Sekitar setengah jam Anggy tergeletak di lorong apartment nya tanpa ada yang menolong nya, untung saja Harun datang saat itu jadi ia lah yang menemukan Anggy pingsan disana.
Ia juga membersihkan beberapa ceceran darah yang ada dilantai guna menghilangkan jejak agar tak ada orang yang memperpanjang masalah ini.
Harun dengan telaten menjahit luka yang ada di lengan Anggy, butuh 20 menit untuk Harun melepaskan anak panah yang tertancap di lengan Anggy. Obat bius yang terdapat pada anak panah tersebut membuat Anggy belum sadar dari pingsan nya saat ini.
Luka nya tidak terlalu parah membuat Harun dengan mudah untuk mengobati Anggy tanpa harus pergi ke rumah sakit. Ia bingung, sekarang siapa lagi yang berani mengusik kehidupan adik nya itu.
Harun segera menelfon seseorang setelah ia selesai dengan pengobatan luka Anggy.
"Ada yang main² sama Anggy, Dia di panah kali ini entah sama siapa"
ujar Harun tanpa basa basi begitu telfon tersebut tersambung.
"......"
"Oke, gue akan bawa anak panah nya segera"
Tutt..tuttt..
Telfon pun dimatikan oleh pihak sana.
Tak berselang lama, anggy pun sadar dari pingsan nya. Ia terbangun dengan lengan yang sudah diperban rapi oleh sang kakak.
"Aaakhh sstt.. perih bgt sialan!" Desis Anggy kala merasakan sakit di lengan kiri nya.
"Gue udah lama pingsan bang?" lanjutnya bertanya pada harun.
"Lumayan, dosis obat bius itu cukup tinggi dan buat lo cukup lama gak sadarkan diri" Ujar Harun sambil merapikan alat alat medis di kotak P3K seperti semula.
Anggy terdiam sejenak, lalu ia terperanjat kaget karna ia masih harus menyelesaikan masalah nya dengan Jinan hari ini.
"Shit, gue lupa! gue harus pergi sekarang" Dengan tergesa Anggy mengenakan jaket nya dan membawa sebucket bungan ditangan nya.
Harun yang baru saja kembali ke kamar Anggy bingung ke heranan dengan sikap adik nya yang begitu aneh.
"Lo mau kemana?, luka lo masih basah jangan banyak gerak dulu" ujar Harun namun tak digubris oleh Anggy.
"Lo jangan keluyuran dulu gy, bahaya masih mengintai keselamatan lo!" Intonasi nada Harun kini meninggi. Ia pun menghadang Anggy agar tak keluar dari kamar nya.
"Gue mau ketemu Jinan hari ini bang, gue harus selesain masalah gue sama dia" Ujar Anggy tak sabaran membuat kakak nya itu kesal.
"Lo baru aja di panah sama orang yang gak dikenal gy. Orang itu pasti punya dendam sama lo dan nyawa lo akan jadi taruhan nya, bisa gak sih sekali aja nurut sama gue!"
Kesal Harun karna Anggy tak pernah mau menurut pada semua perkataan nya.
"TAPI MASALAH GUE SAMA JINAN JUGA HARUS DISELESAIKAN BANG!, gue gamau masalah ini terus berlarut²" Teriak Anggy penuh amarah, namun beberapa saat kemudian intonasi nada bicara nya melemah kembali.
"Gue akan ke tempat Arga sekarang, gue bakalan cari tau siapa yang udah panah lo kayak tadi. Urusan lo sama Jinan, lo boleh ketemu sama dia tapi Rehan bakal gue suruh buat jagain lo dari kejauhan"
Setelah berkata seperti itu, Harun pun memeluk sang adik erat dan berkata,
"Gue cuma gak mau lo selalu terluka gy, keluarga yang gue punya saat ini cuma elo. Jadi tolong, peduliin keselamatan lo sekali aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUTSIDE LIMITS
ActionPerjalanan kehidupan tidak selamanya akan berjalan mulus, terkadang kebahagiaan tak pernah terpisahkan dengan kesedihan. Bagaikan hujan dikala malam, tangis wanita itu bergema menggelegar semakin menjadi jadi. Wanita itu bernama Jinan Dwi Angkara, t...