.
HERMIONE POV
.
.
Aku bergerak maju mundur gelisah di ruang tamu Penthouse, ini sudah lewat tengah malam dan aku belum mendapatkan kabar lanjutan dari Draco, setelah meninggalkan pesta.
Kudengar bunyi 'woosh' dan perapian Penthouse yang berderak hijau lalu muncul Lucius dari sana.
Narcissa segera menyongsong suaminya dengan wajah cemas sama sepertiku.
"Bagaimana?"
"Tak ada masalah apapun di gudang Malfoy corp, dan aku telah meminta staff untuk menemui Barlow Ulrich tapi dia sama sekali tak mengirimkan pesan apapun. Dia sedang menikmati weekend di rumah beserta anak dan istrinya" ucap Lucius sambil mengusap wajahnya, tampak kerutan letih di matanya. "Aku menyesal tak jadi ikut dengannya tadi"
"Lantas kemana, putraku?" tanya Narcissa pahit.
Aku tak bisa mengeluarkan kata-kata apapun, bukan sikap Draco yang menghilang begitu saja.
Pintu Penthouse diketuk dan kami bertiga selintas melayangkan pandangan penuh harap bahwa yang mengetuk pintu adalah Draco.
Tapi ternyata Harry yang datang—ditemani oleh dua anak buahnya.
Terlihat dari ekspresi Harry, bahwa dia akan memberikan kabar tak menggenakkan dan benar saja.
"Draco ditemukan—"
terdengar desah nafas lega dari Narcissa.
"Dia di ruang auror sedang diinterogasi—"
"WHAT?" seru Lucius mengagetkan kami semua.
"Maafkan aku, Mione. Draco kami tahan karena telah menggunakan kutukan terlarang Cruciatus dan korban sedang dalam perawatan di St. Mungo. Tim Hit Wizard menangkap Draco di gang belakang gedung butik Pansy sekitar 1,5km dari gudang Malfoy corp"
Aku terhenyak mendengar kabar ini.
Draco? Draco menggunakan Cruciatus, kenapa? pada siapa? sempat terbersit di pikiranku bahwa Ron adalah korbannya.
Aku mencelos, hukuman karena menggunakan Cruciatus tak main-main. Pengguna kutukan ini bisa dihukum seumur hidup atau bahkan dihukum mati.
"How—Si..siapa korbannya?" tanyaku terbata-bata.
"Desree Sketeer" jawab Harry.
"What...!!" Lucius menggelengkan kepalanya, merasa tak yakin atas perkataan Harry.
"Si perempuan jalang itu?" seloroh Narcissa terdengar jelas dan mendapatkan delikan keras dari Lucius.
"Apakah kalian mengenal dia?" tanya Harry bergantian pada kedua suami istri Malfoy.
"Aku tahu tentang dia tapi aku tak mengenalnya" jawab Hermione cepat.
Pernyataan polos Narcissa segera disambut oleh prosedural investigasi auror.
"Maaf, Tuan Lucius Malfoy dan Nyonya Narcissa Malfoy, anda diminta datang ke ruang auror untuk investigasi lanjutan"
Lucius segera berdiri dan merapihkan vestnya sambil menghela nafas panjang "Baiklah, aku akan ikut dengan kalian. Come Cissy... kurasa ini adalah suatu kesalahpahaman, My Son, tak mungkin melakukan hal sebodoh itu" pria itu meraih lengan istrinya yang bergetar karena belum pulih dari shock.
"Aku ikut.." seruku.
"Kau boleh ikut kami, tapi tetap untuk saat ini kau tak bisa menemui Draco, Mione. Maaf, aku harus mengikuti prosedur yang berlaku" peringat Harry dengan wajah penuh sesal.
Aku tak tahu harus berbuat apa saat ini, aku ingin sekali menemui Draco, menanyakan apapun tentang kejadian ini.
Aku tak kusa menahan perasaan yang tak karuan karena disaat aku akan meraih kebahagiaan berdua dengannya masalah yang tak diduga-duga muncul.
Lalu aku memandang calon wajah ibu mertuaku yang menangis sedih, aku mendekatinya lalu mengenggam tangannya "Jangan khawatir Cissy, akan kuusahakan apapun yang kupunya untuk Draco"
Narcissa hanya menepuk-nepuk tanganku, mengangguk memohon dan tetap terisak.
Sepeninggal mereka, Penthouse pun sepi.
Aku terduduk di sofa ruang tamu guna merenung, melamun, bersedih atau apapun itu yang bisa mengatasi kekalutanku.
Draco Malfoy—Desree Sketeer
Tak mungkin Draco melakukan hal sebodoh itu, aku cukup mengenal Draco. Draco tahu konsekuensinya jika melakukan kutukan terlarang, bukankah dia berjanji akan menikahiku dan hidup bahagia.
Tapi pesan itu...
Mengapa muncul pesan seperti itu? dan Draco meninggalkan pesta lalu pergi ke gudang?
Pesan itu palsu..
Semua tahu itu...
Draco dijebak oleh skema jahat.
Tapi siapa?
Terlalu dangkal jika Desree menjebak Draco hanya karena ia ingin memiliki Draco, mereka baru saling mengenal satu sama lain.
Tapi tidak dengan Rita Sketeer. Rita Sketeer mampu menghalalkan segala cara demi berita viral.
Aku mulai menulis nama-nama yang dicurigai mempunyai motif kuat untuk mencelakan Draco.
Nomor satu Ron—dia mempunyai motif kuat karena punya background sangat buruk dengan Draco terutama yang berhubungan dengan aku.
Nomor dua Desree—dia bisa saja memposisikan diri seolah-olah menjadi korban, motifnya adalah penolakan Draco.
Nomor tiga Rita—dengan sejarah yang buruk antara aku dengan dia, mungkin saja dia meng-skenariokan kejadian ini sehingga menjadi headline berita.
Kepalaku berdenyut. Apa yang harus aku lakukan?
Think Hermione... think....
TKP—Tempat Kejadian Perkara...
Hal yang utama dalam investigasi adalah TKP.
Aku segera menganti pakaian pestaku dan meraih jubahku dan bergerak menuju TKP—tak perduli ini sudah sangat malam dan membahayakan, semakin cepat semakin baik menuju TKP.
.
.
.
.
Setelah berapparate aku kemudian berjalan pelan menuju arah TKP. Sambil mengira-ngira kemanakah Draco melangkah. Harry mengatakan bahwa Draco ditemukan di gang belakang gedung butik Pansy.
Samar aku melihat sosok seseorang berada di depanku, dia sedang memperhatikan sekitar TKP. Apakah itu salah satu anak buah Harry?
Aku mengendap bersembunyi, sedikit cahaya penerangan lampu mulai menerangi sosok itu, itu adalah perawakan pria—dia berjalan ke arah penerangan dan aku mencelos.
Sosok itu adalah Ron.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Tell Me That You Love Me | Dramione
FanfictionSetelah 15 tahun menunggu dan bersabar akhirnya Hermione dapat merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Cinta memang datang terlambat -- Tapi itu layak ditunggu Ketika cinta itu ditawarkan oleh Draco Malfoy dan pria itu menawarkan kesempatan kedua untu...