.
.
DRACO POV
.
.
"Bukan aku yang melakukannya, Potter" sanggahku. Entah berapa kali aku harus mengatakan hal ini semenjak interogasi berlangsung.
"Aku tahu, aku bukan teman baikmu, tapi motifku untuk menyerang wanita itu sangat tipis. Aku dijebak! Astaga... tak bisakah Auror bekerja dengan baik dan mengungkapkan kebenaran dari kasus ini?" Nadaku mulai meninggi karena aku sangat kesal.
"Bantahanmu tak ada artinya karena bukti-bukti sangat kuat, Malfoy" tukas Harry dingin. "Tongkatmu telah mengeluarkan kutukan itu. Finite Incantantem membuktikannya"
"Itu karena seseorang di bekalangku telah membuatku pingsan, dia—dia—mungkin saja mengambil tongkatku dan melancarkan kutukan itu" kataku putus asa.
Potter hanya mengernyitkan dahinya sambil memijat ujung hidungnya. Aku tahu—sangat tahu bahwa Potter percaya pada perkataanku tapi bukti-bukti mengatakan hal lain.
Aku tak mungkin mengeluarkan Crucio—aku tahu konsekuensinya, aku tak mau menghabiskan hidupku di Azkaban atau mendapat hukuman mati. Aku merencanakan hidup bahagia bersama Hermione, tak mungkin aku melakukan hal sebodoh ini.
Gila...!!
Aku benar-benar stress dibuatnya...!!
Siapa yang berani menjebakku. Permainan kotor si wanita jalang itu?!!.
Brengsek!!
Aku sangat emosi dan saat ini aku benar-benar ingin meng-avada perempuan sialan itu.
"Veritaserum!!" seruku dengan harapan tinggi. "Kau bisa membuat Sketeer mengambil veritaserum untuk mengungkapkan kebenaran"
"I cant"
"Why?"
"Karena secara hukum veritaserum hanya bisa diberikan kepada pelaku—yaitu kau. Tapi tidak untuk korban"
"Hukum sialan! Kalau begitu berikan padaku veritaserum agar aku mengatakan yang sejujur-jujurnya di wizengamot. Aku benar-benar tak bersalah"
Aku menghempaskan tubuhku di kursi keras ruang interogasi Auror. Aku tak tahu apakah aku harus pasrah dengan emosiku yang sedang membuncah. Aku tak tahu harus bertindak bagaimana.
Aku tetap menjadi tahanan, hukuman Azkaban menantiku. Walaupun era sekarang kementerian tak lagi menggunakan dementor di Azkaban, tapi tetap hukuman panjang terpampang didepanku, masa depanku akan kuhabiskan di Azkaban bukan di pelukan wanita calon istriku.
Aku mengkhawatirkan Hermione, bagaimana perasaannya, bagaimana terlukanya dia, aku ingin menemuinya, menyakinkan dia bahwa aku tak bersalah. Aku takut jika dia berprasangka padaku dan menghancurkan perasaaannya untukku. Aku bergidik jika membayangkan Hermione membenciku karena kasus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Tell Me That You Love Me | Dramione
FanfictionSetelah 15 tahun menunggu dan bersabar akhirnya Hermione dapat merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Cinta memang datang terlambat -- Tapi itu layak ditunggu Ketika cinta itu ditawarkan oleh Draco Malfoy dan pria itu menawarkan kesempatan kedua untu...