15 {Devil or Angel}

2.2K 262 104
                                    

~~

Hari berganti hari, minggu juga berganti minggu keakraban Keluarga Angkara sedikit demi sedikit mulai merenggang akibat keegoisan Mike yang tetap keukeuh untuk menjodohkan Jinan dengan Vano Biantoro.

Semakin hari Jinan semakin jarang ada dirumah, ia sudah tidak peduli dengan kemarahan Mike yang selalu membuatnya pusing. Perubahan sikap Jinan terlihat sangat signifikan, Jika dulu Jinan selalu tersenyum ramah dan bersikap lembut pada kedua orangtuanya, Kini sikap itu seolah hilang entah kemana.

Jinan kini lebih suka membatasi dirinya untuk sekedar berkomunikaasi dengan Mike dan Hana, Karna ia tahu pembahasan yang akan dibicarakan oleh mereka yaitu tentang perjodohan itu.

Sama hal nya dengan malam ini, Jinan baru saja sampai dirumah nya pada pukul 23.30 sepuluh menit yang lalu. Mike sudah santai dengan pakaian tidur nya, Hana pun sama. kedua orangtua Jinan pun memanggil Jinan yang dengan santai berjalan melewati kedua nya yang ada diruang keluarga.

"Dari mana kamu?, Jam segini baru pulang. Gak biasa kamu pulang larut kayak gini Jinan". Mike langsung berdiri menghampiri Jinan yang ototmatis menghentikan langkah nya.

Jinan memutar matanya malas.

"Bukan urusan papa, Udahlah Jiji capek mau istirahat. Jiji ke kamar dulu".

Jinan pun kembali berjalan melewati sang ayah yang juga kembali berbicara dan menghentikan nya lagi.

"Jangan pergi saat papa belum selesai berbicara Jinan!, Semakin hari kamu semakin berubah. Dimana Jinan yang penurut dan sopan terhadap orangtua?". Ucapan Mike terdengar oleh Jinan yang masih membelakangi dirinya.

"Ck, hahh... Papa yang udah buat Jinan kayak gini pah, Jangan harap Jinan bisa menerima perjodohan itu. Papa gausah berekspetasi tinggi sama Jinan, Karna Jinan gak akan pernah mau dijodohin sama laki laki yang gak pernah Jinan sukai apalagi Jinan cintai!".

Jinan berbalik badan sambil berdecak sebal, Ia begitu tak tahan dengan kemauan Mike yang selalu ingin melancarkan rencana perjodohan itu. Setelah berkata seperti itu Jinan pun berlari menaiki tangga untuk ke kamar nya.

"JINAN!!, Kenapa dia jadi kurang ajar sekarang, huftt".

Teriak Mike memanggil Jinan yang sudah jauh menghilang dipandangan nya.

"Anak kita tidak kurang ajar Pah, Dia cuma membela diri atas ketidakadilan yang terjadi padanya, itu aja. Lagian kenapa sih kamu gencar sekali menjodohkan putri kita?, Apa tidak bisa kamu membiarkan dia memilih pilihan nya?". Sahut Hana yang baru saja menghampiri Mike.

"Vano itu berasal dari keluarga baik baik, Dia dewasa. Dan papa sudah berjanji pada Rama sebelum Jinan lahir ke dunia ini, Jika kita berdua akan menjodohkan anak anak kita kelak. Usia Jinan memang masih sangat muda Mah, Tapi pikiran nya itu lebih dewasa dari usianya sendiri kan. Kalau memang Jinan tidak siap untuk menikah, yasudah tinggal tunangan saja dulu dan tunggu sampai dia siap. Kali ini saja Mah, kali ini saja Jinan mengikuti apa kemauan ku".

Tutur Mike begitu serius sambil menatap dalam mata istri nya. Hana yang mendengar penuturan Mike merasa sangat bimbang, Disatu sisi dirinya harus mendukung keputusan sang suami, tapi di sisi lain ia juga harus menjadi pendengar yang baik bagi putri semata wayang nya.

"Tapi kamu juga harus bisa mendengarkan apa kemauan Jinan Pah".

Ucap Hana membuat Mike terdiam seribu bahasa. Pikiran Mike melanglang buana entah kemana, Ia memikirkan penuturan istri nya tadi. Hana pun pergi meninggalkan suami nya yang masih diam tak bergerak ditempatnya.

Dikamar Jinan....

Gadis itu kembali menangis malam itu, Air mata yang sedari tadi ia bendung kini runtuh juga. Jinan merasa semakin ia dewasa malah semakin banyak tuntutan dari keluarga nya, padahal gadis berparas cantik ini tidak pernah membantah apapun yang dikatakan oleh kedua orangtua nya.

OUTSIDE LIMITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang