16💌💔

349 33 0
                                        

Esoknya.

"Tak sabar menunggu besok." ucap Rose,ia segera bersiap untuk kuliah bersiap dengan make up yang ia pakai dengan indah.

Ia turun kebawah mendapati orang tuanya tengah sarapan"Morning Ma,Pa."ujar Rose sambil mencium kedua orang tuanya.

"Morning Honey,nampaknya kau sedang good mood?" tanya Mr.park.

"Ouh sure,i think sekarang sudah saatnya menunjukkan kecerianku Pa,apakah kamu suka anakmu galau?" mendapat pertanyaan itu Papa Rose hanya terkekeh.

"Kau tenang saja Honey,apapun keinginanmu akan segera terlaksana." mendengar itu Rose yang sedang memekan sarapan terbatuk.

"Uhukk uhukk...apa maksud Mama?" tanya Rose yang kebingungan.

"Kau lihat saja tidak perlu bingung okeh." ucap Rojeh meyakinkan anaknya,Rose sendiri tidak ambil pusing Mamanya memang seseorang yang hebat dan ia tidak perlu meragukan itu apapun yang dilakukan Mamanya toh untuk kebaikannya juga.

Sedangkan Lisa kini menyantap telur dengan sedikit melamun membuat Sandra menepuk pundaknya membuat Lisa tersadar.

"Kalau makan jangan sambil melamun dimakan tuyul baru ngadunya ke Eomma." mendapat teguran itu Lisa langsung memasukkan telurnya kemulut dengan sekali suapan.

Happ

"Mana ada sih Eomma tuyul nyuri telur kan nyurinya uang?" Sadra terkekeh sepolos itukah putrinya jika menyangkut mitos.

"Haha...Eomma becanda tapikan kalo yang makannya perempuan cantik mana nolak kalo disogok telur?" mendengar itu Lisa terkekeh Sadra memanglah sosok orang tua paling the best bisa dijadikan Eomma ketika ia kesusahan dan bisa jadi sahabat ketika ia butuh curhat.

"Sudah saatnya Lisa berangkat jangan kecapean Eomma." ucap Lisa mengecup pipi Sandra segera Lisa menaiki scoopynya itu karena ia harus tiba lebih awal.

Tidak jauh berbeda kini seorang pria menatap dirinya didepan cermin besar jas ia kenakan adalah peninggalan Appanya,ia mengelusnya dan seketika tak sengaja ia menemukan sesuatu disaku itu,karena jas itu sudah lama tak dipakai.

Saat membukanya ia melihat foto Appanya dengan 2 orang gadis,ia kenal gadis yang satunya karena itu Eommanya tapi untuk yang satunya,ia jelas baru pertama kali melihat mereka bertiga tertawa ceria,ia lihat fotonya sudah usang tapi jelas siapa yang ada difoto itu.

"Apakah ini saat Appa masih SMA?" gumam Jeka,dan seketika terdengar suara pintu terbuka.

Cklek

"Tuan,dibawah Nyonya sudah menunggu anda sarapan." mendengar itu Jeka mengangguk ia jadi penasaran seperti apa dulu kehidupan Appanya,ia akan mencari tau diruang kerja Appanya.

Jeka pun turun,wajahnya masih datar,ia tidak pernah membicarakan masalah ibu tiri,ia masih menghargai Dara karena menerimanya sejak ia masih kecil.

"Morning deul,ayo sarapan Eomma memasakkan sarapan kesukaanmu." ucap Dara tersenyum dan hanya dibalas anggukan Jeka.

Jeka segera menyantap makanannya,Dara melirik Jeka sejenak dan menghela nafas Jeka yang peka langsung bertanya"Apa?"mendengar itu Dara tak melepaskannya.

"Deul,Eomma sudah saatnya mendapatkan menantu." mendengar itu Jeka terdiam sesaat lalu memulai sarapannya kembali.

"Kau tau sejak Appamu meninggal Eomma kesepian,tapi jika ada menantu Eomma pasti akan merasa ada teman kau sibukkan kan,apakah bisa Eomma meminta itu?" tanya Dara.

"Lihat saja nanti." ujar Jeka seadanya,inilah yang membuatnya malas,ia tidak suka diganggu saat sarapan.

"Jika tidak menemukannya Eomma sudah menemukannya." sontak Jeka membanting sendoknya membuat Jeka kaget dan syok.

"Jangan ikut campur masalah pribadiku,kau siapa hah aku hanya cukup menghargaimu tapi tidak masalah perasaan,jangan memaksaku!" ucap Jeka cukup keras membuat para pelayan gemetar takut,aura Jeka tidak jauh berbeda dari mendiang Appanya.

