DRACO POV
.
.
.
Kau tahu rasanya saat perutmu sakit melilit, jantungmu cepat sekali berdegup, suhu tubuhmu menurun dan kepalamu rasanya mau pecah karena menunggu sesuatu yang akan menentukan masa depanmu.
Itulah yang kurasakan saat menunggu keputusan ketua sidang.
Aku seolah berhenti bernafas.
1..
2..
3..
4..
5..
detik-detik berjalan lamban.
Kesabaranku benar-benar diuji kali ini. Aku melirik pada Theo dan Daphnee yang duduk di tengah ruang sidang—dijaga oleh Auror. Bisa-bisanya mereka berlaku seperti itu, menjebakku dengan scenario busuk ini.
Sebagian pekerjaanku di perusahaan aku percayakan pada Theo, dan kurasa aku selalu memperlakukan Theo dengan baik dan dibayar dengan gaji yang tinggi.
Aku tak habis pikir dia dibutakan oleh kebiasaan buruknya—berjudi! Apa untungnya berjudi? Saat kau menang, mungkin hatimu terasa puas dan bangga, tapi tanpa disadari saat kalah dalam berjudi membuatmu semakin terjerat nafsu.
Aku benar-benar geram.
Keluarga Greengrass, satupun tidak ada yang baik—Bad Family, sungguh disayangkan dalam nadi Scorpius mengalir darah Greengrass. Aku bersumpah pada mulai saat ini aku tak akan mengijinkan Scorpius menyebut nama Greengrass lagi dalam hidupnya—selamanya.
AKU BEBAS
Bisa kau bayangkan itu?
Aku dibebaskan dari semua tuntutan!
Rasa tegang yang seakan mengerogoti tubuhku akhirnya hilang. Rasa lega serasa meledak dari dalam tubuhku layaknya matahari yang muncul menghangat lalu memanasi bumi setelah mendung kelabu yang membawa hawa dingin berakhir.
Setelah semua selesai, mataku hanya terfokus pada wanita yang berpenampilan sangat menawan dan mengesankan pada sidang tadi—pintar dan lugas memainkan perannya.
Wanita yang paling cantik di seluruh dunia itu, berjalan cepat ke arahku. Bibirnya yang indah itu tersenyum lebar dan menahan tangis bahagia.
Aku membukakan kedua tanganku untuk menyambutnya, merangkulnya erat dalam dekapanku, merasakan sumber hangat yang hanya kudapatkan dari radiasi tubuhnya.
Tak ada yang bisa kukakatan hanya rasa terima kasih yang sangat-sangat-sangat dalam.
Dalam hidupku aku tak pernah merasakan rasa terimakasih yang sangat besar seperti ini—begitu aku mencium wangi tubuhnya, aku tak tahan untuk menangis.
Sudah lama aku tak menangis bahagia seperti saat ini—tak pernah malahan. Baru kali ini seorang Draco Malfoy menangis haru.
Bahkan ibuku yang kini berada di rangkulanku pun sangat keras isakannya. Aku mendengar desahan nafas keras ayahku yang menepuk-nepuk pundakku.
Rasanya momen ini sangatlah emosional, yang tak bisa kuutarakan dengan kata-kata.
"Mr. Malfoy! Hentikan!" seru seorang pria dibelakangku yang membuatku membalik ke arah suara.
Disana aku melihat Father tengah berusaha dicegah oleh salah seorang Auror penjaga dan..
"..buuughhh..." sebuah bogem mentah melayang ke muka Theo dan aku menyeringai senang kala melihat Theo terhuyung dan hidungnya berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Tell Me That You Love Me | Dramione
FanfictionSetelah 15 tahun menunggu dan bersabar akhirnya Hermione dapat merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Cinta memang datang terlambat -- Tapi itu layak ditunggu Ketika cinta itu ditawarkan oleh Draco Malfoy dan pria itu menawarkan kesempatan kedua untu...