18 {Confession}

2.1K 287 75
                                    

Malam kini semakin larut namun seorang gadis masih terlihat enggan memejamkan mata nya, enggan  menelusup ke dalam mimpi nya. Gadis itu terus saja menatapi rembulan di atas sana yang semakin terang cahaya nya.

Gadis itu tak lain adalah Jinan, Ia semula sudah mulai membaik dalam gangguan insomnia nya, namun kala Anggy yang tak kunjung ada kabar Jinan pun kembali merasakan insomnia nya menjadi cukup parah.

Jinan sudah bosan meneteskan air mata, ia hanya bisa termenung meratapi semua kejadian yang dialami nya.

Gadis itu terduduk menekuk dan menunduk menenggelamkan wajah cantik nya di sela sela lutut itu, Jinan benar benar tak tahu harus menanyakan kabar Anggy pada siapa lagi.

Saat ini pun ia tak mengetahui keluarga Anggy ataupun kerabat terdekat Anggy, hanya satu panggilan saja hari itu yang bisa membuat Jinan percaya jika Anggy baik baik saja.

"Lo dimana Gy?, i'm still waiting for you. Apa yang sebenernya terjadi sama lo?". Monolog Jinan sambil menatap kosong ke arah langit.

~~

Di tempat lain, Segerombolan anak buah Arga dengan sigap membantu Harun agar bisa terlepas dari sana. Arga membawa cukup banyak anak buah untuk menghentikan keributan yang terjadi di gedung itu.

"CUKUUPP!!, HENTIKAN SEMUA INI!!. KALIAN TIDAK BERHAK MENGHAKIMI HARUN DAN ADIK NYA TANPA SEIZIN ANTONY".

Teriak Arga membuat semua nya berhenti dan mengarahkan mata nya padaa Arga yang terlihat sangat emosi.

"Antony tahu kalo kalian semua ngelakuin ini hah?".

Orang orang itu hanya diam, mereka memang tak disuruh oleh Antony untuk menyerang dan menyekap Anggy dan Harun, Antony juga tahu jika Harun sudah mengetahui identitas asli nya. Namun Wanita itu tetap diam dan tenang tanpa bergerak memerintahkan apapun, toh Harun dan Anggy belum mengetahui wajah asli nya. Begitu fikirnya.

"Apa motif kalian menyerang mereka seperti ini?, Seharusnya kalian tidak boleh terpecah belah!! Bono, Bawa Anggy dan Harun segera ke rumah sakit, CEPAT!!".

Arga yang sangat marah pun memarahi para lelaki yang menyekap Harun itu, Lelaki berbadan kekar dengan di penuhi tato itu memukuli mereka semua dengan amat sangat sadis sampai dimana dirinya merasa puas.

"Anggy!!, Uhhuukk~~ Gy bangun Gy, Plis Gy lo gak boleh mati sekarang Uhhuukk uhuukk~".

Harun mendekati Anggy sambil menangis yang tergeletak di tanah dengan sekujur tubuh yang di penuhi luka luka dan darah yang masih bercucuran, Kepala belakang Anggy juga terus saja mengeluarkan darah.

"Ayo Harun, Kita bawa Anggy ke rumah sakit".

Arga pun mendekati Harun yang sedang menangis memangku tubuh Anggy yang saat ini sangat mengenaskan kondisi nya.

"Dia harus selamat apapun yang terjadi bang, Anggy gak boleh mati! Anggy harus tetap hidup". Ujar Harun begitu ketakutan melihat kondisi adik nya.

"Percayalah dengan rencana tuhan, Anggy masih bernafas, kita harus bawa dia secepat nya, Ayo!!".

Arga meyakinkan Harun yang terus saja menangisi keadaan Anggy yang masih tak sadarkan diri.

Lelaki itu melilitkan sepotong kain yang ia robek dari kain baju nya di kepala dan perut Anggy yang terus saja mengeluarkan cairan darah, ia juga menggendong tubuh Anggy dengan sangat hati hati karna takut luka luka gadis itu semakin parah.

Letak gedung itu cukup jauh dengan pusat kota, Arga harus mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk segera sampai di rumah sakit terdekat.

OUTSIDE LIMITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang