Kebahagiaan palsu yang ditunjukan oleh Vano dan Jinan di depan keluarga mereka masing masing mampu menutupi segala sandiwara yang sedang dilakukan oleh keduanya. Vano Biantoro adalah seorang lelaki yang sangat licik, tak jarang ia mengambil kesempatan kala sedang menjalankan kewajiban palsu nya sebagai tunangan dari Jinan.
Lama kelamaan, Vano semakin hari mulai jatuh hati pada Jinan, Siapa yang akan menolak kecantikan paras Jinan dan sifat yang dimiliki wanita itu yang dapat membuat siapa saja dengan mudahnya luluh lantah.
Hari ini Vano sudah berinisiatif untuk mengajak Jinan pergi bersama, Jika interaksi kedua nya semakin dekat maka kedua orangtua Jinan pasti akan merasa senang, begitu pikirnya. Sebagai seorang lelaki yang Gentle, Vano selalu bersikap selayaknya calon menantu yang baik dihadapan Mike.
Vano siang ini sudah mengosongkan jadwal nya mengajar di kampus nya Jinan, Ia kini sudah rapi dan sudah siap untuk menjemput Jinan dirumah nya. Lelaki itu melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, senyum sumringah tak pernah luntur dari wajah tampan nya.
Butuh waktu lima belas menit untuk sampai dirumah Jinan, Para penjaga yang sudah hafal dengan mobil Vano pun segera membukakan pagar tinggi itu agar memudahkan Vano masuk kedalam rumah Jinan.
Lelaki itu berjalan dengan santai nya menapaki beberapa anak tangga dan mengetuk pintu utama rumah itu, terlihat salah seorang pelayan wanita yang membuka kan pintu nya.
Vano tersenyum manis..
"Eh Mas Vano, Cari siapa Mas?". Tanya pelayan itu pada saat baru saja membuka kan pintu.
"Saya mau ketemu Jinan, Jinan nya ada?". Tanya Vano ramah pada pelayan itu.
"Oalah Mas Vano telat nih dateng nya, Non Jinan tadi baru saja pergi sama teman nya". Jawab pelayan itu menyayangkan keterlambatan Vano.
"Pergi?, pergi kemana mba? Padahal saya tadi udah kirim pesan kalo saya mau datang".
"Itu dia Mas, Non Jinan ndak ngasih tau mau pergi kemana² nya.. Dia pamit pergi gitu aja".
"Berapa orang temen nya mba?". Tanya Vano lagi karna masih penasaran.
"Satu Mas, orang nya ndak tingg² bgt, trus rambut nya pendek... saya blom tau sih namanya siapa, yang saya tau cuma Mba Shiren sama Mba Naura".
Ucapan Pelayan itu membuat Vano terdiam dan berpikir, Ia mencoba mengingat siapa orang yang disebutkan ciri² nya oleh si pelayan itu.
"Mas mau nunggu apa gimana?, Kalo mau nunggu yok silahkan masuk, kayanya Non Jinan masih lama sih Mas pulang nya". Ujar Pelayan itu membuat Vano membuyarkan pikiran nya.
"Ohh iya, emm saya tunggu Jinan sampe pulang aja. Boleh saya masuk?".
"Oh boleh to, silahkan Mas... monggo".
Vano pun berjalan memasukin rumah Jinan, Rumah megah itu terasa begitu hening dan sepi karna orang orang disana sedang sibuk dengan aktifitas mereka masing masing, Hana sibuk di kantor butik nya, Mike pun sama sibuk nya di kantor miliknya, dan Jinan sendiri sibuk bersama Anggy.
Lelaki itu duduk diruang tamu dan mengeluarkan ponselnya untuk menghilangkan rasa jenuh saat menunggu Jinan kembali.
Disisi lain, Jinan saat ini sedang bersama dengan Anggy. Agenda hari ini Jinan akan menemui rekan kerja nya di perusahaan agensi yang menaungi para model yang sudah dikirim ke kancah internasional. Jinan sengaja mengajak Anggy ke tempat ia mengejar mimpi nya agar Anggy tahu, Jika pekerjaan yang ia tekuni sekarang adalah salah satu sumber kehidupan nya juga.
Anggy berjalan dengan gontai di lobby perusahaan agensi itu, disamping nya Jinan yang selalu setia menggandeng lengan Anggy tak pernah melepaskan senyuman nya karna dari tadi banyak sekali yang menyapa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUTSIDE LIMITS
ActionPerjalanan kehidupan tidak selamanya akan berjalan mulus, terkadang kebahagiaan tak pernah terpisahkan dengan kesedihan. Bagaikan hujan dikala malam, tangis wanita itu bergema menggelegar semakin menjadi jadi. Wanita itu bernama Jinan Dwi Angkara, t...