Hujan semakin sering datang di penghujung tahun, membuat suhu udara juga terasa semakin mendingin.
Walaupun Tour Asia mereka sudah selesai, Day6 tetap saja masih disibukkan dengan latihan untuk persiapan tour mereka selanjutnya dan tentunya juga dengan kegiatan individu masing-masing.
Seperti yang terlihat pada malam ini mereka masih berada di studio latihan, mengaransmen ulang lagu-lagu mereka dan berlatih agar bisa menampilkan performa yang semaksimal mungin di atas panggung nanti.
"Mau lanjut lagi apa udahan nih?" tanya Daffa sambil memutar-mutarkan stik drumnya.
"Sekali lagi boleh lah yok." ajak Jevan.
Namun di pertengaha lagu ponsel Sandi berdering, dan ketika ia melihatnya tertera nama manager mereka disana.
Sandi kemudian menghentikan permainan gitarnya dan meminta izin kepada yang lain untuk mengangkat panggilan itu.
"Masih pada di studio sih Mas, masih latihan"
"Oh gitu yaa, oke deh Mas kita ngerapihin alat dulu kalo gitu"
Sandi menutup sambungan teleponnya, "Guys Mas Doni nyuruh udahan, kita disuruh ke Lyon. Di ajak makan sama Pak Hari"
"Pak Hari?! Tiba-tiba? Ade ape nih?" Daffa langsung berdiri mencuat dari balik drummya.
Maklum saja, Pak Hari adalah orang nomor 1, pemilik dari agency mereka. Karena beliau adalah orang teramat sangat penting maka jarang sekali ada artis-artis dibawah naungan agency mereka yang bisa bertemu beliau.
Bahkan selama 6 tahun menaungi agency H2M Entertaintment Day6 hanya pernah bertemu sebanyak dua kali dengan Pak Hari. Yaitu ketika mereka pertama kali debut dan yang kedua ketika peresmian gedung baru H2ME.
"Hayoo ngaku lo semua, pada bikin ulah apa sampe Pak Hari mau ketemu sama kita?" Willy memicingkan matanya sambil menunjuk satu persatu orang yang ada di ruangan itu.
Namun ia langsung tertawa setelah menyadari ekspresi muka para member yang berubah seketika karena panik.
"Tapi gak mungkin juga sih kalo kita punya salah sama agency, soalnya Pak Hari minta ketemuan di Lyon. Resto mahal anjir" sahut Brian
Jevan tersenyum masam, "Ya mana tau sebelum kita didepak, kita diajak makan enak dulu"
"Udah lah ayok jangan banyak cingcong, rejeki harus segera di jemput." ajak Brian dengan penuh semangat.
Ia menggeletakan Goldie, bass kesayangannya begitu saja dan langsung mengambil tasnya.
"Eh bangke! Jemput rejeki ya jemput rejeki. Tapi ya beberes dulu kali, gak main langsung tinggal aja." gerutu Jevan.
Sandi hanya tersenyum melihat tingkah kedua temannya yang sudah ia anggap seperti bagian dari keluarganya itu, "Tenang guys".
•••
Setelah hampir 40 menit berkutat dengan kemacetan jalan ibu kota akhirnya mobil yang di kendarai oleh Sandi dan empat orang lainnya sampai parkiran basement Hotel Mandarin Oriental tempat dimana Lyon Restaurant berada.
Ketika mereka masuk ke restoran tersebut mereka langsung disambut ramah oleh seorang pelayan yang bekerja disana.
Setelah Sandi menyebutkan nama Pak Hari kepada pelayan tersebut mereka langsung dihantarkan menuju ke sebuah ruangan vip.
Sebelum masuk ke ruangan tersebut Sandi mengetuk pintunya terlebih dahulu. Lalu setelah mendengar jawaban dari dalam barulah pintu tersebut ia buka.
Namun langlah mereka berlima terhenti karena melihat sesosok wanita yang sedang terduduk manis tepat di hadapan Pak Hari dan Mas Doni.
"Ayo masuk ngapain berenti disitu" ucap Pak Hari .
Mereka pun segera mengambil tempatnya masing-masing.
Saat ini Sandi duduk di sebelah Mas Doni, disusul oleh Daffa di sampingnya. Kemudian di seberang Daffa ada Willy, Jevan dan Brian.
Tiba-tiba Jevan memalingkan mukanya ke arah wanita itu.
"Kamu? Kamu yang waktu itu di bandara bukan? yang bantuin kita?" tanyanya.
Brian yang berada di antara Jevan dan wanita tersebut hanya bisa terdiam bingung karena apa yang dilakukan oleh temannya itu.
"Iya" jawab wanita itu singkat sembari memperlihatkan senyuman manisnya.
Dan seketika pandangan Brian, Willy, Daffa dan Sandi menuju kearah wanita itu.
Ya, wanita itu adalah Abel.
Setelah kejadian di bandara waktu itu, ternyata Mas Doni telah bertukar nomor telepon dengan Abel.
Kemudian beberapa hari yang lalu Mas Doni mengontak Abel untuk menyampaikan bahwa orang nomor satu di agency mereka ingin bertemu dengannya.
Malam ini mereka berada diruangan yang di dominasi dengan warna merah maroon ini, sehingga memberikan kesan yang sangat mewah.
Pertemuan ini bisa terjadi karena Pak Hari selaku pemilik agency yang menaungi Day6 ingin berterima kasih kepada Abel karena sudah membantu Day6 pada saat di Thailand. Karena jika tidak ada bantuan dari Abel dan Ravi saat itu maka mereka kemungkinan akan bermalam di bandara dan bisa menyebabkan jadwal mereka berantakan.
Dan malam itu mereka habiskan dengan bertukar cerita dan diselingi oleh canda tawa.
•••
[Flashback]
3 hari yang lalu
•••
Sabtu, 18.00
[Flahback end]
How was the story guys?
Don't forget to vote and comment ya!
See you on next chapter! ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Into | DAY6
Fanfiction[This is life, we never know what will happens] Ternyata benar perjalanan hidup tidaklah semulus apa yang diinginkan. Cinta, perbedaan, dan keegoisan adalah 3 hal yang selalu menghalangi kisah indah itu. Dan perpisahan, jangan pernah melupakannya...