28. Box and Theater

104 22 1
                                    

Harum ayam goreng serta sapo tahu yang baru saja dimasak oleh Abel semerbak memenuhi seluruh ruangan.

"Kenapa cuma diliatin aja makanannya?"

Lamunan Brian seketika buyar ketika mendengar teguran wanita itu.

"Ehm gapapa. Udah lama aja gak makan masakan rumah."

Beberapa suap nasi serta lauk pauknya kini telah lolos masuk kedalam mulut Brian. Ia makan dengan sangat lahap.

Entah mengapa rasa masakan Abel seakan mengingatkannya dengan masakan mamanya yang terakhir ia makan sekitar 15 tahun lalu.

"Oh iya kamu kan tinggalnya di dorm ya, jadi jarang pulang." ucap Abel sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

Kamu?

Dalam rangka apa Abel tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan kamu?

Tumben batin Brian.

Apakah mungkin hanya telinganya saja yang salah dengar?

Tetapi Brian tidak mau ambil pusing mengenai hal tersebut dan melanjutkan makannya kembali.

Abel kini duduk dihadapannya, memperhatikan Brian yang sedang makan dengan lahapnya.

"Yan tambah lagi aja kalo masih laper."

Brian mengangguk.

Kring... Kring...

Telepon unit apartemen Abel berbunyi. Dirinya beranjak dari duduknya dan segera mengangkat telepon yang terletak di dekat pintu masuk.

"Oh iya Pak, saya turun sekarang." ucapnya sebelum memutuskan sambungan.

"Yan aku ke lobby dulu ya, mau ambil paket."

"He'em." Brian mengangguk.

•••

Brian yang telah selesai dengan urusan makanannya kini sedang bersantai ketika pintu apartemen terbuka memperlihatkan Abel yang sebagian besar tubuhnya tertutup oleh box yang ia bawa,

"Habis beli apa?"

"Enggak, ini sisa barang aku yang ada di Surabaya."

Kini Abel telah bergabung bersama Brian duduk lesehan di depan sofa.

Wanita itu mulai membuka dan membongkar kotak tersebut.

Terlihat ada beberapa buku, baju, serta sebuah kotak plastik kecil transparan.

Abel segera membuka selotip yang menyegel kotak kecil itu. Memperlihatkan setumpuk polaroid disana.

Lalu Abel memandangi foto-foto itu satu persatu.

Abel tak bergeming.

Hanya terdiam sembari menerawang momen-momen yang tersirat dari foto-foto itu.

"Itu foto-foto lo?"

Abel mengangguk, "Mau liat?" tawarnya.

Brian tersenyum mengiyakan. Lalu wanita itu memindah tangankan beberapa foto sambil menceritakan kenangan dibaliknya.

Get Into | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang