Bab 7 - New Sensation

3.9K 365 51
                                    


DRACO POV

.

.

Aku berkali-kali melirik arloji di pergelangan tanganku. Ini sudah jam 12.39 siang. Apakah Granger akan datang memenuhi undangan makan siangku?

Aku benar-benar berharap wanita datang karena dia tidak membalas pesan undangan makan siangku kemarin.

Tampaknya ia tidak terkesan dengan kiriman makan siang dariku.

Dasar perempuan berhati batu. Padahal aku sudah berusaha keras mencari perhatiannya.

Hei...apa dia pikir menyewa chef-chef jago berpredikat masak nomor satu aneka makanan asia itu mudah?

Aku bahkan datang ke restoran terbaik yang menyajikan makanan khas masing-masing negara. Perlu dicatat itu semua berada di dunia muggle.

Aku rela berada di dunia muggle, demi menyajikan makan siang istimewa untuk Granger.

Aku memang sudah tak waras.

Aku hanya ingin membuat dia terkesan, lalu memujiku, dan aku senang mendengar kalau dia memujiku.

Pujian adalah asupan yang baik untuk kepuasan batinku.

Aku berdecak gelisah dan kuputuskan jika jam 13.00 tepat, dia tak datang, maka aku akan membatalkan acaranya.

Salah sendiri kenapa dia datang terlambat, memangnya aku punya waktu seharian menunggunya.

Aku mendaratkan bokongku di kursi sofa lobby dan mencoba duduk santai, dan aku mulai menghitung ubin marmer yang ada di lobby tersebut.

1..2..3..4..5..dst...86..87...

"Lama menunggu?" suara wanita yang kutunggu kini berdiri di depanku.

Aku menengadah, melihat Granger disana. Dan dia.....

 Dan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehm...dia tampak 'bright' . Yes..itu istilahnya.

Rambutnya tergerai rapih tanpa ada keriting liar yang biasa membingkai wajahnya. Dan memakai pakaian yang casual, santai tapi sopan.

Pakaiannya sederhana tapi begitu pantas dikenakannya. Dan dia memakai sedikit make-up agar terlihat cerah, tak berlebihan tapi pas.

Aku sedikit menelan ludah.

Tolong kau hilangkan wajah terpanamu itu, Draco...

Aku berdiri dan tersenyum kecil, senyum sedikit saja—senyum yang menurutku cool.

Aku merapihkan setelan celanaku dan melihat dia tersenyum—senyum yang cukup manis.

"Tak begitu lama hingga aku dapat menyelesaikan membaca satu edisi penuh witch weekly" bohongku berdecak.

When You Tell Me That You Love Me | DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang