Lampu sirine mobil polisi dan juga ambulance berkelap kelip di sepanjang lokasi kejadian, terlihat begitu ramai karna semakin banyak warga setempat yang ikut penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi disana.
Mobil Anggy sudah sampai kembali di lokasi kejadian, Anggy dengan segera berlari menghampiri Shiren dan juga Naura yang saat ini sedang di interogasi oleh beberapa polisi disana.
Polisi yang berjaga didepan untuk menghalau warga agar tidak mendekat juga malah menghadang Anggy,
"Saya kerabat mereka pak, tolong biarkan saya menemui mereka". Izin Anggy karna ia tidak diperbolehkan mendekat pada teman teman nya.
Si polisi tersebut belum cukup pecaya sampai Anggy melambaikan tangan nya pada Naura sabil memanggil nama Naura, akhir nya polisi tersebut pun mengizinkan Anggy untuk masuk kesana.
Anggy segera berlari menghampiri Naura dan juga Shiren, begitu Anggy berada didekat mereka, Naura dan Shiren pun langsung berhambur ke pelukan Anggy. Mereka menangis sejadi jadinya, Anggy yang tahu kondisi kedua teman nya itu pasti masih syok, ia hanya bisa mencoba menenangkan nya saja.
"Gy gimana keadaan Jinan sekarang? hiks... gue takut dia kenapa²". Tangis Naura dibalik tubuh Anggy.
"Jinan dibawa kemana hiks~.. Siapa yang tega nyulik Jinan?". Shiren juga tak kalah sedih, tangisan nya juga belum usai smpai sekarang sedari tadi.
"Sshhh udah ya, kalian gausah khawatir.. polisi bakal cari Jinan sampe ketemu. Gue juga akan bantu cari Jinan, apapun cara nya". Anggy kembali mengusap punggung Naura dan juga Shiren yang masih terus menangis.
Saat sedang menenangkan kedua teman nya, datanglah seorang polisi sambil membawa buku catatan kecil ditangan nya.
"Saudari Naura?". tanya polisi tersebut.
"I-iya pak.. Saya sendiri, kenapa pak?". Naura berbalik dan melepaskan pelukan Anggy.
"Untuk informasi lebih lanjut, bisakah anda ikut dengan saya? Kita bicarakan ini dikantor".
Naura yang masih ketakutan pun melirik Anggy seolah meminta pendapat, apa ia harus ikut dengan polisi tersebut.
Anggy pun hanya mengangguk yakin, setelah Anggy mengangguk Naura pun mengiyakan ajakan polisi itu, ia ikut pergi bersama polisi untuk memberikan beberapa informasi dan keterangan atas diculik nya Jinan.
"Ren, lebih baik kita ke rumah sakit dulu buat obatin luka lo. Lo harus mengikuti pemeriksaan lebih lanjut, benturan di kepala lo cukup keras loh". Ucap Anggy kini beralih memperhatikan keadaan Shiren.
Luka Shiren memang sudah di obati dan di perban, namun ia harus menjalani perawatan yang lebih lagi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan nanti nya.
"Lo temenin gue kan Gy?, gue takut diapa²in sama dokter nya".
Anggy menggelengkan kepala nya mendengar penuturan Shiren.
"Lo gak bakal diapa²in percaya sama gue, setelah itu gue harus ke kantor polisi juga buat liat Naura ngasih kesaksian".
"Gue ikut ya, gimana pun juga gue ada dilokasi siapa tau informasi dari gue juga bisa membantu".
Anggy terlihat berfikir sejenak..
"Oke deh, tapi abis itu lo pulang ya, yang terluka disini cuma elo doang.. Gue gak mau lo tambah parah sakit nya, kita masih harus cari Jinan". Ucap Anggy akhir nya menyetujui jika Shiren ikut.
Mobil polisi dan juga Ambulance yang ada di lokasi tersebut pun satu persatu pergi dari sana, tinggal mobil derek sajaa yang masih bersusah payah menaikan mobil Jinan ke mobil nya, karna mobil Jinan mengalami kerusakan dan tidak mungkin bisa dikendarai.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUTSIDE LIMITS
ActionPerjalanan kehidupan tidak selamanya akan berjalan mulus, terkadang kebahagiaan tak pernah terpisahkan dengan kesedihan. Bagaikan hujan dikala malam, tangis wanita itu bergema menggelegar semakin menjadi jadi. Wanita itu bernama Jinan Dwi Angkara, t...