⚠️ // Anxiety
Setelah menererima kabar dari Karina, Chelsea segera kembali ke rumah sakit. Betapa terkejut dirinya ketika Karina memberi tau bahwa Jevan, sepupu yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri itu dilarikan ke IGD. Segala macam hal buruk seketika terlintas dibenaknya.
Chelsea melihat satu persatu ranjang di IGD demi menemukan dimana sepupunya.
Hingga akhirnya sebuah tirai terbuka, memperlihatkan seorang laki-laki jangkung berkulit pucat terbaring dengan selang oksigen yang melekat di hidungnya serta Karina yang berdiri disampingnya, mengamati ritme detak jantung dari sebuah monitor.
"Jevan!!" tergesa-gesa Chelsea menghampiri sepupunya itu dengan muka paniknya.
"Whatsup!" Jevan mengangkat tangannya dan tersenyum lebar seakan tak terjadi apa-apa padanya
"Lo kenapa? Apa yang lo rasain? Mami lo udah tau belom?" tanya Chelsea.
"Actually i don't know what happen to me. Time flies so fast. But the last that i remember i feel like i almost dying in the Grab. Don't tell my mommy, i don't wanna make her worried." pintanya.
"He said he feels almost dying, can't breath, but actually he's fine." Karina menjelaskan secara rinci keadaan Jevan, "Saya menyarankan Jevan buat visit ke psikiater. Karena dari hasil pemeriksaan semuanya normal, tidak ada yang bermasalah."
Chelsea merahih jari-jemari Jevan, "Mau ya Jev?" bujuknya, "Gue cariin psikiater yang bagus ya? Nanti kirim jadwal lo ke gue biar entar gue yang urusin semuanya."
"No no no." tolaknya, "Lo sibuk. Biar gue aja yang urus sendiri, it's my problems not yours."
Chelsea dibuat kesal oleh permintaan Jevan, "Gak ada penolakan! Kalo lo nolak, gue aduin ke mami lo!"
"Apaan sih lo, gue gapapa sumpah. Lo gausah repot-repot. Lo mending fokus kerja aja cari uang yang banyak." sahut Jevan tak terima.
"Gue udah kaya. Tapi uang gak bisa beli kebahagiaan gue. Lo sodara gue Jev." balas Chelsea dengan nada yang meninggi.
"Iye-iye gue tau, elu udah kaya." pria itu meringis karena dirinya takut terhadap sepupunya itu.
"Kalo mau berantem diparkiran aja sana." Karina menyela perdebatan kedua orang di depannya itu.
Chelsea melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukan hampir pukul 10 malam. "Btw kok lo bisa disini? Bukannya lo dapet shift pagi?" tanyanya kepada Karina.
"Tadi gue habis ngambil laporan anak koas yang ketinggalan sekalian mau ngacek stase kardio. Tiba-tiba ada panggilan dari IGD katanya ada pasien serangan jantung. And i'm here."
"Lah jadi saya kena serangan jantung?" Jevan terkejut mendengar pernyataan dari Karina.
"Enggak nyet kalo lo serangan jantung lo udah terbang-terbang di langit." cetus Chelsea
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Into | DAY6
Fanfiction[This is life, we never know what will happens] Ternyata benar perjalanan hidup tidaklah semulus apa yang diinginkan. Cinta, perbedaan, dan keegoisan adalah 3 hal yang selalu menghalangi kisah indah itu. Dan perpisahan, jangan pernah melupakannya...