| 11 | Kebenaran

714 84 0
                                    

"Orang yang memegang tanganku, bahkan
setelah waktu berlalu
Aku berharap itu dirimu, yang tepat di depanku."

Happy-Baekhyun

ㅅ.ㅅ

Suara ketikan keyboard terdengar nyaring didalam ruangan sunyi nan gelap bersama seorang gadis yang duduk didepan komputer yang menyala.

Wajahnya sangat tenang namun mematikan, seringai muncul tak kala melihat koleksi foto yang diambil secara diam diam.

"Salahkan dirimu yang selalu mengganggu hidupku." Katanya sembari menatap foto seorang perempuan yang diambil diam diam.

Senyum manisnya muncul. "Aku akan memberikan sedikit kebahagian untukmu sebentar."

"Bukankah aku baik ?"

"Berterimakasih padaku tidak langsung mengekspos wajah cantikmu-"

"Heraku sayang."

Tawanya menggelegar menantikan detik detik kehancuran mantan teman seperjuangannya.

Cukup puas tertawa, fokusnya kembali menatap layar besar yang menampilkan foto Hera.

Ekspresinya dibuat memelas. "Andai saja kau ikut mati dalam kecelakaan waktu itu, aku tidak akan repot repot seperti ini, kita akan sama sama bahagia."

"Ck, dasar menyusahkan." Decaknya.

Dendam yang membuncah mengalahkan akal sehatnya, melakukan segala cara untuk menyingkirkannya.

Dendam semasa SMA. Ia merasa Hera mengambil semua yang ia miliki, sesuatu yang harusnya menjadi miliknya malah menjadi milik Hera.

Awalnya ia berpikir itu hal yang wajar. Toh tidak semua keinginan bisa terkabulkan, tapi lambat laun pikirannya yang mendoktrin wajar berubah menjadi 'dia mengambil semua yangku inginkan, ia merebut semuanya.'

ㅅ.ㅅ

"Tidak ingin turun ?" Pertanyaan Baekhyun mengintupeksi lamunan Hera.

Sekarang keduanya berada didalam mobil Baekhyun yang sudah terparkir rapi dihalaman rumah yang luas.

Mereka sekarang berada di Buceon. Dirumah keluarga Byun.

Pagi pagi sekali Baekhyun memberitahunya mereka akan ke Buceon hari ini. Ia sempat bingung karena terlalu mendadak, tapi Baekhyun berkata dia hanya mempunyai waktu luang hari ini karena seminggu setelahnya ia akan sibuk latihan untuk tour konser.

Kegugupan menyerang Hera sekarang. Pikirannya memikirkan hal hal yang mungkin akan terjadi, ia takut keluarga Baekhyun tidak menerimanya apa lagi mereka berdua bertemu disituasi yang tidak wajar.

Baekhyun mengenggam tangan Hera lalu membawanya kedalam pangkuannya. Meyakinkan wanitanya bahwa semuanya akan baik baik saja.

Tentu Baekhyun juga sudah memikirkan resikonya, ia pun tidak bisa membayangkan kemarahan sang ayah kalau mengetahuinya.

"Tidak apa-apa. Ayo turun." Diusapnya sekali punggung tangan Hera sebelum mereka berdua keluar dari mobil.

Baekhyun menggandeng tangan Hera sampai mereka berdiri didepan pintu utama. Jantungnya berdebar sangat cepat saat Baekhyun menekan bel.

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang