10 {The Client}

1.6K 209 20
                                        

Cuaca siang ini tidak begitu bagus, langit langit sudah menggerakkan awan awan yang mengabu mendung. Di sebuah apartment yang cukup mewah terlihat seorang lelaki sedang duduk di sofa kamar nya menghadap ke jendela dan balkon.

Ia menghisap sesuatu disebuah botol kecil yang dirakit dan memperlihat kan sedikit cairan berwarna bening didalam nya. Sebentar lagi hujan akan turun, dan lelaki itu masih fokus pada benda benda yang cukup asing dihadapan nya tersebut.

Dirinya juga mengeluarkan seplastik kecil berisikan serbuk putih dan ia tuangkan kedalam botol kecil rakitan nya itu. Dihisap nya kembali serbuk itu dan menimbulkan efek yang membuat lelaki itu melayang layang dengan ilusi nya, merasakan ketenangan dalam kesendirian nya. Ia merasa butuh sesuatu yang bisa menenangkan fikiran nya yang kacau beberapa saat yang lalu.

Flashback...

PLAAKKK..

Sebuah tamparan keras yang begitu nyaring terdengar diseluruh sudut ruangan membuat seisi rumah kaget bukan kepalang.

"Sudah papah bilang, Jangan coba coba kamu mempermalukan keluarga ini Vano!. Jika kamu tidak diizin kan untuk berbicara, maka diamlah!. Papah tidak mau kamu menghancurkan reputasi papah didepan semua kolega kerja papah. Sekarang pergilah!, Papah tidak mau bertemu kamu dulu untuk sementara ini".

Marah Rama pada Vano yang kini menunduk ketakutan setelah ditampar tadi.

"Baik pah, Vano permisi".

Setelah mengatakan itu Vano pun segera berbalik badan dan meninggalkan sang ayah yang sedang marah besar itu.

Namun langkah nya harus terhenti, Rama memanggilnya kembali.

"Vano, Papah sudah memiliki janji temu dengan keluarga Angkara. Jadi persiapkan diri kamu dan jangan mempermalukan papah. Kamu masih harus banyak belajar dari kakak kakak kamu". Ucap Rama menghentikan langkah Vano.

Vano mendengar semua itu, namun ia memilih untuk tidak membalikkan badan nya menghadap sang ayah. Ia berdecih sebal lalu pergi begitu saja meninggalkan sang ayah yang sudah berhenti berbicara, sambil memegang pipi kanan nya yang terasa amat sakit akibat tamparan yang begitu keras tadi.

"Anak kurang ajar". monolog Rama kesal.

Flashback off...

Vano kembali menghisap sabu itu sampau habis tak tersisa, Tubuh nya sudah merasa lebih ringan fikiran fikiran yang tadi nya kacau kini hilang akibat efek samping dari narkoba itu sendiri.

Vano memang seorang pecandu, Ia juga sering memperjual belikan berbagai macam narkotika kepada para konsumen rahasia nya dan keluarga nya tidak mengetahui hal ini sama sekali, Jika mereka tahu maka habis riwayat nya. Saat ini saja Vano tidak dianggap keberadaan nya oleh keluarga Biantoro, Apalagi jika sang ayah tahu bahwa anak bungsu nya ini sudah terlibat bisnis gelap bersama beberapa mafia.

Dirinya itu paling tidak suka jika dibanding banding kan dengan kakak kakak nya yang kini jauh lebih sukses dari dirinya. Pekerjaan sebagai dosen saja tidak cukup membuktikan kesuksesan bagi keluarga Biantoro yang selalu haus akan pujian orang orang. Tak lama setelah memakai narkoba tersebut, Vano terlelap dalam keadaan yang tak mengingat apapun.

_______
____
_______

Rintik hujan kini mulai berjatuhan, Terdengar suara tetesan air diatap atap gedung kampus. Jinan, Anggy dan juga kedua teman nya yang lain melihat kearah jendela yang kini diluar sudah turun hujan yang cukup deras membuat kelas siang ini cukup terasa malas.

Anggy sudah mulai tak fokus dengan dosen didepan nya yang sedang menerangkan, Mata nya malah fokus tertuju pada arah luar melihat deras nya hujan. Ia mengingat bahwa dirinya punya banyak kenangan dengan hujan mau itu kenangan indah, sampai kenangan paling buruk didalam hidup nya.

OUTSIDE LIMITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang