa ada seseorang dibaliknya yang akan mencoba membunuh kita?" ujarku
"Sejak kapan kau menjadi salah satu dari kami?" tanya kai dan segera eunji menyikut rusuknya.
Bukan salahku kalau krystal lebih menyukaiku dibandingnya.
Lagipula kai selalu tetap waspada terhadapku, yaitu seseorang tanpa latar belakang.
Dia menggerutu lalu berkata, "Baik, mungkin aku akan menantikan pengorbananmu demi tim sebagai pembuktian"
Dan saat itulah aku berdebat dalam hati, apakah sebaiknya mendorongnya dari tangga atau tidak.
Baik bersama mereka maupun dilautan ibuku, sepertinya tidak pernah ada waktu ketika aku tak perlu membuktikan diri, seakan itu tak pernah cukup.
Atau mengkhawatirkan apapun yang kulakukan bisa menyebabkan kejatuhanku. Aku lelah dengan itu.
"Santailah kai" ucap sehun
"Ya, dia memang selalu begitu" kata krystal, "Begitu menyebalkan"
Sementara itu, sehun merogoh kunci dari saku dan memutarnya ke lubang kunci.
Kai mengendap ke sisiku, berbisik, "lihat apa yang kau lakukan, kau memecah belah kita"
Aku tak yakin dengan anggapannya. Tetapi dia merasa resah dan kesal mengenai aku yang merusak persahabatan mereka.
Lalu, apa mereka punya istilah untukku nanti ketika aku mengkhianati mereka?
Sehun mendorong pintu hingga terbuka. Dan aku tak menduga akan diterpa oleh cahaya, yang mengusir jauh-jauh suasana kelabu dan gaung lusinan obor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Kutukan Pangeran [END]
FanfictionBukankah setiap putri layak mendapatkan seorang pangeran? Masalahnya, Jiyeon, Sang putri menginginkan banyak pangeran. Pangeran, untuk diambil jantungnya. Sebagai siren, Jiyeon yakin bahwa semakin banyak jantung manusia yang dikumpulkan, dia akan s...