Ch. 3

128 23 5
                                    

⚜️ JIYEON⚜️


Istana Keto berada ditengah lautan Diavolos dan sejak dulu menjadi rumah keluarga kerajaan.

Walaupun manusia memiliki raja dan ratu disetiap ceruk dunia, lautan hanya memiliki satu penguasa. Satu ratu, yaitu ibuku, dan suatu hari nanti..

Aku.

Itu bukan berarti ibuku terlalu tua untuk memerintah.

Meskipun siren hidup seratus tahun, kami tidak pernah menua lebih dari beberapa dekade, dan segera saja anak perempuan terlihat seperti ibu mereka dan para ibu terlihat seperti saudari.

Sehingga sulit untuk memastikan usia mereka sebenarnya. Itulah salah satu alasan kami memiliki tradisi jantung, karena usia siren tidak pernah ditentukan dari penampilannya, tapi dari jumlah nyawa yang telah direnggutnya.

Ini pertama kalinya aku melanggar tradisi, dan ibuku murka. Ketika dia menunduk menatapku, Ratu laut tampak seperti penguasa tiran.

Bagi orang luar, dia terlihat abadi, seolah kekuasaannya tak akan pernah berakhir. Tidak ada tanda-tanda dia akan kehilangan takhta beberapa tahun lagi.

Sesuai tradisi, Ratu Laut akan menyerahkan mahkota setelah dia memiliki enam puluh jantung.

Dan aku tau persis berapa jumlah yang disembunyikan ibuku dalam kotak dibawah taman istana

Dulu, dia mengumumkannya setiap tahun, bangga akan koleksinya yang kian bertambah. Tetapi dia tak lagi membuat pengumuman semacam itu ketika jumlahnya sudah mencapai lima puluh. Dia berhenti menghitung.

Atau setidaknya berhenti memberi tahu orang-orang bahwa dia menghitung. Tetapi aku tidak pernah berhenti.

Setiap tahun, aku menghitung jantung milik ibuku seteliti aku menghitung jantung milikku. Jadi, aku tahu tiga tahun lagi mahkota itu akan menjadi milikku.

"Berapa jumlahnya sekarang, jiyeon?" tanya Ratu Laut, menjulang diatasku

Dengan enggan aku menunduk. Jieun yang dibelakangku ikut menunduk juga.

"Delapan belas" jawabku

"Delapan belas" Ratu Laut merenung, "Lucu sekali kau sudah memiliki delapan belas jantung, padahal ulang tahunmu dua minggu lagi"

"Aku tahu, tapi--" sanggahanku terpotong oleh ratu

"Biarku katakan apa yang kutahu" Ratu duduk di singgasana agungnya.

"Aku tahu kau seharusnya mengajak sepupumu mendapatkan jantung keenam belasnya, dan entah bagaimana itu terbukti terlalu sulit untuk kau lakukan"

"Tidak juga" jawabku, "aku sudah mengajaknya"

"Dan kau malah mengambil sesuatu untuk dirimu sendiri" balas ratu dengan nada tajam

Tentakel-tentakelnya terentang melilit pinggangku dan menarikku ke depan. Seketika, kurasakan rusukku berderak karena cengkraman kuatnya.

Setiap Ratu awalnya adalah siren, dan ketika mahkota beralih kepadanya, sihir mahkota mencuri sirip-siripnya dan menggantinya dengan tentakel besar berkekuatan sepasukan tentara

Ratu menjadi lebih mirip cumi daripada ikan, dan transformasi itu disertai sihir, kejam dan agung. Mampu mengendalikan laut sesuai hendaknya. Ratu laut sekaligus Penyihir laut.

Aku tidak pernah mengenal ibuku sebagai siren, tapi aku tak bisa membayangkan dia pernah terlihat amat biasa.

Tubuhnya terajah simbol dan aksara kuno dengan tinta merah hingga tulang pipi.

Sang Kutukan Pangeran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang