Bab 21 - There's a lie beneath

2.6K 266 55
                                    


HERMIONE POV

.

.

"Jadi besok aku tunggu kau saat makan siang, aku akan menunjukkan beberapa potong pakaian yang ku desain—yang kurasa cocok untukmu. Kemudian membuat katalog khusus setelah pemotretan" kata Pansy dari dalam perapian. Kami sedang mengobrol via floo.

"Oh ok. Besok aku akan datang. Pansy sampai besok ya, aku sudahi floo-nya. Ada tamu" pamitku.

"Ok"

Pansy menghilang dari floo tepat saat Draco masuk dari pintu depan rumah Dover.

"Siapa?" tanyanya mengangkat satu alisnya.

Alih-alih menjawabnya, aku segera menyongsong Draco dan mendaratkan ciuman penuh semangat.

"Uhm... ada apa? Kau tampak senang sekali" Draco mengerjapkan matanya.

"Aku bertemu Pansy—" kataku ceria.

"Oh, aku sudah tahu"

"Ibumu sudah cerita, ya?"

"Ya. Dia juga senang sekali menceritakan project-nya bersama Pansy"

Aku mengangguk-angguk antusias membenarkan. Draco pergi menuju kamar utama untuk berganti pakaian. Dan aku mengekorinya.

"Ibumu sangat luar biasa. Dalam sekejab aku segera menyukainya" kataku dibelakangnya, aku membalikkan badan Draco guna membantunya melepaskan pakaiannya.

"Ibuku berada di urutan ketiga dalam daftar orang yang kau sukai" katanya sambil melonggarkan kancing kemeja di pergelangan tangannya.

"Ketiga?" kerungku.

Draco menyeringai, dia membuka kemejanya dan menyerahkannya padaku. Aku memegang pakaian kotornya di tanganku.

"Daftar pertama orang kau sukai adalah aku, Daftar kedua adalah anak-anak kita, Daftar ketiga adalah ibuku" katanya sambil berlalu di depanku menuju ke kamar mandi.

Aku tersenyum geli "Kalau ayahmu?" tanyaku sambil menyusulnya ke kamar mandi. Aku melihat Draco membuka celana panjangnya dan disimpan di bangku ottoman kecil yang terdapat di tengah kamar mandi.

Aku selalu mengagumi betapa panjangnya kakinya, kaki yang berotot keras yang proporsional untuk tubuhnya yang tinggi.

"Terserah kau akan menaruhnya di urutan nomor berapa, kau akan mengetahuinya nanti. Mother dan Father mengundangmu makan malam di Manor besok malam" Dia setengah berteriak ketika sudah memasuki ruang shower dan menyalakan airnya.

Aku duduk di bangku itu, menunggunya selesai ber-shower. Bayangan tubuhnya berada di balik kaca ruang shower tampak menggiurkan. Panasnya air membuat kaca itu beruap dan mengembun—membentuk siluet tubuh yang membuatku penasaran.

Aku membereskan pakaian kotornya dan mengirimnya ke keranjang laundry. Lalu menyiapkan celana pendek longgar untuk dipakainya tidur dan jubah tidurnya.

Draco terbiasa tidur telanjang dada, jubah tidurnya hanya disiapkan di ranjang—jika dia merasa perlu memakainya.

Aku mempersiapkan diri untuk naik ke ranjang sembari menunggu pria itu selesai mandi. Rambutnya masih basah ketika masuk ke kamar tidur kami, aku tersenyum ketika dia ikut naik ke ranjang.

Karena rambutnya masih basah, Draco duduk menyender di kepala ranjang dan aku menyenderkan kepalaku di antara bahu dan lehernya. Wangi khasnya dan masih sangat fresh.

Aku sangat menyukai acara cuddling seperti ini.

"Dibalik semua tadi, rasanya aku harus berterima kasih pada Pansy karena mempertemukan kau dan ibuku" katanya.

When You Tell Me That You Love Me | DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang