[This is life, we never know what will happens]
Ternyata benar perjalanan hidup tidaklah semulus apa yang diinginkan. Cinta, perbedaan, dan keegoisan adalah 3 hal yang selalu menghalangi kisah indah itu.
Dan perpisahan, jangan pernah melupakannya...
Sandi merebahkan badannya di sofa ruang tengah setelah berhasil menidurkan Gian dan Mila, aktivitas rutin yang dilakukannya hampir setiap malam.
Pada waktu seperti ini, biasanya ia gunakan untuk mengecek ponselnya, melihat kabar apa saja yang ia lewati hari ini.
Sebuah notifikasi pesan dari Dhisa terpampang pada saat ia melihat layar ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Kini Disha telah berdiri di depan pintu unit apartment Sandi sembari membawa sepiring mie goreng buatannya.
Namun entah mengapa kini perasaannya sedikit gelisah, dan karena hal itu membuat dirinya tak kunjung jua menekan bel unit Sandi.
Setelah menenangkan diri beberapa saat Disha kemudian memberanikan menekan bel yang ada di hadapannya.
Tak lama pintu di depannya terbuka. Namun hal pertama yang terdengar oleh Disha bukanlah sapaan dari Sandi melainkan suara tangisan seorang anak kecil.
Sandi kemudian terlihat dari balik pintu sembari menggendong seorang anak perempuan yang sedang menangis.
"Oh Disha. Makasih loh ya." katanya.
Sandi berusaha mengambil sepiring mie goreng yang dibawa Disha dengan tangan kirinyanya. Sementara tangannya yang lain masih menggendong Mila.
Disha menjadi bingung karena dia takut mie yang ada di piring tersebut tumpah jika membiarkan Sandi membawanya, apalagi melihat Mila yang sedang rewel di gendongan Sandi.