Dering ponsel Jevan mengusik ketenangannya yang sedang rebahan.
"Jev sini deh ke hotel sebelah apart kamu, aku lagi sama Karina. Mau balik rumah nanggung takut ada callingan jadi kita nyewa hotel buat istirahat. Tolong beliin ayam goreng yang ada di depan apart kamu dong, nanti aku ganti uangnya. Kita kelaperan, lemes udahan. Gak pake lama, kami menunggu. Trims." suara Chelsea terdengar dari ujung telepon.
"Apaan sih mengusik aja gak tau gue lagi menikmati kemageran gue." Jevan bergejolak di kasurnya.
Namun tidak mungkin Jevan bisa menyangkal permintaan Chelsea.
"Yauda bentar gue kesana, ash"
•••
"Gue di lobby." kata Jevan singkat dari ponselnya.
Tak lama sesosok yang familiar muncul di depan matanya.
"Kok elo? Chelsea mana?"
"Lagi mules." jawab Karina singkat.
Jevan lalu mengikuti Karina menuju lift.
•••
"Emang dasar kalian ni kebanyakan duit. Kenapa gak istirahat di apart gue aja si?! Ntar gue daftarin sidik jari lo pada. Apart gue bersih beneran gak rungsep masih nyaman buat istirahat." omel Jevan dengan mulut yang penuh dengan makanan yang belum ia telan.
"Ya kan gak mau ngerepotin aja." bantah Chelsea
"Gue gak nolak, lumayan uang check in bisa buat beli kopi pas jaga." ucap seorang perempuan lagi yang sedang asik menikmati ayam gorengnya hingga ke tulang-tulangnya sembari mengangkat satu kakinya.
"Hmm bener tuh, gue juga jarang kan ada di apart, pake aja."
•••
[4 bulan kemudian]
"Samlikum" pintu apartment Jevan terbuka.
Jevan yang sedang live streaming langsung panik dan mematikan siarannya.
"Ngapain tiba-tiba masuknya?"
"Yang dulu ngijinin kemari kalo luang siapa?"
"Gue."
"Yang daftarin fingerprint gue siapa?"
"Gue juga."
"Yaudah terus ini salah siapa?"
"Gak ada yang salah, we're aggred back then."
"Yaudah, sini ngapain megangin pintu terus kaya cleaning service."
Karina kemudian langsung menutup pintu dan rebahan di kasur Jevan.
"Capek banget gue, operasi 8 jam berdiri terus. Betis gue letoy."
Jevan kemudian pergi ke dapurnya untuk mengambil sebuah kotak, lalu membukanya dan memberi krim anti nyeri.
"Pake nih, gak mau mandi dulu?"
Karina yang tengkurap sembari memegang ponselnya mengambil krim itu.
"Udah mandi tadi di rumah sakit. Di twitter nama lo rame gara-gara tiba-tiba matiin stream abis ada yang bilang samlikum." katanya sembari tertawa mengejek.
"Eh iya anjir." Jevan kemudian mengecheck twitternya, "Gue harus kalirifikasi bentar."
Lo duduk aja di sini, tunjuk jevan kearah sebuah kursi di samping meja streamnya yang tak bakal in frame nantinya.
"Yaudah, gue bakal diem." Cemoohnya.
Jevan kembali menyalakan live streamingnya.
"Hi guys sorry there are some mistake tadi. But i think i wanna introduce you someone who been lately with me. Someone special more than friend."
Karina yang melamun langsung mengisyaratian dengan tangannya kalau dia tidak mau inframe.
"Gak mau inframe dia guys." Olok Jevan bercanda.
Chat di live streaming menjadi sangat ramai tak karuan.
"Gak apa-apa beneran sini, cuma muncul bentar, mak set gitu."
Akhirnya karina memperlihatkan wajahnya yang cantik itu, "hi guys, i'm karina jevan's friend?" Katanya sembari melirik jevan.
"She's my girlfriend guys, hope you can understand us. Bye."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Into | DAY6
Fanfic[This is life, we never know what will happens] Ternyata benar perjalanan hidup tidaklah semulus apa yang diinginkan. Cinta, perbedaan, dan keegoisan adalah 3 hal yang selalu menghalangi kisah indah itu. Dan perpisahan, jangan pernah melupakannya...