HERMIONE POV
.
.
Setelah peristiwa pingsanku, menambah serangkaian kesialanku dihari ini, aku praktis tak bisa berkonsentrasi bekerja di kantor. Pikiranku benar-benar kacau dan mumet. Beberapa kali desahan frustasiku keluar keras dari mulutku dan aku membutuhkan seseorang untuk kuajak bicara.
Aku memutuskan pulang cepat dan menuju ke Godric Hollow, rumah tempat tinggal Harry dan Ginny dengan memakai jaringan floo.
"Ginny..." panggilku dengan kikuk—setibanya di rumah keluarga Potter.
"Oh..Hi, Mione" balas Ginny riang.
Raut wajah Ginny segera berubah ketika melihat keadaanku yang menyedihkan.
Aku segera memeluk Ginny, rasanya aku ingin menangis.
Ginny tampak terkejut, "Ada apa? Ceritakanlah padaku, apakah tentang di Gringotts?" tebaknya.
Aku mengangguk di bahu Ginny.
Ginny melepaskan pelukanku dan membimbingku duduk di ruang tamu mereka.
Aku menghela nafas dalam-dalam, guna mengurangi air mataku yang mengalir. Ginny meraih tissue dan memberikannya padaku.
Dia terdiam menunggu dengan sabar, agar aku bisa mulai berbicara.
Aku tak mengatakan apapun, aku hanya menyerahkan berkas-berkas yang kudapat dari Gringgots kepada Ginny.
Ginny membacanya dan rahang sahabatku itu mengeras.
"Oh..Mione. I'm sorry, aku tak menyangka pengadilan akan sekeras ini padamu" Ginny merangkulku.
"Mengapa nasibku begitu buruk, Gin? Apakah salah jika aku mengajukan perceraian hingga aku harus kehilangan segalanya? Kedudukan wanita dalam dunia kita memang selalu dibawah pria" aku akhirnya kembali menangis.
Ginny menepuk-nepuk pundakku.
"Aku tak masalah kehilangan harta—tapi anak-anak?" keluhku menutup wajahku dan menggeleng tak percaya.
"Aku akan bicara dengan Ron mengenai masalah Rose dan Hugo. Kurasa dia akan fleksibel mengenai hak asuh, bagaimanapun kau adalah ibunya mereka"
Menurut hukum sihir yang berlaku, hukum ini memang tidak adil bagi para wanita yang mengajukan perceraian. Mereka masih menganut sistem Patriaki yang kental, dimana pria lebih berkuasa dan dominan atas hak-hak perempuan.
Adalah tabu bagi dunia sihir jika meninggalkan para suaminya—mereka bahkan sering mendapatkan sanksi sosial sebagai wanita yang frigid dan dianggap tak becus mengurusi rumah tangga.
Dan aku harus siap menghadapi perlakuan yang tak adil ini. Aku hanya berharap Ron segera mengumumkan pernikahannya dengan wanita selingkuhannya agar aku sedikitnya terbebas dari penilaian buruk masyarakat dan setidaknya aku bisa mengambil peran sebagai korban perselingkuhan.
Ginny sangat memahami kondisi rumah tanggaku dan Ron, begitupun Harry. Mereka berdua memang sahabat sejati. Mereka menutupi kondisi dinginnya pernikahan kami di depan keluarga Ron yang lain—terutama Arthur dan Molly.
Awal pernikahanku dan Ron sampai kami mendapatkan Rose—itu bisa dibilang harmonis dan kami masih saling mencintai.
Tapi cinta itu kemudian memudar saat Rose lahir. Kami mulai memperlihatkan perbedaan karakter satu sama lain.
Aku adalah perempuan yang perfeksionis, bossy dan memiliki ambisi dalam hidupku. Terus terang saja aku termasuk orang yang tak bisa diam. Diam membuatku stress dan aku tak menyukai orang yang bersifat terlalu santai seperti Ron.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Tell Me That You Love Me | Dramione
FanfictionSetelah 15 tahun menunggu dan bersabar akhirnya Hermione dapat merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Cinta memang datang terlambat -- Tapi itu layak ditunggu Ketika cinta itu ditawarkan oleh Draco Malfoy dan pria itu menawarkan kesempatan kedua untu...