Sudah ada 2 minggu Anggy dan Harun terus mengeruk informasi mengenai keluarga Angkara, cukup banyak informasi yang mereka dapatkan. Dari awal mula perusahaan MegaAngkara Corporation berdiri, sampai siapa saja yang menjadi musuh bisnis Angkara pun tak luput mereka selidiki.
Cuaca hari ini cukup panas dan matahari sangat terik diatas sana, gedung tua yang dipakai sebagai markas Anggy dan Harun pun terasa sangat panas dan gerah. Apalagi markas tersembunyi mereka berdua berada di basement, Tapi itu tidak menyurutkan tekad mereka untuk tetap menjalankan pekerjaan mereka yang baru setengah jalan ini.
Pandangan Anggy dan Harun masih terfokus pada layar monitor masing-masing yang dipegang mereka. Tangan nya pun tak berhenti mengetik sesuatu.
Kini jam sudah menunjukan pukul 1 siang, Anggy dan Harun belum makan apapun setelah sarapan tadi pagi. Perut mereka kini terasa sangat lapar, namun sebelum itu mereka mengunci dulu keamanan komputer nya agar semua yang sudah mereka cari tidak hilang dan terhapus.
Anggy meregangkan seluruh tubuhnya yang terasa kaku dan pegal setelah setengah hari ini duduk didepan layar komputer. Harun yang melihat itu hanya tersenyum melihat tingkah adik nya yang terlihat lucu saat meregangkan tubuh.
"Well, kita butuh istirahat sejenak. Mau makan apa sekarang ?". Tanya Harun setelah berdiri dari duduk nya.
"Sebelum itu, kita revisi dulu pekerjaan kita bang. Info apa aja yang lu dapet?".Ucap Anggy menatap mata sang kakak dengan serius.
"Dari yang gua dapet, Keluarga Angkara memang keluarga yang amat sangat terpandang. Bisnis yang dijalani juga bukan cuma properti dan pertambangan, ternyata mereka punya usaha disegala bidang. Mau itu sumber daya pangan atau yang lain nya, Keluarga Angkara menekuni itu semua Gy. Gak heran kekayaan nya bisa diakui sebagai pengusaha terkaya ke 5 di Asia Tenggara. Apalagi setelah Mike Dwi Angkara menikah dengan Hana Diantari, Anak dari pengusaha kaya raya ke 8 di Indonesia. Kekayaan keluarga mereka bertambah karna kerjasama kedua belah pihak juga...
Dan satu hal yang gua rasa ini penting, Ada perusahaan yang menjadi musuh bebuyutan dari MegaAngkara Corporation, perusahaan itu adalah Toro Group. Persaingan bisnis mereka cukup ketat dan sengit, Gak jarang kedua perusahaan besar itu memperebutkan klien penting dan tender besar. Gua baru dapet segitu sih Gy, otak gua rasanya mau pecah. Ini bener2 sulit dari tugas kita biasanya, target kita bukan sembarangan orang huhh, lo sendiri apa yang udah lo dapetin?". Jelas Harun panjang lebar, menjelaskan dengan sedetail mungkin.
"Menurut yang gue cari, Mike dan Hana punya satu anak perempuan tunggal. Anehnya, Identitas anak nya dirahasiakan. Umur, sekolah, semuanya dirahasiakan bang. Dan pernah ada Rumor kalo anak nya ini bakal dijodohin sama Anak dari pemilik perusahaan musuh yang lo sebut tadi bang, Toro Group. Dari sekian banyak foto keluarga Angkara, gue ga nemu foto terbaru dari anak nya itu bang, gue nemu si satu foto tapi itu foto lama dan foto pas anak nya ini masih kecil. Gue udah mikir berkali-kali ini pekerjaan kita bakal sangat amat sulit, tapi kita harus bisa selesain ini semua kalo ngga antony bakal marah besar dan berdampak buruk sama kita berdua bang".
Ucap Anggy juga menjelaskan hasil pekerjaan nya selama dua minggu ini, dan juga ia mengungkapkan kekhawatiran nya dengan pekerjaan yang sangat membahayakan ini.
Harun mendekati sang adik berharap Anggy merasa lebih tenang dan terus optimis akan tugas yang mereka jalankan sekarang. Tangan nya dengan sengaja menepuk kedua pundak adik nya itu, mencoba mentransfer energi pada Anggy dan berkata..
"Lo harus yakin Gy, kalo kita gamau jadi korban Antony yang selanjutnya, kita harus bisa selesain ini semua dengan cepat. kita masih punya cukup waktu buat mikirin strategi pembunuhan itu Gy. lo harus semangat". Ucap Harun sambil menatap mata Anggy mencoba menguatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUTSIDE LIMITS
AçãoPerjalanan kehidupan tidak selamanya akan berjalan mulus, terkadang kebahagiaan tak pernah terpisahkan dengan kesedihan. Bagaikan hujan dikala malam, tangis wanita itu bergema menggelegar semakin menjadi jadi. Wanita itu bernama Jinan Dwi Angkara, t...