[This is life, we never know what will happens]
Ternyata benar perjalanan hidup tidaklah semulus apa yang diinginkan. Cinta, perbedaan, dan keegoisan adalah 3 hal yang selalu menghalangi kisah indah itu.
Dan perpisahan, jangan pernah melupakannya...
"Sandi mana nih? Tumben amat." pekik Jevan seraya menyetem Haru, gitar kesayangannya.
"Telat katanya Bang, kesiangan." Willy menjawab setelah melihat pesan yang dikirimkan oleh leader-nya itu.
Mendengar hal terdebut Brian kembali meringkukan tubuhnya di sofa studio, "Kalo gitu gue tidur dulu lah ya, ntar bangunin kalo Sandi udah dateng."
"Daf minta tempo yang kemarin dong." pinta Jevan
Suara drum mulai menggema, sama halnya dengan petikan gitar Jevan.
Tak ayal secara otomatis Willy ikut mengiringi mereka berdua dengan melodi yang sudah di buatnya.
•••
Tak terasa waktu sudah berjalan hampir 45 menit, ketika sesosok pria lesu dengan mata yang tidak secerah biasanya masuk ke dalam studio.
"Sorry ya guys, gue kesiangan." Sandi menghempaskan tubuhnya ke sofa yang tengah di tiduri Brian.
Pria itu kemudian mengeluarkan sebuah notebook dari dalam tasnya, "Melodi yang kemaren udah gue bikinin liriknya."
Brian yang terbangun karena kehadiran Sandi kini menatapnya dengan tubuh yang masih terbaring di atas sofa. "Lo ngapa deh? Lesu amat."
"Darah rendah lo? Apa belom bayar cicilan?" ledek Jevan.
Namun tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Sandi.
Pria itu hanya terdiam, seakan tak mendengar apa-apa.
Willy kemudian mengambil notebook itu dari genggaman Sandi.
Daffa menghampiri Sandi seraya membawa segelas kopi yang sudah ia beli tadi, "Ngopi dulu lah Bang, biar segeran. Nih!" dan kopi itu langsung di minum oleh Sandi.
Dengan seksama Willy membaca kalimat perkalimat dari lirik yang ditulis Sandi.
Karena penasaran dengan ekspresi muka Willy yang seketika berubah akhirnya Daffa menghampiri pianist Day6 itu dan ikut membaca bersamanya.
Dua orang itu serentak menoleh ke arah sang penulis setelah selesai membaca kalimat terakhir.
Tak mau kalah Jevan yang sedari tadi hanya mengutak-atik gitarnya sembari memperhatikan empat orang temannya itu bangkit dari duduknya dan merebut notebook yang dipegang oleh Willy.
"Oh Shut!!"
Jevan dengan cepat memberikan apa yang ada di tangannya itu kepada seseorang yang masih merebahkan tubuhnya di sofa studio, dengan harap orang tersebut dapat menemukan interpretasi lain dari lirik yang telah Sandi tulis.
Brian membaca dengan seksama tulisan yang tergurat disana.
Menyadari seakan ada hal yang aneh Brian bangun dari tidurnya lalu merangkul pria lesu di sebelahnya.
"Lo kalo ada apa-apa cerita kali San, jangan di pendem sendiri, kebiasaan banget. Apa gunanya kita?"
Sesi latihan tanpa latihan ini kali ini hanya diisi dengan pertukar cerita dan pendapat dari kelima orang tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.