Terlihat seorang lelaki paruh baya sedang menikmati kopi paginya nya sembari menonton liputan berita di televisi.
"Pih, nanti temen Disha ada yang mau dateng boleh gak?" tanyanya sembari menyuci piring.
"Ya kenapa gak boleh? Yang mau dateng temen kuliah atau temen SMA?"
"Hmm... Temen tiba-tiba deket sih Pih."
"Temen apa pacar?" goda papinya dan Disha tidak menganggapinya, dirinya hanya tersenyum tipis.
Tak berapa lama bel apartemen Disha berbunyi.
"Pih, tapi jangan kaget ya sama backroundnya dia kalo semisal dia cerita nanti."
"Emang dia bandar narkoba?"
"Ya gak separah itu si Pih." ujarnya sembari cepat-cepat membuka pintu.
Disha kemudian masuk dengan Sandi yang mengekor dibelakangnya.
"Pagi pak. Maaf saya mengganggu waktunya."
"Oh kamu, sini duduk. Disha bikinin kopi satu lagi gih."
"Halo Pak," Sandi berjabat tangan dengan papi Disha, " Saya Sandi, temannya Disha. Ini ada sedikit Pak, ada kukis sugar free untuk bapak." ucap Sandi sembari memberi sebuah paper bag kepada papinya Disha.
"Oh makaasih-makasih. Kamu ini teman atau teman?" goda papi Disha.
"Kalau saya sih anggep disha udah lebih dari teman ya Pak, tapi engga tau Dishanya bagaimana."
"Ah kamu ini, saya suka sama kamu, jokesnya nyambung sama saya, berwibawa lagi, muka-muka laki-laku bertanggung jawab."
"Ini kopinya Kak." lalu Sandi menyeruput secangkir kopi yang baru saja dibikinkan oleh Disha.
"Jadi begini kehadiran saya kesini untuk meminta izin kepada bapak untuk mengajak Disha liburan. Liburannya tidak berdua saja kok Pak, ada anak-anak saya juga."
"Anak-anak?" papi Disha mengernyitkan dahinya.
"Betul bapak. Saya bukan suami orang ya Pak, jangan salah sangka dulu." Sandi menggegek sedikit, "Saya duda, dan saya punya anak kembar lali-laki dan perempuan. Sepasang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Into | DAY6
Fanfic[This is life, we never know what will happens] Ternyata benar perjalanan hidup tidaklah semulus apa yang diinginkan. Cinta, perbedaan, dan keegoisan adalah 3 hal yang selalu menghalangi kisah indah itu. Dan perpisahan, jangan pernah melupakannya...