"Kau berani berteriak padaku Jek!" tanya Dara dengan nada tinggi.

"Bahkan mengusirmupun aku sanggup,ingat aku takkan mau diatur!" Jeka langsung meninggalkan Dara.

"Lihat Kay,bahkan kau mendapatkan keturunan yang membuatku selalu terhina." gumam Dara sambil mengepalkan tangannya.

"Memang anak haram!" gumam Dara sambil menetralkan emosinya.

Keadaan berbanding terbalik dengan seorang pria,ia kini sedang memotong rumput halamannya sambil bernyanyi sesekali,membuat anak tetangga yang lewat menghentikan jalannya hanya demi mendengar suara merdu Jaehyun.

"Ciee anak Eomma diliatin banyak gadis." Jaehyun mendongkak dan menatap tajam gadis yang ia sadari tengah mengamatinya.

Semua gadis hanya tertawa centil sambil membubarkan diri mereka karena ketahuan tengah memandang lelaki tampan.

"Kau sudah besar dan sudah pantas memiliki kekasih,mau cari yang bagaimana lagi hmm?" mendapat pertanyaan itu Jaehyun menyugingkan senyumnya.

"Besok kami akan bertemu." mendengar itu Eomma Jaehyun sungguh terkejut.

"Kenapa tidak sekarang?" tanya Eomma Jaehyun kesal membuat Jaehyun harus merayu Eommanya,ia memeluk Eommanya sesekali mencium pipinya.

Cupp

"Eomma tau kan Jaehyun takkan asal memilih pasangan jikapun benar Jaehyun akan langsung menikahinya itukan yang Eomma mau?" Eomma Jaehyun sungguh bahagia anaknya tak merasa kekurangan,dulu saat kecil Jaehyun selalu bertanya dimana Appanya,tapi kini anak itu sudah semakin dewasa bisa mengerti hati Eommanya sendiri.

"Makin besar mulut kamu makin berbisa ya,eomma kalah deh." Jaehyun terkekeh dan segera melepas pelukannya dan meraih tangan eommanya mengecupnya lebut.

"Tangan ini yang membesarkan aku,tangan ini yang membelaiku,tangan ini yang menjagaku,tangan ini yang mengobatiku mana bisa aku melukainya sangat tidak hormat bagiku melakukan itu padamu,Eomma jika eomma bisa apakah jika suatu saat Jaehyun pergi Eomma rela?" Tanpa sadar eomma Jaehyun menitihkan air mata.

"Mau pergi kemana hah,awas kealam baka!" geram eomma Jaehyun membuat Jaehyun tertawa.

"Yaampun doamu,tidaklah Jaehyun bermaksud meminta pendapat jika suatu saat menikah." mendengar itu Eomma Jaehyun membelai lembut pipi anaknya.

"Pergilah jika memang kamu butuh dan tinggallah jika memang kamu tidak punya tempat berpulang,rumah eomma selalu terbuka untukmu deul,eomma sedih jika kau sedih maka buatlah eomma bahagia dengan senyummu itu,eomma selalu menunggu calon mantu." baru saja suasana menghayati eommanya sudah mulai memecahkan dramanya.

"Haishh bisakah calon mantu dikurung dulu,kita fokus pada naskahnya!" ujar Jaehyun kesal membuat eommanya seketika tertawa melihat kemalangan anaknya itu.

"Sudahlah,kau tidak kuliah sudah jam 9 loh." Jaehyun baru tersadar mengecek ponselnya dan sudah banyak pesan sahabatnya menunggu ia datang.

"Astaga kenapa Eomma tidak mengatakannya lebih awal haishh pasti Jaehyun diamuk dosen." ujarnya segera masuk kekamar untuk bersiap sedangkan eomanya menatap lucu anaknya yang tak pernah berubah.

"Setelah dewasa aku akan membawa Jaehyun Taeyon!"

"Apa kamu bilang,membawa Jaehyun kamu fikir kamu siapa mentang-mentang kamu Appanya begitu?"

"Ya itu memang faktanya!"

"Tidak,Jaehyun akan tetap bersamaku sampai maut memisahkan kami!"

"Hah,ingat aku akan selalu mengawasinya dan merebutnya,aku berhak atasnya."

"Kamu lupa siapa yang menjaga??"

"Dan siapa yang membiayai??"

"Aku membencimu!"

"Kau akan menyesal karena membenciku,kau akan lebih sengsara dari sekarang karena berani melawanku!"

Taeyon menangis tersedu ancaman suaminya sangat membuatnya stres ia sangat meyayangi putranya jika sampai anaknya siambil ia tidak akan pernah sanggup lebih baik ia mati daripada hidup menderita.

Tbc.

Mail Reply Cafe{£ND}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang