DRACO POV
.
Setujunya Hermione memilih rumah tinggal-nya di Dover membuatku senang. Aku memberikan pilihan karena aku tahu desain dan interior rumah ini simple dan hangat—interior yang sangat Hermione.
Dia wanita yang rumit. Sulit membuatnya terkesan.
Dia tidak melihat embel-embel nama Malfoy dibelakangku. Dia melihat aku sebagai diriku sendiri, sebagai Draco, dengan kepribadian dan karakterku yang sesungguhnya.
Kemakmuran Malfoy hanya menambah poin plus, tinggal beberapa hal yang harus kuurus maka tak akan lama lagi dia akan menjadi milikku seutuhnya.
Entahlah dengan wanita ini, aku menjadi tak sabaran. Rasanya ingin cepat-cepat menjalani hidup bersama, mengisi lembaran masa depan bersamanya, sampai aku mati.
Aku yakin itu, jadi kesempatan ini tidak akan aku sia-siakan. Tak masalah jika Scorpius dan Rose sedang menjalani hubungan. Mereka masih remaja, jalan mereka masih panjang, banyak kesempatan lain yang terbuka lebar. Sedangkan aku dan Hermione sebentar lagi akan akan mencapai usian 40-an, dimana kesempatan itu tidak akan ada lagi di masa mendatang.
Aku tak ingin berakhir dan mati tanpa menemukan orang yang tepat dan benar-benar mencintaiku secara tulus. Hermione adalah pilihanku dan akan kupertahankan apapun caranya.
Dengan kapasitas otaknya yang cerdas, dia pasti akan dapat menyeimbangkan pemikiranku di berbagai hal. Dan dengan kebaikan hatinya dia dapat mentolerir beberapa kesalahanku yang mungkin saja terjadi.
Dia sempurna.
Wanita ini tengah bergelung di sampingku, tangannya melingkari perutku dan kakinya mengait di pahaku. Aku mengelus lengannya lembut dan membaui puncak kepalanya.
Sinar bulan yang merambat dari jendela kamar yang terbuka, menerpa wajahnya yang lembut.
"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya. Rupanya dia terbangun dan melihatku sedang melamun.
"Kau"
"Aku kenapa?"
Aku merangkul Hermione lebih erat ke sisiku. "Kau tahu, keluarga Malfoy hanya memiliki satu keturunan di setiap generasinya. Entah ini kutukan atau bukan, aku tak pernah tahu. Aku hanya berandai-andai, jika aku dan kau memiliki anak"
Hermione mendengus sambil tersenyum.
"Kau yakin akan mempunyai anak halfblood?"
"Aku tak masalah, hanya saja aku membayangkan reaksi Father dan Mother. Kurasa itu akan lucu sekali"
"Kau memang anak yang kurang ajar" katanya sambil tertawa. "Kuharap Scorpius lebih bijaksana dari ayahnya"
"Scorpius anak yang cerdas—gen yang kuat dariku" aku segera mendapatkan cubitan di dadaku darinya "Kurasa dia akan baik-baik saja, aku tak pernah mendengar keluhan apapun darinya"
"Hugo terseleksi di Ravenclaw—kau tahu?"
"Aku tak meragukannya, lagipula sudah lengkap kan semua. Scorpius di Slytherin, Rose di Gryffindor, Hugo di Ravenclaw. Complete"
"Hufflepuff?"
"No. Hufflepuff not acceptable"
Menurutku Hufflepuff adalah asrama yang terdiri dari anak-anak yang kurang kompetitif dan tidak berambisi. Tidak ada daya juang dan terlalu sok berbesar hati.
Hah! Itu adalah sikap terbodoh dan naif.
Hermione terkekeh "Why?"
"I hate Yellow"
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Tell Me That You Love Me | Dramione
FanfictionSetelah 15 tahun menunggu dan bersabar akhirnya Hermione dapat merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Cinta memang datang terlambat -- Tapi itu layak ditunggu Ketika cinta itu ditawarkan oleh Draco Malfoy dan pria itu menawarkan kesempatan kedua untu...