DRACO POV
.
.
Beberapa minggu kemudian,
.
Hidupku sempurna.
Aku merasa bahagia saat melihat Hermione masih tertidur di pelukanku. Rambut liarnya menyerbu bantal dan sebagian dadaku—mengelitik memang, tapi aku menyukainya. Tak ada yang tidak kusukai dari dirinya.
Kecuali jika dia keras kepala dan memicu pertengkaran. Aku kadang suka sengaja membuatnya marah atau kesal karena bagiku itu lucu. Hermione jika merenggut marah, wajahnya jadi memerah dan itu menggemaskan.
Aku sungguh-sungguh harus berterima kasih pada Weasley karena telah melepaskan wanita ini dan menjadi milikku.
Aku mencari moment yang tepat untuk melamarnya, memintanya untuk menikahiku, dan bersedia menjadi istriku. Aku masih belum punya keberanian untuk mengatakannya walaupun aku tahu Hermione tak akan menolak. Acara melamar seorang wanita adalah pengalaman pertama untukku, aku ingin semuanya sempurna.
Saat menikahi Astoria aku tak memintanya secara personal, tak melamarnya, karena toh kami dijodohkan dan diharuskan menikah jadi untuk apa melamarnya.
"Kau terbangun?" tanya Hermione diantara suara kantuknya.
"Apakah aku membangunkanmu?"
"Tidak. Hanya kadang kau selalu terbangun saat malam-malam dan melamun. Kau ini seperti late midnight person"
"Sepertinya itu sudah menjadi kebiasaanku" aku mengeratkan rangkulanku.
"Apa yang kau pikirkan kali ini?"
"Bagaimana jika awal tahun, bulan Januari"
"Heh?"
"Pernikahan kita?"
Hermione mendengus pelan dan tersenyum. "Kau memang tidak romantis"
"Ah...jika kau menganggap aku adalah pria yang berlutut di depanmu dan membawakan buket bunga lalu memohon menikahiku, kau salah duga kalau begitu" gurauku.
"Draco.. Kau ternyata terlalu banyak membaca roman picisan"
"Kebanyakan perempuan berharap seperti itu, kan?"
"Apakah kau bersedia melakukannya untukku?"
Aku berdecak "Kau ternyata mempunyai selera yang standar"
"Hei... jangan mulai mengkritikku" cemberutnya mulai sebal.
"Menikahlah denganku, Hermione. Awal tahun adalah saat yang sempurna untuk memulai lembaran hidup kita, kau mau tidak?"
Hermione mendengus lantas dia berbalik memunggungiku.
"Hei, kenapa kau malah ngambek? Kau mau menikah denganku, tidak?"
"Aku ngantuk, kau juga tidur. Kau ngelantur" omelnya membelakangiku.
"Jawab dulu dong" tuntutku sambil memeluknya dari belakang dan mengendusi tengkuknya.
Hermione lama terdiam tak menjawab, membuatku gusar dan dia mengeluarkan suara dengkuran halus.
Sial.. Dasar wanita menyebalkan. Aku sudah melamarnya, dia malah tertidur.
Apakah dia benar-benar tertidur atau hanya ingin mempermainkanku?
"Selamat tidur. I love you" bisikku di area sekitar telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Tell Me That You Love Me | Dramione
FanfictionSetelah 15 tahun menunggu dan bersabar akhirnya Hermione dapat merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Cinta memang datang terlambat -- Tapi itu layak ditunggu Ketika cinta itu ditawarkan oleh Draco Malfoy dan pria itu menawarkan kesempatan kedua untu...