7💌💔

416 39 0
                                    

"Jae.." mendengar panggilan itu Jaehyun menengok dan ternyata Eommanya memanggil membuat Jae menghampiri.

"Ada apa Eomma?" tanya Jaehyun.

"Appamu akan datang sebentar lagi."ucap Eomma Jaehyun,mendengar itu Jaehyun tersenyum dan mengangguk.

Tok

Tok

Eomma Jaehyun langsung membuka pintu,dan sudah terlihatlah pria paru baya yang mirip dengan putranya siapa lagi kalau bukan mantan suaminya,yup sudah 5 tahun mereka berpisah karena Appa Jaehyun berselingkuh dengan seorang wanita yakni selama Eomma jaehyun belum melahirkan Jaehyun.

"Masuklah Appa." ucap Jaehyun dengan senyum tulusnya,pria itu mengangguk.

"Jae,bagaimana dengan tawaran Appa yang menyarankanmu menjalankan bisnis Appa dalam dunia kuliner?" tanya sang Appa.

"Mian Appa,Jae tidak akan merubah mimpi Jae,Jae akan tetap menjadi guru olahraga." mendengar ucapan anaknya tangan Appa Jae mulai mengepal.

Bughh

"Dasar anak tidak tau diri,sudah kusekolahkan hingga tahap ini kau tetap tidak mau mendengarkan keinginanku??" setelah memukul sang anak Jaehyun tersenyum.

"Keinginan Appa,tidakkah cukup menyakiti keluargaku?" tanya Jaehyun menohok.

"Cih menyakiti,bahkan aku menikahi Eommamu tanpa dasar cinta,dan kau adalah orang yang seharusnya bertanggungjawab!" ucap Appa Jaehyun.

"Sampai kapan pria tua sepertimu selalu ingin mendapatkan keinginan yang selalu harus tercapai?" tanya Jaehyun.

Bughh

"Sialan,kau tidak akan mendapat apapun dariku!" ancam Appa Jaehyun.

"Tidak masalah,selagi aku masih punya kedua tangan sesuatu yang sulit pasti akan kulalui tanpa campur tangamu Appa." ucap Jaehyun dengan senyum manisnya dan menekan kata Appa.

"Cih,didik anakmu dengan baik!" setelah itu Appa Jaehyun pergi dengan rasa marah.

"Nak hiks...bibirmu terluka hiks..kenapa kau melawannya sudah eomma katakan jangan melawan pria sepertinya hiks..." mendengar itu Jaehyun memeluk Eommanya.

"Kenapa Eomma bisa bertahan dengannya selama ini,Jae tidak berharap dilahirkan dengan keluarga sepertinya,Jae lebih baik hanya dengan Eomma yang mungkin akan berbahagia dengan pria yang jauh lebih baik darinya." ucap Jaehyun mengelus pipi Eommanya yang sedari tadi mengeluarkan air mata,sedangkan Eomma Jaehyun menggeleng kepala.

"Hiks...Mianhae,Eomma hanya ingin mengabulkan keinginan terakhir halmoni yaitu memberikannya cucu." ucap Eomma Jaehyun menyesal.

Dilain tempat.

Jeka kini menatap Jimin yang tengah membuka banyak berkas.
"Tuan boleh bantu saya mencari surat perusahaan,maaf." ucap Jimin,dengan segera Jeka membantu.

"Sudah berapa lama kau bekerja disini?" tanya Jeka.

"2 tahun dan kebetulan asisten tuan besar mengundurkan diri karena sudah ingin pensiun." ujar Jimin langsung diangguki Jeka.

"Apa yang kau ketahui tentang perusahaan ini?" tanya Jeka sambil membolak balik dokumen yang ia ambil.

"Cukup banyak,kebetulan Mr.Deon saat itu membantu saya memberitahu seluk beluk perusahaan sebelum benar-benar resigen." ujar Jimin diangguki Jeka.

"Baiklah jika aku butuh sesuatu mungkin aku akan memintamu untuk membantuku." Jimin mengangguk dan setelah ketemu mereka segera masuk keruang rapat yang akan diadakan 1 jam lagi.

Lisa kini memakai sepeda nya ia kini sedang mengantar beberapa makanan catering,sebagai pekerjaan sampingan sebelum ia bekerja besok.

Ting

Nong

Cklek

"Pesanan." ucap Lisa.

"Ah gomawo,jadi berapa semua?" tanya pria itu.

"200k." pemuda itu mengangguk dan menyodorkan uangnya.

"Kamsamidha,saya pergi selamat menikmati." ucap Lisa sambil tersenyum.

"Manis sekali kurir nya." ucap Jaehyun segera ia masuk apartemen.

Lisa yang dengan santainya mengayuh sepeda tak sengaja menabrak seseorang dengan segera ia meminta maaf.

"Mianhae tuan,saya tidak sengaja." ucap Lisa membungkukkan kepala.

"Tidak masalah,lebih berhati-hati lagi,jika moodku tidak sedang baik kau akan dalam masalah Nona." ujarnya dan berjalan menjauh.

"Siapa dia,miaterius sekali senyumnya." ujar Lisa,ia kembali mengayuh sepedahnya dan segera membereskan pekerjaan yang tinggal beberapa lagi.

Kini Rose ada di kampusnya Universitas A yang siapa saja ingin berada didalamnya,bukan hanya cara belajarnya yang mampu mengeluarkan banyak orang berprestasi tempatnya juga sangat luas bagai 30 taman disana.

"Rose!!" teriak seseorang dan itu adalah Jihyo.

"Jihyo,ada apa memanggilku?"tanya Rose sambil menatap sekeliling.

"Ah aku hanya ingin mengabari,kau adalah salah satu anggota chiliders terbaik dan pekan depan kita akan mengadakan pertandingan antar kamus,kebetulan yang akan melawan kampus kita dalam basket adalah kampur B." ucap Jihyo.

"Tidak,aku tidak akan ikut lagi sudah 2 tahun yang lalu aku tidak ikut bukan,jadi sebaiknya kau tawarkan saja pada anggota lain." ucap Rose mengambil kacamata dan membaca bukunya.

"Rose apakah kau tega,bahkan yang mengusulkan kepala sekolah,anak tim basket akan sangat senang jika disemangati oleh Chilidres yang perfesional sepertimu." ucap Jihyo memegang tangan Rose.

"Tetap aku tolak Hyo,kamu tau kan aku gak suka basket aku benci bukan hanya basket semua olahraga aku gak suka kecuali dance yang menjadi favoriteku." ucap Rose menjauh dari Jihyo.

"Come on Rose,hanya untuk taun ini bukankah taun selanjutnya kau akan lulus?" mendengar itu Rose nampak menimang.

"Huft,siapa anggotanya jika ada Jiyo aku gak akan ikut,males liat dia yang suka nyinyir padaku." ucap Rose.

"Tenang,akukan ketua pertandingan nanti aku akan mengaturnya dan aku yakin Jiyo akan aku posisikan menjadi pembersih bola." mendengar itu Rose tertawa.

"Kau ini terlalu kejam hanya karena aku tak suka padanya." balas Rose.

"Demi sekolah apa yang tidak,kau itu sudah bagus ada didalam anggota Chilidres sayang sekali kau membencinya karena masalah itu." ucap Jihyo.

"Andai kau diposisiku aku yakin kau juga lebih baik menghapus memori itu,bahkan aku tidak tau sejak kapan aku membenci olahraga itu mungkin saat kejadian itu membuatku enggan bersangkutan dengan olahraga." ucap Rose mengingat kejadian itu.

"Sudah jangan bersedih,aku yakin kau wanita kuat diluaran sana ada yang lebih parah darimu,aku akan selalu pendukungmu friend." ucap Jihyo diangguki Rose.

Rose nampak berkeliling taman kampus ia mendengan musik dengan earphone nya,dulu saat dia masih S1 dan bersama Lisa ia selalu memasang earphone nya pada salah satu mahasiswa yang dikagumi banyak mahasiswi lain.

Ketika ia marahan dengan Lisa ia akan mengeluh padanya,dan dia satu-satunya mahasiswa yang memberikannya banyak solusi bahkan memberikan candaan yang membuatnya kembali ceria dan selang beberapa hari ia berbaikan dengan Lisa.

Tak terasa air matanya menetes,ia rindu hal itu,bahkan sahabatnya Lisa tidak tau selama ini dia sangat memendam rasa rindu maka dari itu dia belum siap langsung memulai hubungan dan kini ia harus melupakan masalalu dan memulai masa sekarang untuk dirinya sendiri,ia tidak boleh egois tidak boleh menengok kebelakang.

Tbc.

Mail Reply Cafe{£ND}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang