⚜️ JIYEON⚜️
"Jiyeon" katanya, "Sebaiknya kau punya penjelasan yang sangat bagus~~
Aku berusaha memikirkan jawaban, tapi dari sudut mataku Blair terlihat terdiam mendengar namaku.
Mendadak dia menyipit menatapku, mencondongkan tubuh ke depan sehingga serpihan kaca jaring menggores lengannya.
Aku mendesis dan Blair buru-buru mundur
"Prinkipissa!" ucapnya
Putri.
Dia menggeleng-geleng. Dia sudah siap mati ditangan bajak laut, namun kini, setelah menatap mata putri kerajaannya, kengerian akhirnya terbit diwajah Blair.
"Kau mengerti ucapannya?" kata sehun
"Aku mengerti banyak hal"
Kudorong Sehun menjauh dan dia mengisyaratkan awak kapalnya agar membiarkanku mendekati tahanan mereka.
"Parakalo." jerit Blair saat aku mendekat, "Parakalo!"
"Apa katanya?" tanya eunji
Dia menodongkan senjata bertombak ke Blair, seperti yang dilakukan kru lain. Mereka berlindung pada pedang dan peluru. Karena manusia tidak mewarisi kekuatan bawaan untuk membela diri.
Meski eunji memiliki senjata yang canggih, dia tidak terlihat bersemangat menyerang. Kelihatannya dia lebih senang tangannya bersih dari pembunuhan.
Aku menoleh kembali ke Blair dan menyaksikan kengerian menyelimuti matanya.
Aku memiliki reputasi yang ditakuti oleh semua siren. Itu karena hal yang pernah ku lakukan dimasa lalu. Terlalu kejam dan hina untuk aku banggakan.
Aku mengamati mata bingungnya, beriak oleh darah dan dibayangi oleh bekas luka. Aku membutakan matanya, belum lama berselang, dengan ujung tumpul karang.
Itu karena dia telah berani melukai jieun. Tetapi kini, aku terkadang merasa menyesal, bagaimana pun, aku tak berniat. Itu hanya emosi sesaat sekaligus peringatan bagi siren yang lain.
Seperti itulah dilautan. Brutal dan tak kenal ampun. Dipenuhi kekejaman tak berakhir tanpa ganjaran.
Dan aku penasaran apa yang akan dilakukan Blair sebagai perlawanan, sebagai siren sejati.
"Beritahu kami apa yang dikatakannya" desak kai
"Dia tidak mengatakan apa-apa" aku lalu menatap Blair, "Dia mengemis"
"Mengemis"
Sehun berdiri disampingku, raut wajahnya tak terbaca selagi dia mengulangi ucapanku.
Sehun menggenggam pisau ditangannya yang cedera, dan saat darahnya menetes ke pisau, darah itu lenyap.
Logam mereguk logam.
Aku bisa merasakan sihir bergulung-gulung dari benda itu.
Bisikan sebilah senjata yang memohon agar tuannya menumpahkan lebih banyak darah supaya ia bisa menikmati sepuas-puasnya.
Pisau itu menyerap cukup banyak sihir, seperti nyanyian salah satu melodiku. Tetapi Sehun tak tunduk pada lagunya
Ekspresinya ragu, dan itu ekspresi yang jarang sekali aku temui dimata seorang pembunuh.
Sehun menunduk menatap Blair seolah-olah membayangkan dia mengemis membuat semua ini salah. Terasa Kotor.
"Dia mengemis" kata sehun, "kau yakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Kutukan Pangeran [END]
FanfictionBukankah setiap putri layak mendapatkan seorang pangeran? Masalahnya, Jiyeon, Sang putri menginginkan banyak pangeran. Pangeran, untuk diambil jantungnya. Sebagai siren, Jiyeon yakin bahwa semakin banyak jantung manusia yang dikumpulkan, dia akan s...