5. Curhat

67 42 9
                                    

Pada awalnya, ia memiliki kesan yang cukup baik pada Vikrama, tidak ada niat khusus seperti manusia-manusia yang penuh dengan nafsu birahi, dia sepertinya merasa aman jika Tarani dekat dengannya. Namun, untuk yang terakhir ia sedikit merasa kesal, ketika Rhea memeluk Vikrama tepat dihadapannya itu sungguh menampar wajahnya dengan sangat keras.

Tetapi setidaknya untuk saat ini tujuannya sudah terpenuhi, dia harus selalu waspada dengan setiap pria yang berhubungan dengan Tarani. Ia tidak ingin kejadian kelam di masa lalu terulang kembali dan menjaga Tarani yang sudah merupakan bentuk janjinya kepada salah satu temannya.

Dimas mengacak-acak rambut berwarna hitamnya, sulit untuk berpikir secara rasional ketika melihat seseorang yang ia cintai memeluk pria lain, dan apalagi itu terjadi tepat dihadapannya. Dia bahkan sudah kalah sebelum masuk ke dalam peperangan. Ia berjalan dengan membungkuk, nampak lesu dan tidak memiliki minat untuk melakukan apapun. Setiap kali ingatan itu datang, ia selalu ingin memukul siapa saja orang yang membuatnya kesal.

Sesaat setelah Dimas menaiki tangga, ia tak sengaja melihat Tarani tengah berdiri seorang diri, menatap gumpalan awan pada langit biru. Sorot matanya terlihat begitu kosong, entah apa yang sedang dipikirkannya, tapi Dimas tahu apa yang tengah dialami oleh Tarani.

Ketika Dimas berjalan ke dekatnya, ia dapat menyadari jika terdapat sebuah kantung mata di bawah matanya. Sebelumnya juga Tarani pernah bercerita kepadanya, bahwa ia selalu kesulitan untuk tertidur, entah seberapa keras ia mencoba pada akhirnya matanya selalu terjaga. Karena itu Tarani meminta Dimas untuk membelikannya obat tidur, tetapi Dimas bersikeras menolaknya karena tahu Tarani akan membuat dirinya overdosis.

"Apa kamu mengalami kesulitan untuk tertidur lagi?" tanya Dimas berdiri di samping Tarani, matanya menghadap lurus pada pandangan di depannya sesaat, kemudian menatap ke arah Tarani. "Kamu terlihat kacau, Tara. Apa yang terjadi?"

"Diamlah! aku tidak sedang dalam suasana yang baik untuk mendengar ocehan-ocehan konyolmu hari ini!"

Dimas membuka kedua tangannya, kemudian bersandar membelakangi pagar. "Aku hanya bertanya," katanya, lalu diam termenung, entah kenapa ingatan buruk ini selalu muncul dan jatuh tanpa izin, sangat sulit untuk berpikir positif. Ingatan tentang Rhea memeluk Vikrama masih terngiang-ngiang dalam ingatan bodohnya. Dia juga menginginkan hal itu.

Suasana menjadi sedikit lebih hening, hanya terdengar suara bising dari orang-orang yang sedang bercanda dengan teman-teman mereka. Dimas membalikkan tubuhnya, melihat beberapa murid yang datang ke sekolah dengan pacar mereka. Berdua, bergandengan tangan dan merasa jika dunia adalah milik berdua, tanpa peduli dengan apa yang dikatakan orang-orang terhadap mereka.

Dimas berpikir jika itu akan sangat menyenangkan. Dirinya hanya bisa tersenyum, membayangkan bagaimana merasakan hal itu dengan orang yang dia cintai. "Kenapa orang-orang bisa mengungkapkan cinta mereka tanpa takut dengan hari esok?"

"Itu karena tidak ada hari esok untuk mereka." Dimas menatap ke arah Tarani. "Mereka yang berpacaran hanya peduli dengan hari ini. Banyak memikirkan masa lalu yang pahit dan masa depan yang abu hanya akan membuat hubungan mereka menjadi runyam. Dan cukup sialan karena mereka dipenuhi dengan kebahagiaan."

Sulit untuk diterima, tapi apa yang diucapkan oleh Tarani ada benarnya. "Jangan mengumpat ketika kamu sendiri juga tengah berhubungan dengan seseorang saat ini!"

"Hubungan seperti apa maksudmu, kekasih?" tanya Tarani, kali ini ia mengalihkan perhatiannya pada Dimas. "Aku tidak merasa begitu karena aku tidak pernah masuk ke dalam dunianya."

Dimas hanya terkekeh, sangat langka mendengar Tarani bercerita mengenai kisah cintanya, karena biasanya Tarani bahkan tidak pernah peduli dengan sesuatu yang seperti itu. Setiap kali bertemu, Dimas selalu menemukan Tarani dalam keadaan mabuk atau sedang dalam pengaruh obat-obatan, dan jika dalam keadaan sadar Tarani hanya selalu meminta uang pada Dimas untuk membeli rokok dan minuman beralkohol.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang