34. Patah

60 44 67
                                    

Berhenti di ujung trotoar, menunggu lampu hijau kembali menyala. Rhea menghembuskan napas pada kedua telapak tangannya, untuk memberikan sedikit rasa hangat pada tubuhnya yang mulai kedinginan. Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Tarani, membuatnya berkaca pada dirinya dahulu. Seandainya waktu itu ia tak bertemu dengan Vikrama, apakah saat ini masih terdengar suara detak jantung dalam dirinya?

Untuk mengisi perutnya yang lapar, Rhea memutuskan pergi ke sebuah restoran cepat saji yang tak jauh dari tempatnya. Ia hanya memesan sebuah ayam goreng dan minuman bersoda pada seorang Kasir.

"Semuanya 30 ribu rupiah," ucap sang Kasir Wanita dengan senyum ramahnya.

Rhea mengeluarkan dompet pada saku jaketnya, mengambil selembar uang 50 ribu yang langsung ia berikan pada Kasir Wanita, dan setelah menerima uang dari Rhea, Penjaga Kasir itu memberikan kembalian uang Rhea yang lebih.

"Terima kasih atas pesanannya, silahkan datang kembali!" kata sang Penjaga Kasir masih dengan senyum ramahnya.

Tersenyum dan mengangguk pelan, Rhea membawa nakas berisi makanannya itu pergi ke sebuah kursi kosong yang berada di tepi sudut restoran, dan duduk seorang diri. Jika pelatihnya melihat dirinya memakan makanan seperti ini, sudah pasti dia akan langsung diberikan latihan yang gila-gilaan. Karena itu sebelum memakannya, Rhea melihat ke kanan-kiri terlebih dahulu, agar tidak ada satupun orang dari kelompok ekstrakurikulernya melihat.

Lokasi restoran ini tidak terlalu jauh dengan sekolah, dan ia begitu waspada dengan setiap orang yang datang ke tempat ini. Karena mungkin siapa tahu, pelatih dan asisten pelatih  akan makan ke tempat ini.

Ketika dia sedang fokus menikmati makanannya, secara tidak sengaja dia melihat wanita bernama Sri sedang duduk bersama dengan dua orang yang tidak dikenal. Pada awalnya dia tidak menghiraukannya, tapi entah kenapa dia merasa begitu curiga dengan gerak-gerik mereka.

Salah seorang wanita yang berambut pendek terlihat begitu gelisah dalam raut wajahnya, "Apa kita memang harus melakukan ini?" tanya wanita berambut pendek itu dengan nada bicaranya terdengar seperti ketakutan.

"Iya, bukankah ini terlalu kejam," timpa wanita yang berada di sebelahnya.

Beruntung Sri tidak duduk menghadap ke arahnya, jadi dia bisa secara sembunyi-sembunyi mendengarkan pembicaraan mereka dan di saat yang bersamaan dia dapat memakan makanannya dengan tenang.

"Kejam?" tanya Sri dengan raut tak percaya, ia terkekeh pelan lalu menyeringai. "Setelah semua yang dilakukannya kepada kita, dia pantas untuk mendapatkannya. Coba kalian pikir, apa saja perbuatan yang telah dia lakukan pada kalian?"

"Kami memang membenci Tarani. Tapi, rasanya apa yang kita lakukan lebih kejam daripada yang dia lakukan pada kita," kata wanita berambut panjang, dalam raut wajahnya nampak ia begitu menyesali perbuatannya. "Kita harus segera menghentikannya sebelum kasusnya menjadi lebih besar."

Tarani? apa yang telah Tarani perbuat pada mereka? Rhea dibuat semakin penasaran.

"Jika kalian memang tidak ingin melakukannya, katakan sedari awal!" Sri menghentak meja dengan sangat keras, mengejutkan semua orang yang berada di dalam restoran. Ia segera beranjak bangun dan berjalan pergi meninggalkan mereka berdua seraya menggumamkan sesuatu. "Jangan membuang waktuku lebih dari ini, sial!"

Sri telah pergi, dan ini adalah kesempatan Rhea untuk menghampiri mereka berdua, dan menanyakan kebenarannya. Rhea tiba-tiba duduk di depan mereka dengan senyum ramahnya. Tentu saja kedua wanita itu saling bertukar pandang, menatap satu sama lain dengan wajah keheranan ketika melihat Rhea tiba-tiba duduk di depan mereka.

"Bisakah kalian menceritakan semua yang kalian bicarakan sebelumnya?"

Kedua wanita itu kembali menundukkan kepala, enggan untuk berbicara dan menggeleng seolah-olah tak tahu apa yang dimaksud Rhea. Mereka juga tak bisa begitu saja bercerita pada orang asing yang tak mereka kenal, karena mereka juga merasa takut. Ada satu rumor lagi tentang Tarani yang mengatakan, bahwa dia memiliki banyak kenalan dengan orang-orang yang mengerikan.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang