Gelegar petir diluar sana terdengar sangat nyaring, sampai kaca jendela pun bergerak gemetar mendengar saking keras suara dan getaran petir itu. Namun itu semua tak menghalangi aktifitas yang dilakukan oleh para orang-orang didalam rumah tua itu.
Asap rokok mengepul dimanapun di sudut ruangan rumah yang berinterior tua, gelap dan menyeramkan. Para lelaki itu bersorak kala permainan kasino yang dimainkan mereka semakin lama semakin seru karna uang yang di taruhkan juga tidak dalam jumlah yang sedikit.
Serpihan kaca dari botol miras yang sudah pecah pun di biarkan begitu saja tergeletak dilantai, tanpa ada yang mau membersihkannya.
Terlihat seorang lelaki bermata sipit, tersenyum bahagia melihat permainan kasino yang semakin malam semakin ramai. Tangan kanan nya membawa segelas wiski dan jari-jari tangan nya mengapit sebuah rokok yang sudah terbakar setengahnya.
"ga rugi gua main disini ahhaha, untung besar gua". ucap salah seorang yang sudah tiga kali berturut memenangkan permainan.
"enjoy it bro, kapanpun lo mau main. just call me, gua akan siap sedia buat lo haha". Ujar lelaki sipit itu dengan bangga.
"emang bos Harun ini epic bgt, thanks bos". ujarnya sambil menepuk-nepuk pundak Harun. Harun pun hanya tertawa kecil.
Yap, rumah tua yang sudah lama ditinggali oleh Harun dan Anggy ini telah lama juga dijadikan Tempat permainan kasino atau lebih sering disebut tempat judi. Dirumah ini tua dan besar ini, Anggy dan Harun hanya tinggal berdua. Mereka tidak akan pernah merasa kesepian, karena setiap hari dirumah nya terasa seperti pesta. Dimana minuman keras dijual secara cuma-cuma, dan juga wanita jalang yang siap disewa oleh para costumer Harun.
Waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari, Terlihat seorang gadis yang sedikit berlari saat menuruni tangga rumah itu. Gadis itu tak lain adalah Anggy. ia menghampiri sang kakak yang sedang bercengkrama dengan pelanggan kasino nya ini.
"bang".
anggy menepuk pundak sang kakak agar menoleh.
"eh, sista kenapa blom tidur jam segini? jangan ikutan abang begadang it's time to sleep right? go! just go to bed!". ucap Harun malah memerintahkan Anggy untuk tidur.
"Anggy mau ngomong bang, ini serius. perintah dari atas".
Harun terdiam mendengar perkataan Anggy, raut wajah Harun terlihat serius kali ini.
"apa katanya?"
"red code"
"apaa?? red code ? are you kidding me?". kaget Harun mendengar perkataaan Anggy. Sorot mata Anggy menajam, Menatap wajah sang kakak amat serius.
"Kita harus bergegas!". ucap Anggy tegas.
"Persiapkan semuanya Gy, Besok kita harus segera pergi".
"oke bang"
"Rehan!!".
"ya bos? ada apa ?". ujar salah satu anak buah Harun, sekaligus kaki tangan kepercayaan Harun dan Anggy.
"Kamu jaga rumah ini, dan tutup kasino selama beberapa hari sampai waktu yang saya tentukan. Saya dan Anggy akan bersiap pergi, kamu urus mereka semua!". Perintah Harun berbisik namun dengan nada yang tegas dan penuh penekanan.
Disisi lain, Disebuah Mansion mewah dan megah. Tampak sepi dan Tenang, tak terlihat satu orang pun berlalu lalang disana. hanya ada beberapa penjaga yang siap siaga berada di depan pagar tinggi dan megah, serta beberapa lain nya menjaga di depan pintu mansion itu yang tak kalah tinggi menjulang. Tidak perduli dengan seberapa lebat nya hujan malam itu dan besar nya petir yang selalu menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUTSIDE LIMITS
AksiPerjalanan kehidupan tidak selamanya akan berjalan mulus, terkadang kebahagiaan tak pernah terpisahkan dengan kesedihan. Bagaikan hujan dikala malam, tangis wanita itu bergema menggelegar semakin menjadi jadi. Wanita itu bernama Jinan Dwi Angkara, t...