29 {Effort}

1.1K 159 31
                                    

Hujan rintik mengguyur kota sedari pagi, suasana hari itu sangat mendukung kegalauan yang dirasakan oleh Anggy. Sejak kesalahpahaman itu terjadi, Jinan tak pernah membalas pesan singkat nya, Ia juga sudah mencoba menelpon Jinan berkali kali namun hasil nya tetap nihil, Jinan tetap pada pendirian nya. Marah.

Flashback....

Dengan langkah yang tergopoh, Jinan kembali ke rumah nya dengan keadaan yang terlihat begitu buruk. Rambut yang berantakan dan juga riasan wajah yang sudah rusak karna lunturan lunturan yang jatuh akibat air mata nya.

para pelayan yang melihat itu langsung sigap menghampiri Jinan karna anak majikan nya itu begitu lusuh dan memprihatinkan.

"non kenapa? apa yang terjadi non?".

salah satu pelayan berani bertanya langsung karna khawatir terjadi sesuatu pada Jinan.

Namun tanpa ada jawaban, Jinan hanya melenggang pergi sambil terus menangis kala memasuki lift di rumah nya itu.

Disisi lain, Anggy sudah berada di depan gerbang rumah Jinan. Ia membanting helm yang dipakainya, lalu berlari sekuat tenaga untuk segera menyelesaikan kesalahpahaman ini.

Namun saat ia akan masuk, para penjaga di halaman Jinan menghadang nya.

"Maaf non, Anda tidak diperbolehkan masuk kedalam".

ujar salah seorang penjaga sambil menghadang Anggy menggunakan pentungan.

"Saya teman nya Jinan, tolong izinkan saya masuk sekarang juga. Ini penting!!!". ucap Anggy gusar.

Anggy terlihat tak sabaran, mata nya memerah menahan tangisan dan juga amarah.

"Ini sudah jadi perintah, kami tidak bisa membantah".

Anggy tertegun mendengar hal itu.

Tubuhnya lemas tiba tiba, air mata yang ia tahan sedari tadi pun jatuh juga...

Dengan lesu ia berbalik badan, ia merasa sangat bersalah karna sudah membuat Jinan kecewa. Jinan pasti sangat marah, begitu fikirnya.

sudah sedikit lebih jauh dari para penjaga tersebut, Anggy pun kembali berbalik dan berteriak....

"AKU AKAN KEMBALI, AKU HARAP KEMARAHAN MU TIDAK BERTAHAN LAMA!!"

Setelah itu Anggy pun pergi melesat cepat dengan motor nya tanpa peduli keamanannya sendiri. Ia sudah terlalu kalut.

dikamar nya, Jinan hanya kembali menangis dan tak berselang lama ia mendengar teriakan samar dari Anggy. Tangisan nya terjeda karna ia mencoba mendengar lebih jelas apa yang dikatakan Anggy.

"Aku akan kembali, aku harap kemarahan mu tidak bertahan lama"

begitu yang ia dengar, dengan lemah Jinan berjalan menuju jendela kamar nya, Ia melihat punggung Anggy dari atas sana, Terus memperhatikan Anggy sampai pada akhir nya Anggy menghilang dibalik gerbang yang tinggi itu.

Jinan kembali terduduk dan kini tangisan nya mengeras sambil meraung raung di lantai.

Flashback off....

Kemarahan Jinan mengundang banyak asumsi publik, Ia terlihat murung di kampus dan juga di agensi tempat nya bekerja.

Tak jarang Bemby selalu menjadi samsak jika Jinan benar benar merasa kesal ketika ingatan nya melayang jauh pada hari itu, hari dimana ia melihat Anggy berselingkuh.

OUTSIDE LIMITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang