2 {The Planning}

2.2K 230 16
                                        

Matahari sudah mulai tidak terlihat. Sedikit demi sedikit cahaya nya tenggelam dan akan menggantikan cerah nya dengan kegelapan. Namun hal itu tak mengurungkan niat dua orang kakak beradik ini, untuk memulai kembali pekerjaan yang amat sangat rahasia dan juga kotor.

Anggy dan juga Harun langsung bergegas mempercepat langkah kaki nya menuju sebuah gedung tua yang sudah terbengkalai dan terlihat sangat menyeramkan, seolah para penghuni disana sudah bukan seorang manusia. Tanpa rasa ragu dan takut, Anggy membuka akses jalan menuju ruang bawah tanah yang sangat gelap gulita tanpa adanya penerangan apapun dan dengan diikuti oleh Harun dibelakangnya yang sibuk membawa barang-barang rahasia nya.

Berbekal penerangan dari ponsel, Mereka terus menelusuri lorong demi lorong sampai akhir nya menemukan sebuah pintu usang bertuliskan Dangerous. Anggy membuka pintu usang tersebut dengan mudah nya, karna ini bukanlah pertama kali dirinya dan sang kakak datang ke gedung terbengkalai ini. Dengan kunci ditangan nya, Anggy memutar kenop pintu lalu masuk ke ruangan yang sangat gelap itu.

Begitu sampai diruangan itu, Harun menyalakan saklar lampu dan kini ruangan itu tidak segelap tadi. Harun segera mengeluarkan semua yang ada di dalam tas dan koper nya dan segera memasang sesuatu yang memang harus dipasang.

"Gy, Coba kamu cek dulu monitor nya. Masih nyala atau ngga? kalo ga nyala kita harus kerja dua kali buat benerin dulu monitor itu". Titah Harun yang sedang mengotak atik sesuatu didalam laptop yang dibawa nya.

Anggy pun dengan sabar mengecek dan melihat apakah layar monitor yang tersedia diruang itu masih berfungsi atau tidak, karna sudah beberapa tahun mereka tidak melakukan misi berbahaya ini.

layar monitor komputer tersebut masih menyala dengan sempurna, setelah mengecek semua nya Anggy kembali menata persediaan sentaja yang juga ia bawa.

"Gimana? Aman?".

"Aman semua bang". ucap Anggy sambil memasukan beberapa peluru kedalam senjata api nya.

"oke, tunggu gua setting ini dulu. abis itu kita langsung konfirmasi sama antony". Ujar Harun kembali fokus dengan laptop nya.

Tak berselang lama setelah mereka menyusun semua keperluan misi nya kali ini, terdengar dering panggilan dilayar komputer yang sudah menyala sejak tadi.

Anggy langsung menghubungkan panggilan itu dengan earpeace yang sudah terpasang ditelinga kanan nya. Begitupun dengan Harun, Ia membenarkan posisi earpeace nya dan menekan tombol enter di keyboard untuk mengangkat panggilan tersebut.

Ting...

"Halo Anggy, Dan Harun.."

Sapa Antony terdengar dengan suara yang jelas diedit dan disamarkan.

"Halo bos, kita disini udah siap siaga. Misi apa yang harus kita lakukan sekarang?". Tanya Anggy sambil menatap lurus kearah monitor komputernya.

"Misi kali ini cukup sulit, Kalian tidak usah terburu-buru. Kalian harus punyaa rencana dan strategi bagus untuk menjalankan misi ini. Bayaran di misi kali ini, Kalian akan mendapatkan 10x lipat dari bayaran biasanya. Dengar saya baik-baik, saya tidak akan mengulang sampai dua kali!".

Suara samar antony kini terdengar serius.

Lantas, Anggy dan Harun semakin bersemangat untuk misi nya kali ini, bagaimana tidak ?, mereka berdua di iming-imingi bayaran yang lebih sangat besar dari biasanya. Anggy dan Harun semakin menajamkan pendengarannya, menunggu apa saja yang akan dikatakan oleh antony.

"Orang ini bukan sembarang orang. Dia adalah pemilik saham terbesar di Asia tenggara di bidang properti dan pertambangan. Pemilik Perusahaan properti MegaAngkara Corporation..."

OUTSIDE LIMITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang