Hyerin berdecak melihat putranya. "Berhenti merajuk seperti anak kecil Byun Baekhyun."
Baekhyun hanya mencibir kemudian melanjutkan niatnya, mengambil air minum.
"Kau ini sudah tua tapi senang sekali merajuk. Kau tidak lihat bagaimana perasaan menantuku saat kau abaikan terus menerus sedari kau pulang." Omel Hyerin sembari menunjuk kearah dapur dimana Hera dan bibi Im sedang memasak makan siang.
Wanita paruh baya itu menjadi gemas sekali saat Baekhyun hanya melengoskan tatapannya .
"Hentikan rajukanmu yang tidak jelas itu. Kau tau dari kemarin putrimu demam." Baekhyun langsung menegakkan tubuhnya.
"Siyeon ?"
Ya, hanya Siyeon yang belum ia temui sejak pulang. Karena bayi kecil itu sedang tidur pulas sekali jadi Baekhyun tidak ingin mengganggunya.
"Kenapa tidak ada yang memberitahu ku ?"
"Lihat lihat karena inilah kami tidak memberitahu mu. Kau akan sangat berlebihan, dia hanya deman biasa. Sejak dua hari lalu is-"
Ucapan Hyerin terpotong karena suara tangisan bayi lebih dulu berdengar nyaring. Baekhyun hendak melangkah namun Hera lebih dulu keluar dari dapur dengan langkah tergesa tanpa menyadari kehadiran ibu dan anak itu.
"Kau lihat kan istrimu pasti-" Lagi, ucapan Hyerin berhenti saat putranya berlari cepat kearah Hera yang mulai tumbang dari pijakannya.
Dengan sigap Baekhyun menyanggah tubuh Hera sebelum menghantam lantai, dan Baekhyun baru sesuatu. Suhu tubuh Hera lebih tinggi dari suhu normal.
Baekhyun panik, ia menepuk pelan pipi Hera. Meminta atensi dari wanita itu tapi sayangnya Hera tidak merespon. Hera masih sadar hanya saja ia tidak mampu hanya sekedar menjawab panggilan Baekhyun karena tubuhnya yang sangat lemas.
Sontak Baekhyun mengangkat tubuh Hera dan merebahkannya di sofa terdekat. Hyerin menghampiri mereka dengan panik setelah meminta bibi Im mengambilkan air minum, suara tangisan Siyeon masih terdengar membuat Hyerin bergegas menghampirinya bayi kecil yang ada dikamar.
"Sayang." Gumam Baekhyun sembari mengelus kepala Hera.
Kelopak mata Hera terbuka sangat kecil. Ia hanya bisa mengembuskan nafasnya yang panas.
"Tuan." Bibi Im memberikan segelas air dan minyak angin pada Baekhyun.
"Bibi tolong hubungi Dokter Ong." Wanita paruh baya itu mengangguk dan langsung menghubungi dokter keluarga Byun.
"Sayang kau bisa mendengar ku ?" Mata Hera mengerjap sebagai jawaban.
Hera hendak bangkit dari baringannya dengan susah payah namun Baekhyun menahannya.
"Jangan bangun dulu."
"Si-yeon."
"Eomma bersama Siyeon."
Telapak tangan Baekhyun mengusap kening Hera yang berkeringat dingin. "Ya Tuhan, maafkan aku." Gumam Baekhyun sembari mengecup kening Hera.
"Aku baik baik saja." Balas Hera lemah.
Baekhyun menggeleng. "Ini minum sedikit."
Dengan bantuan Baekhyun Hera meneguk satu tegukan air. Ibu jari Baekhyun mengusap bibir Hera, dan lagi ia baru menyadari bahwa bibir pucat Hera tersembunyi dibalik lipstik yang sengaja wanita itu kenakan.
ㅅ.ㅅ
"Nyonya Byun terkena dehidrasi ringan karena kurang asupan mineral, dan juga kelelahan. Apa lagi saya dengar Anda masih menyusui, dehidrasi pada ibu yang sedang menyusui itu tidak baik karena bisa mengurangi jumlah produksi ASI." Jelas Dokter Ong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake
Roman d'amour"kau tahu kejahatan terbesar kita setelah menjadi idol?" "Jatuh cinta. Karena saat jatuh cinta kita akan mematahkan ribuan hati yang tulus mencintai kita." Start writing : August 2021 Finish : April 2022