37. Kejutan

7K 1K 93
                                    

Suami
Sayang, kangen banget 😭.

Gema tersenyum membaca pesan yang baru saja masuk dari suaminya.

Gema juga 😘.
Mas lagi ngapain? Seminarnya udah selesaikan?

Tanda pesan tidak lekas berwarna biru membuat Gema meletakkan ponselnya kembali di atas meja kerjanya. Matanya melirik sudut laptopnya yang menunjukkan angka mendekati pukul 17.00. Perempuan itu lekas mengakhiri tugasnya. Segera membuka Trello, memindahkan card, menutup semua tab di browsernya, dan jangan lupa mengganti status di profil Slack.

Sembari memasukkan laptop ke dalam tasnya, Gema memutar kursi kerjanya.

"Shaf," panggil Gema pada seorang perempuan yang masih fokus menatap layar laptopnya. Perempuan berkaca mata dengan poni lurus itu menoleh, lalu tersenyum ke arah Gema.

"Iya, Kak?"

"Aku udah kasih feedback ya. Nanti benerin aja sesuai sama yang komentar aku. Kalau udah, di Trello kasih label waiting feedback aja terus tag aku. Oke?" ujar Gema sembari bangkit dari bangkunya.

Gadis yang bernama Shafa itu mengangguk. "Oke, Kak. Makasih."

Gema mengangguk. Perempuan itu menoleh ke meja Nadira yang kosong. Mungkin sedang ke divisi lain. Mengabaikan itu, Gema berjalan keluar ruangan. Tidak lupa sebelumnya menyapa Bara dan Baid yang masih berkemas. Juga Shafa yang masih terselimuti status anak baru sehingga pulang paling terakhir sebab sungkan.

Hari ini adalah hari Kamis di pekan pertama bulan ketiga Gema bekerja. Rasanya tidak sabar menunggu hari terakhir bulan ini. Meskipun demikian, hari ini pun istimewa untuk Gema. Langkah perempuan itu sangat ringan hingga lelah badan dan pikirannya tidak terasa.

Drrrttt

Gema mengambil ponselnya yang berada di saku jilbab sembari berjalan ke arah parkiran. Ternyata suaminya yang baru membalas pesannya.

Suami
Baru dari toilet, Sayang. Nanti malem Mas telfonnya agak malem nggak apa-apa ya? Atau kalau Sayang mau tidur, chat Mas aja biar Mas nggak telfon. Mas harus menghadiri makan malem sama semua panitia.

Ah benar, laki-laki bernama Er yang merupakan suaminya itu memang akhir-akhir ini sibuk dengan undangan-undangan sebagai pembicara seminar bertema pendidikan dan teknologi. Gema pusing sendiri melihat jadwal laki-laki itu. Belum lagi seringnya Er mengeluh karena harus pergi-pergi ke luar kota hingga kesulitan mencari waktu untuk mengunjunginya.

Jangan lupa juga program baru yang perusahaannya luncurkan. Program yang menjadikan Er sebagai pusatnya. Program yang membuat Er semakin sibuk luar biasa. Sebagai istri, Gema hanya bisa mendukung dan mendoakan suami itu. Apalagi selain itu?

"Assalamu'alaikum, Teteh. Jadi ke bandara ini?" ujar seorang perempuan bercadar menyerahkan helm kepada Gema.

Gema mengangguk. "Iya, Teh. Macet nggak ya?" tanya Gema sembari mengenakan helmnya.

"Macet sih kalau jam segini. Tapi semoga nggak terlalu," jawab perempuan.

Gema mengangguk lagi. Sebelum naik, dia membalas pesan dari suaminya dulu agar laki-laki itu tidak mengamuk. Bagi Er, lebih baik tidak dibaca sekalian pesannya daripada dibaca tetapi tidak dibalas.

Oke. Jangan lupa minum vitaminnya. Love you, Mas.

Suami
Love you more😘😘😘😘😘😘😘😘

Gema tersenyum sebelum naik ke motor yang sudah menunggunya. Perempuan bercadar yang mengendarai motor memboncengkan Gema itu bernama Teh Avi. Perempuan yang bertutur lembut dan tidak suka mengghibah. Bagaimana Gema tau? Karena selama di Bandung, Teh Avi adalah ojek langganan Gema ketika harus ke suatu tempat yang sulit ditempuh dengan transportasi umum. Teh Avi merupakan bagian dari Shejek atau ojek online khusus perempuan. Perempuan itu tidak pernah membicarakan orang lain. Teh Avi banyak membuka diskusi tentang sebuah isu yang sedang hangat diberitakan.

SATU RUANG DOA (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang