Ch. 12

90 24 20
                                    

⚜️ JIYEON⚜️


Aku memperhatikan para manusia itu melompat dari satu ujung kapal ke ujung lainnya.

Menarik tambang, menyerukan kata-kata dan nama yang tidak terlalu ku mengerti.

Pemuda yang memegang pisau, Kai, sempat tersandung dan telapak tangannya terluka.

Gadis bertato dengan cepat mengambil kain terdekat dan melemparkannya pada Kai sebelum berlari ke kemudi dan memutarnya ke kiri.

Kapal menikung terlalu cepat sebelum aku berdiri stabil, dan aku kembali ambruk ke lantai.

Aku menjerit frustasi akan tubuh baruku yang lemah ini.

Aku mengamati geladak, sang Pangeran mencondongkan tubuh dari bibir kapal, dengan satu lengan terlilit tali, dan satu lagi mengacungkan benda misterius ke cahaya.

"Tahan" katanya pada kru, "Jangan sampai kapal bergerak"

Dia membisikkan sesuatu pada dirinya sendiri. Serangkaian bahasa Midas yang tak bisa kudengar, lalu tersenyum pada kompas dan berseru, "Dongma, sekarang!"

Laki-laki besar itu melongok ke geladak bawah dan berteriak pada awak kapal lainnya.

Segera terdengar bunyi melengking membelah udara. Aku mengangkat kedua tangan ke telingaku.

Bunyi itu seperti belati yang menusuk menembus tempurung kepalaku. Bunyi yang sangat nyaring hingga rasanya gendang telingaku bisa-bisa meledak.

Di sekelilingku, para manusia seolah tak terpengaruh. Jadi sambil meringis, aku menurunkan tangan dan berusaha menyembunyikan ketidaknyamananku.

"Giliranku" seru Sehun sambil menoleh

Dia melemparkan kompasnya ke gadis itu, "Eunji, turunkan jaring sesuai sinyal dariku"

Dia mengangguk, sementara itu Sehun mengambil tabung kecil dari sabuk dan memasukannya ke mulut. Kemudian dia pun menghilang.

Dia memasuki air hampir tanpa suara, amat senyap sampai-sampai aku harus pergi ke bibir kapal untuk memastikan dia memang meloncat.

Benar saja, kolam beriak dipermukaan dan Pangeran tidak terlihat dimana pun.

"Dia sedang apa?" tanyaku

"Memainkan peran" jawab Eunji

"Peran apa?"

Dia melepas busur silang kecil dari sabuk dan memasang sebatang anak panah, "Umpan"

"Dia Pangeran" aku mengamati, "Mana mungkin dia jadi umpan"

"Dia Pangeran." kata Eunji, "Jadi, dialah yang memutuskan siapa umpannya"

Kai memberinya tabung hitam penuh anak panah dan memberiku tatapan waspada, "Kalau kau sangat khawatir, kami bisa melemparmu sebagai gantinya"

Aku mengabaikan komentar dan tatapan bermusuhan dimatanya. Kepicikan manusia tak ada batasnya,

"Dia pasti tidak bisa bernapas selama itu" ucapku

"Lima menit udara" Eunji memberitahuku, "Itulah fungsi tabungnya. Barang bagus yang didapat Kapten sewaktu di Futurity"

Futurity. Negara penemuan, memiliki teknologi yang maju. Salah satu dari segilintir kerajaan yang kuhindari dengan hati-hati.

"Begitu kapten kembali ke atas, kau akan melihat sesuatu yang mengagumkan" kai memberitahuku

"Monster tidak mengagumkan" sahut Eunji

"Menyaksikan mereka mati lumayan mengagumkan" Kai menatap tajam ke arahku, "Tahu tidak, itulah yang menimpa musuh-musuh kami"

Sang Kutukan Pangeran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang