Rose pun pulang dari rumah Lisa,ia menghampiri Mamanya yang sedang menonton Tv.
"Anak mama baru pulang dari rumah temennya ya??" Rose mengangguk dengan muka mengerucut."Kamu kenapa Honey,kenapa wajahmu ditekuk begitu?" tanya Rojeh.
"Ma,aku ingin menghindari sesuatu." seketika Rojeh melihat wajah anaknya yang tadi sedang bersandar padanya.
"Apa yang membuat kamu murung,Mama akan bantu kamu Honey." ucap Rojeh lembut,ia sangat sayang pada anaknya apapun akan ia lakukan demi kebahagiaan anak semata wayangnya.
"Ma,aku suka seseorang tapi dia bukan pria yang Rose suka lalu..lalu..." Rose nampak tercekat menjelaskan apa keinginannya membuat Rojek geram.
"Lalu apa hmm??" Rose menatap Rojeh.
Rose langsung berhambur memeluk Rojeh erat,ia tidak mau berhenti tentang fikirannya itu.
"Hiks...tapi Rose ingin pasangan Lisa menjadi pasangan Rose." ucap Rose menangis.Rojeh yang tidak mengerti segera meminta penjelasan,dan Rose menceritakan dari pertama mereka mengikuti acara itu sampai akan dipertemukan 3 hari yang akan datang.
"Kalian belum bertemu bukan?" tanya Rojeh,Rose mengangguk kepala.
"Itu mudah Honey,Mama akan bantu kamu." ucap Rojeh membuat mimik wajah Rose bahagia ia memeluk kembali Mamanya.
"Lalu bagaimana Lisa Ma,Rose..." ucapan Rose terhenti.
"Kau tenang saja Mama yang akan menangani itu,Lisa akan baik-baik saja Honey." Rose menganggukkan kepala.
"Gomawo Mama.." ucap Rose senang.
Jeka yang kini tengah mengetik seketika dikagetkan dengan sebuah suara yang tak asing baginya.
"Malam besok akan ada acara kau harus datang." ucap Mr.Jeon."Tidak aku sedang sibuk." ucap Jeka tak menatap Appanya.
"Tidak ada penolakan semua kolegan akan menghadiri itu,tuan rumahnya Mr.Park." Jeka nampak biasa saja.
"Apa kau tidak mendengarku??" tanya Mr.Jeon dengan suara yang mengeras,ia selalu mencoba sabar tapi putranya seakan tak menganggap kehadirannya.
"Jeka!!" Jeka berdecih dan menatap kearah lain ia sebenarnya muak dengan aturan yang tanpa henti.
"Ya,aku akan mengikuti ambisimu sekarang kau puas,pulanglah istrimu menunggu!" ucap Jeka.
"Kau,berani sekali hah tidak sopan!" Jeka tersenyum tipis selalu saja itu yang keluar dari mulut orang tuanya.
"Adakah ajaran sopan dari kalian,bahkan wajah kalian tidak sama dengan sifat kalian diluaran sana." Mr.Jeon hendak menampar putranya tapi dadanya sakit dan kemudian terjatuh.
Bughh
"Appa??" Jeka segera membawanya bersama Jimin kerumah sakit,nafasnya memburu Appanya terbaring di ranjang rumah sakit.
Hanya suara keheningan sampai seorang wanita datang dan...
Plakk
"Beraninya kau berlaku kasar pada Appamu hah,bisakah kau menjadi anak berbakti bahkan sudah dewasa saja kau tak pernah berubah Jeka!!" Jeka tak mengubris ia ingin tau keadaan Appanya.
Cklek
"Keluarga pasien." ucap dokter,segera Eomma Jeka menghampiri dan dokter memintanya masuk.
Jeka sendiri masih menunggu diluar bersama Jimin,ia sudah mulai panik ia sadar perlakuannya cukup kasar tapi apakah itu semua salahnya,jika ia selalu mematuhi mereka ia akan selalu dijadikan boneka dan ia membenci itu.
Cklek
"Jek masuk,Appamu mau berbicara!" ucap Eomma Jeka sambil menatap kearah Lain,Jeka segera masuk.
Ia menatap Appanya yang terbaring dengan infusan yang terpasang ditangan dan itu membuat pria itu nampak lemah,Jeka duduk desampingnya.
"Bagaimana keadaan Appa,Mian Jeka selalu membuat Appa sakit." ucap Jeka menatap sendu.
"Appa juga minta maaf deul,deul Appa ingin menceritakan sesuatu padamu semoga kamu mau menerimanya." Jeka menatap Appanya sebentar dan mengangguk.
"Appa dulu seorang pria miskin sampai Appa bertemu seorang wanita cantik yang periang dia bernama Kay dia gadis yang selalu menjaga Appa menghibur Appa sampai kami menikah dan Appa bisa bekerja dan membangun perusahaan 12 tahun kami selalu bersama sampai Eommamu mengandungmu." Jeka terkejut.
"Kay,kenapa..." ucap Jeka tercekat.
"Eommamu bernama Kay dan dia meninggal saat kau dilahirkan dan eommamu saat ini adalah sahabatnya yaitu Dara dia ibu tirimu maafkan Appa,Appa fikir setelah kau mendapat Eomma baru kau akan hidup bahagia ternyata Dara sama sepertiku ambisus dalam pekerjaan dulu aku ambisius saat ingin membuktikan pada Kay bahwa aku layak menjadi suaminya tapi nyatanya tidak aku memberikannya kesedihan karena ambisiku hingga saat ia hamil ia stress dan meninggal saat melahirkanmu maafkan Appa nak." Jeka meneteskan air mata.
"Lalu dimana makan Eomma??apa jangan-jangan." tanya Jeka tak sabar.
"Ya deul,seminggu sekali kita kesana itu bukan makan sahabat Appa tapi istri Appa,Dara yang mengatakannya alasan dia hanya agar kau tidak bersedih." Jeka mengepalkan tangannya.
"Cukup Appa,istirahatlah Jeka tidak sanggup mendengar itu lagi Jeka..." Mr Jeon memegang tangan putranya.
"Jangan,Dara hanya memberimu kehidupan tanpa bayang kesedihan deul berjanji lah selalu menyayangi Dara dan Appa akan selalu merestuimu apapun keputusanmu." Jeka terdiam.
"Tidak usah membelanya Appa,apakah cinta Eomma kurang sampai Appa membiarkan wanita itu membuat hidupku tidak pernah bahagia?" tanya Jeka.
"Deul...." nafas Mr.Jeon tersenggal.
Brakk
"Apa yang kau lakukan hah!!" teriak Dara"dokter...dokter!!"panggil Dara.
Tutttt
"Maaf kami tidak bisa menyelamatkan pasien,keadaan pasien sudah sangat lemah sehingga ia meninggal dunia." ucap dokter.
"Apa!!" Dara membangunkan suaminya yang sudah ditutupi wajahnya"suamiku bangun hiks..."Jeka terdiam ia tidak bergerak sama sekali,ia bukan yang menyebabkan Appanya meninggal bukan.
Dara menatap tajam Jeka.
Plakk
"Tidak puas hah membuat hidupku penuh beban dan sekarang kau membunuh suamiku!!" teriak Dara.
Plakk
"Sadar Jeka,kau hanyalah orang ketiga diantara kami,kau seharusnya tidak pernah melawan Appamu!!" ucap Dara emosi saat hendak menampar kembali Jeka memegang tangan Dara.
"Jangan menyentuhku!" ucap Jeka tanpa ekspresi dan menghempaskan tangan Dara kasar,ia segera pergi dari ruangan itu.
"Dok kremasi Appaku bawa kerumah keluarga kami yang akan memakamkannya langsung!" ucap Jeka.
Hujan turun dengan rintikan di iringan orang yang mengantar Jenazah cukup banyak karena Mr.Jeon adalah orang yang baik dan banyak orang yang menhormatinya,Dara menangis tersedu sedangkan Jeka tersenyum"kau sudah bersama Eomma Appa tinggal tunggu aku menyusulmu."ucap Jeka.
"Apa yang membuat dirimu tersenyum hah Anak tak tau malu!" ucap Dara.
"Tak tau malu heh,lalu apa yang diperbuat wanita yang pura-pura menangis ditinggal seseorang,demi image?" sindir Jeka.
"Jangan kurang ajar kamu!" ucap Dara sedangkan Jeka segera pergi setelah mengusap nisan sang Appa disebelah kanan dan disebelah kiri nisan Eommanya ia memang yang meminta makam Eomma dan Appanya berdampingan.
"Appa Jeka sudah besar dan bisa mengambil keputusan lebih bijak sesuai yang Appa ajarkan Mian Jeka belum bisa membuat Appa bahagia." ucap Jeka yang tanpa disadari setetes air jatuh ke makam basah itu, segera berdiri dan pergi dengan Jimin.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mail Reply Cafe{£ND}
FanfikceSemua berawal dimana kedua sahabat itu ingin mencari jodoh lewat sebuah Mail Reply Cafe,yang baru saja menghadirkan event berupa kupon yang dimana mereka bisa mendapatkan pasangan lewat surat yang setiap saatnya Cafe itu akan tampung,dan dengan semi...